Menelisik Dimensi Eskalasi Ketegangan di Kabinet Perang Rezim Zionis
(last modified Sat, 06 Jan 2024 04:24:43 GMT )
Jan 06, 2024 11:24 Asia/Jakarta

Sumber-sumber media di Wilayah Pendudukan melaporkan bahwa rapat kabinet perang Benjamin Netanyahu berlangsung tegang dan berakhir dengan para menteri saling berteriak.

Tiga bulan telah berlalu sejak perang habis-habisan rezim penjajah Quds terhadap Jalur Gaza. Sampai sekarang, belum jelas kapan perang ini akan berakhir.

Perundingan gencatan senjata, yang dimediasi oleh Mesir, juga terhenti karena terbunuhnya Saleh Al-Arouri, Wakil Kepala Biro Politik Gerakan Hamas.

Kabinet perang Netanyahu

Situasi ini menimbulkan ketegangan di kabinet Netanyahu.

Telah terjadi ketegangan di kabinet Netanyahu sebelumnya, dan telah terjadi konflik verbal antara para menteri kabinet, terutama Ben-Gvir, Menteri Keamanan Dalam Negeri, dan Yoav Galant, Menteri Perang.

Perang Gaza telah meningkatkan ketegangan ini karena para menteri saling menuduh satu sama lain terkait operasi Badai Al-Aqsa dan juga mengenai kegagalan mereka mencapai tujuan perang Gaza.

Ketegangan baru muncul sehubungan dengan keputusan militer untuk menyelidiki serangan 7 Oktober.

Sebelumnya, media-media Zionis memberitakan bahwa tentara rezim ini memutuskan untuk mengangkat tim guna menyelidiki serangan 7 Oktober.
 
Reporter situs Axios, yang dekat dengan sumber-sumber Israel dan Amerika melaporkan bahwa pertemuan kabinet politik dan pertahanan Israel berakhir setelah perselisihan sengit antara beberapa menteri dan Herzi Halevi, Kepala Staf Gabungan Militer Zionis.
 
Sebuah sumber mengatakan kepada reporter Axios bahwa beberapa menteri kabinet menyerang Kepala Staf Gabungan Militer Israel karena perbedaan pendapat.

Kelanjutan pertemuan tersebut berujung pada konflik verbal antara Menteri Keamanan Dalam Negeri Ben-Gvir dan Benny Gantz, anggota kabinet perang. Gantz mendukung tindakan Herzi Halevi untuk menyelidiki serangan 7 Oktober.

Sumber-sumber media di Wilayah Pendudukan melaporkan bahwa rapat kabinet perang Benjamin Netanyahu berlangsung tegang dan berakhir dengan para menteri saling berteriak.

Selain isu tersebut, Netanyahu juga kembali mengalami ketegangan dengan menteri perang di kabinetnya.

Netanyahu, yang mencopot Galant dari jabatannya pada musim semi 2023 dan kemudian harus mengangkatnya kembali, masih memiliki perbedaan pendapat yang serius dengannya.

Channel 12 TV rezim Zionis melaporkan ketegangan verbal antara Netanyahu dan Galant.

Menurut laporan ini, setelah Benjamin Netanyahu melarang direktur Mossad dan Shin Bet menghadiri pertemuan dewan perang, terjadi perselisihan verbal antara dia dan Yoav Galant.

Dikatakan bahwa alasan utama penolakan Netanyahu terhadap kehadiran direktur Mossad dan Shin Bet dalam pertemuan dewan perang adalah karena dia tidak ingin informasi diberikan kepada menteri perang di kabinet.

Dalam hal ini, Channel 13 rezim Zionis, yang mengumumkan perselisihan verbal antara Netanyahu dan Galant, melaporkan bahwa Menteri Perang mengatakan kepada Netanyahu bahwa dia merugikan keamanan Israel.

Ada poin ketiga yang menjadi perdebatan dalam kabinet Netanyahu, yaitu terkait dengan pemerintahan Gaza setelah berakhirnya perang.

Berdasarkan hal tersebut, Kamis pekan lalu, rapat kabinet Netanyahu tidak digelar karena adanya perbedaan pendapat mengenai tata kelola Gaza pascaperang berakhir.

Bendera Palestina dan Logo Hamas

Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab berkepanjangannya perang Gaza adalah karena rezim Zionis belum mencapai kesimpulan mengenai pemerintahan Gaza pascaperang dan tidak mengetahui keputusan apa yang harus diambil terkait hal tersebut.

Poin terakhirnya adalah seringnya perselisihan dan ketegangan di kabinet Netanyahu menunjukkan bahwa perang berkepanjangan pada dasarnya tidak menguntungkan Tel Aviv dan akan mengakibatkan lebih banyak kegagalan bagi rezim ini.(sl)