Pasukan Agresor Jarah Migas Yaman untuk Dikirim ke Eropa
(last modified Mon, 24 Oct 2022 14:25:40 GMT )
Okt 24, 2022 21:25 Asia/Jakarta
  • Pelabuhan Dabba (al-Dhabbah), Yaman.
    Pelabuhan Dabba (al-Dhabbah), Yaman.

Menteri Informasi Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman Dhaifullah al-Shami menegaskan, kami tidak bisa membiarkan minyak dan gas (migas) Yaman dibawa ke Eropa sementara rakyat kami menghadari krisis gas.

Yaman adalah negara Arab termiskin yang memiliki sumber daya minyak dan gas, dan sumber daya ini adalah sumber utama pendapatan rakyat di negara tersebut.

Cadangan minyak Yaman sekitar 11.950 miliar barel, sedangkan total cadangan gas sekitar 18.283 triliun kaki kubik. Yaman mulai memproduksi dan mengekspor gas alam cair pada tahun 2009. Sekitar 70% dari sumber daya anggaran publik, 63% dari total ekspor negara dan 30% dari PDB adalah pendapatan energi.

Proyek gas alam cair dianggap sebagai salah satu proyek ekonomi terbesar di Yaman, yang diharapkan memberikan 30-50 miliar dolar pendapatan publik negara itu dalam 30 tahun ke depan, tetapi agresi militer koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab (UEA) mencegah penyediaan pendapatan dan anggaran tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, Yaman dilanda perang, sebagian besar dari sumber daya energi negara ini berada di bawah kekuasaan Arab Saudi dan UEA. Kedua negara tersebut sedang menjarah sumber daya alam Yaman.

Menteri Perminyakan dan Mineral Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman Ahmed Dares baru-baru ini mengumumkan bahwa jumlah total minyak mentah yang dijarah oleh negara-negara anggota koalisi agresor pimpinan Arab Saudi dan tentara bayaran mereka dari 2018-Juli 2022 berjumlah 130 juta barel minyak atau senilai lebih dari sembilan miliar dolar.

Yaman

Pasca meletusnya perang antara Rusia dan Ukraina, kebutuhan energi negara-negara Eropa khususnya gas meningkat karena Rusia memutus ekspor gas ke negara-negara yang mendukung Ukraina disebabkan sanksi. Amerika Serikat (AS) dan Eropa memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia dengan dalih perang di Ukraina.

Sementara kekhawatiran negara-negara Eropa tentang gas telah meningkat dan negara-negara ini khawatir tentang musim dingin yang parah mendatang dan kerusuhan sosial, untuk itu masalah gas Yaman menjadi lebih penting bagi mereka.

Beberapa negara Eropa, terutama Jerman dan Prancis, berusaha mengimpor gas Yaman karena sumber daya ini dikuasai oleh Arab Saudi dan UEA, dan Yaman tidak memiliki kendali atas sumber daya alam tersebut.

Dewan Pimpinan Presiden Yaman, yang didukung oleh Arab Saudi dan UEA, berusaha memperoleh pendapatan untuk dirinya sendiri dengan mengekspor gas ke Eropa melalui UEA.  

Ketua Dewan Pimpinan Presiden Rashad Mohammed al-Alimi melakukan perjalanan ke Berlin dan sumber berita melaporkan tentang kesepakatan untuk mentransfer gas Yaman ke Jerman selama kunjungan tersebut. Di sisi lain, beberapa sumber juga mengumumkan kesepakatan antara Berlin dan Abu Dhabi untuk mengekspor gas Yaman ke Jerman.

Setelah kedatangan pasukan yang setia kepada UEA di provinsi al-Shabwah dan mengambil kendali di sana, krisis yang dihadapi rakyat Yaman semakin meningkat. Krisis ini makin parah karena adanya krisis global yang disebabkan oleh perang di Ukraina. Krisis energi juga melanda Eropa sehingga UAE mengambil tindakan serius untuk mengekspor gas Yaman.

Menanggapi hal itu, pejabat perminyakan Yaman mengumumkan penjarahan terorganisir terhadap sumber daya energi Yaman oleh UEA untuk dikirim ke Eropa. (RA)