Pars Today
Menteri Keuangan Rezim Zionis, memprotes keputusan Benny Gantz, untuk mundur dari Kabinet Perang Israel, dan menyebutnya tidak bertanggung jawab.
Anggota Kabinet Perang Rezim Zionis, mengancam akan menumbangkan pemerintahan Israel, saat ini, dan mengatakan, pembebasan tawanan Israel, dari tangan perlawanan Palestina, jauh lebih penting dari serangan ke Rafah.
Insiden penabrakan terhadap para demonstran anti-Perdana Menteri Israel, di Tel Aviv, memicu reaksi luas di tengah pejabat Rezim Zionis. Hal ini menunjukkan memburuknya krisis sosial, dan politik di Israel.
Media-media Israel, mengonfirmasi tingginya ketegangan politik di berbagai struktur Rezim Zionis, dan mengabarkan upaya sejumlah anggota Kabinet Perang, untuk menggulingkan Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu khawatir pada meningkatnya kekecewaan di kalangan anggota Partai Likud yang akan mengarah pada tindakan bersama dengan partai-partai oposisi untuk menggulingkannya.
Sumber-sumber media di Wilayah Pendudukan melaporkan bahwa rapat kabinet perang Benjamin Netanyahu berlangsung tegang dan berakhir dengan para menteri saling berteriak.
Jajak pendapat terbaru di bumi Palestina pendudukan menunjukkan bahwa jika digelar pemilu parlemen (Knesset) di kondisi saat ini, maka Ketua Partai Likud, Benjamin Netanyahu akan kalah di pemilu tersebut.
Mantan menteri peperangan rezim Zionis, Benny Gantz Senin (22/5/2023) dalam statemennya seraya menyerang kembali perdana menteri rezim ini, menekankan perlunya menggulingkan kabinet ini dan menggantinya dengan kabinet baru.
Sabtu (14/1/2023) sore seperti kebiasaan setiap Sabtu, akan digelar demonstrasi di Tel Aviv. Mengingat seruan luas, sepertinya ini adalah demonstrasi anti-pemerintah Netanyahu terbesar sejak perdana menteri ini memulai tugasnya.
Mantan Menteri Perang Rezim Zionis mengkhawatirkan peningkatan ketegangan di Wilayah pendudukan akibat naiknya kabinet baru. Ia berpendapat PM baru Israel, Benjamin Netanyahu, ekstrem dan membahayakan keamanan dalam negeri.