Sidang Keamanan Manama; Hilangnya Fungsi Keamanan bagi Kawasan
Konferensi Keamanan Regional ke-17 dengan tema "Dialog 2021 Manama" digelar di Bahrain.
Sidang Keamanan Manama "Dialog Manama" sebuah pertemuan yang digelar setiap tahun di Manama, Bahrain. Sidang ini pertama kali digelar Desember 2004, yakni satu tahun setelah pendudukan Irak oleh Amerika Serikat dan pasukan kaolisinya. Di pertemuan ini, selain dihadiri perwakilan sejumlah negara kawasan dan trans-regional, juga hadir perserta dari berbagai organisasi dan lembaga internasional termasuk NATO, ASEAN, Liga Arab dan Dewan Kerja Sama Teluk Persia (P-GCC).
Sidang keamanan Manama ke-17 dibuka dengan pidato Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin. Citra nyata dari pertemuan ini adalah secara praktis tidak memiliki pengaruh pada tatanan kawasan Asia Barat, dan sekedar fokus pada sikap positif tanpa fungsi keamanan. Di sidang kali ini pun kondisi tersebut juga kembali terulang.
Menhan Amerika Serikat di pidato pembukaannya menyampaikan statemen anti-Iran. Seraya menyebutkan "pemanfaatan seluruh opsi yang penting" terhadap Iran, ia juga mengklaim bahwa pemerintahannya akan komitmen dengan hasil dialog diplomatik. Ia mengatakan, jika Iran berminat menunjukkan interaksi serius, maka saat itu seluruh opsi untuk menjaga keamanan Amerika akan kami perhatikan. Statemen ini dirilis di saat perundingan Wina ketujuh akan digelar pada 29 November mendatang.
Dengan demikian, terkait statemen menteri pertahanan Amerika ini ada tiga pandangan. Pertama, Austin menjelang perundingan Wina mengirim dorongan negatif bagi perundingan ini. Kedua, statemen Austin di atas segalanya, semacam terapi wicara untuk sekutu regional Amerika, dan tidak sejalan dengan posisi resminya dalam pembicaraan di Wina. Ketiga adalah bahwa Austin berusaha mengirim pesan kepada sekutu regional Amerika bahwa Washington tetap berkomitmen pada keamanan mereka.
Pernyataan anti-Iran tidak terbatas pada Menteri Pertahanan AS. Beberapa pejabat lain yang menghadiri pertemuan Manama juga membuat pernyataan anti-Iran. Ahmed Aboul Gheit, sekretaris jenderal Liga Arab, berulang kali menggunakan ungkapan campur tangan Iran dalam urusan negara-negara Arab. Menteri luar negeri Bahrain juga menuduh Iran menciptakan ketidakstabilan di kawasan itu.
Selain itu, di sidang 2021 ini, para peserta juga menunjukkan sikap anti-Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman dan menuding Ansarullah merusak keamanan dan stabilitas kawasan, tanpa mengisyaratkan kejahatan Arab Saudi terhadap warga Yaman. Statemen seperti ini merupakan bukti nyata Sidang Keamanan Manama yang tidak memiliki fungsi keamanan dan mengubahnya menjadi tribun belaka untuk pernyataan anti-Iran yang berulang.
Dimensi politik lain dari Sidang Keamanan Manama adalah kehadiran delegasi Israel dan pemanfaatan forum ini untuk menindaklanjuti ambisinya normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel. Penasihat keamanan nasional Israel, Eyal Hulata selain hadir di pertemuan ini, juga menggelar pertemuan dengan Putra Mahkota Bahrain, Salman bin Hamad Al Khalifa, Abdul Latif al-Zayani, menlu dan penasihat keamanan nasional Bahrain, serta sejumlah pejabat Arab lain. Tak lupa pula Hulata di Sidang Keamanan Manama merilis statemen anti-Iran.
Poin terakhir adalah statemen peserta Sidang Keamanan Manama mengindikasikan bahwa sidang ini telah dipolitisasi dan tidak memiliki prestasi bagi keamanan Asia Barat. Peserta sidang bukan saja tidak memperhatikan isu Palestina, tapi secara praktis Sidang Manam menjadi ajang untuk menjamin tujuan Israel. (MF)