Anasir Bayaran Saudi dan UEA Saling Bentrok di Yaman Selatan
-
Pasukan Saudi dan UEA di Yaman
Anasir yang berafilisi dengan pemerintahan Yaman yang mengundurkan diri, dan anasir dukungan Uni Emirat Arab (UEA) serta berafiliasi dengan Dewan Transisi Selatan (STC), saling bentrok di Provinsi Shabwah.
Tensi dan bentrokan antara milisi bersenjata STC yang menuntut pemisahan dengan Yaman, dengan militer pemerintah Yaman yang mengundurkan diri telah menjadi konstan dalam krisis Yaman sejak awal perang, dan telah menyebabkan konflik panjang dan berdarah di berbagai tahapan.
Para pengamat menilai konflik ini sebagai perebutan kekuasaan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, di mana STC tunduk pada perintah UEA dan pemerintah Yaman yang mengundurkan diri tunduk pada perintah Arab Saudi serta mereka tidak memiliki wewenang.
Ketidakamanan dan pertumpahan darah dan persaingan berdarah kelompok-kelompok di kota-kota selatan di bawah kendali pemerintah yang mengundurkan diri terjadi ketika kota-kota dan provinsi-provinsi di bawah kekuasaan pemerintah Sana'a berada dalam keamanan penuh, dan kecuali serangan udara koalisi Saudi, di sana tidak ada kasus pengeboman atau pembunuhan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan al-Arabi al-Jadid Rabu (10/8/2022), selama bentrokan antara anasir bayaran Arab Saudi dan UEA di Yaman Selatan, puluhan orang tewas dan terluka, tapi sampai kini belum ada keterangan mengenai jumlah pasti korban.
Sekaitan dengan ini, sebuah sumber militer kepada al-Arabi al-Jadid terkait alasan bentrokan ini mengatakan, pasukan pemerintah yang mengundurkan diri atas instruksi Dewan Kepresidenan mundur dari posisinya untuk pergi ke berbagai kamp dan keluar dari kota Ataq, tapi pasukan pihak seberang, yakni anasir bayaran UEA menolak mundur dan melaksanakan perintah, tapi malah maju untuk merebut kontrol kota.
Sumber militer ini menambahkan, anasir bayaran UEA masih melanjutkan blokadenya terhadap rumah Abd Rabbo Laakab, komdanan pasukan keamanan khusus yang dipecat, dan membombardir kamp al-Najdah. Hal ini memicu bentrokan baru.
Arab Saudi dengan dukungan Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan sejumlah negara lain melancarkan agresi militer ke Yaman sejak Maret 2015 serta memblokade total negara ini dari darat, udara dan laut.
Perang yang dikobarkan Arab Saudi dan sekutunya di Yaman sampai saat ini telah menewaskan dan menciderai ratusan ribu orang dan memaksa lebih dari empat juta warga Yaman mengungksi. (MF)