Hizbullah: Muqawama Ancaman bagi Eksistensi Rezim Zionis
Mohammad Raad, Ketua Partai Loyalis terhadap muqawama di parlemen mengatakan, musuh Zionis menganggap muqawama sebagai ancaman bagi keberadaannya.
Pemilu parlemen Lebanon digelar 15 April lalu dan sebanyak 718 kandidat dalam bentuk 103 list bersaing untuk memperebutkan 128 kursi palemen di 15 daerah pemilihan. Di pemilu tersebut list muqawama berhasil meraih suara lebih banyak di banding dengan partai dan koalisi politik lain.
Menurut laporan Televisi al-Manar, Mohammad Raad Minggu (3/7/2022) mengatakan, "Kami ingin membentuk pemerintahan secepat mungkin dan tanpa persaingan untuk lebih banyak permintaan saham dari berbagai pihak."
"Secepatnya pemerintahan harus dibentuk untuk menghilangkan kendala sehingga terbuka pula peluang bagi pemilihan presiden," tambah Mohammad Raad.
Raad menjelaskan, "Musuh Zionis pertama-tama menganggap kita sebuah ancaman taktis dan penganggu, tetapi kemudian mencapai titik di mana rezim ilegal ini menganggap perlawanan sebagai ancaman eksistensial terhadap keberadaannya, keamanan dan sistem militernya."
Ketua Partai Loyalis terhadap muqawama di parlemen Lebanon ini menekankan, musuh Zionis karena khawatir terhadap muqawama telah mengubah bumi pendudukan Palestina menjadi pangkalan militer ofensifnya bagi Barat di kawasan.
Ia juga memperingatkan ancaman dan dampak normalisasi hubungan dengan Rezim Zionis dan menekankan, melalui metode ini, musuh ingin merusak muqawama yang kemampuannya tengah berkembang di dunia Arab dan Islam.
Sampai saat ini, melalui tekanan AS untuk menormalisasi hubungan dengan Rezim Zionis, empat negara Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko secara resmi mencapai kesepakatan dengan Tel Aviv untuk menormalisasi hubungan penuh dan diplomatik dengan rezim penjajah al-Quds ini. (MF)