Transformasi Asia Barat, 7 Januari 2023
Dinamika di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Media Zionis: Saudi dan Israel Bohong, Sekjen Hizbullah Masih Hidup
Menlu UEA Bertemu Presiden Suriah, Ini yang Dibahas, 35 Aktivis Perempuan Saudi Dijatuhi Hukuman Penjara 11 Tahun, Parlemen Arab Kecam Kabinet Baru Zionis, Yaman: Syahid Soleimani Pemimpin Poros Perlawanan, Jenderal Zionis Akui Kegagalan Strategi Israel Lawan Iran, Al-Sudani: Teror Komandan yang Menang Lawan Terorisme, Langgar Hukum Internasional, Pejuang Palestina Serang Pos Tentara Zionis di Tepi Barat,
Media Zionis: Saudi dan Israel Bohong, Sekjen Hizbullah Masih Hidup
Media-media Rezim Zionis menyebut media Arab Saudi dan Israel, telah menyebarkan berita bohong bahwa Sekjen Hizbullah Lebanon meninggal dunia, dan nyatanya ia masih hidup.
Stasiun televisi Al Mayadeen, Rabu (4/1/2023) mengutip media-media berbahasa Ibrani melaporkan, beberapa media Israel, langsung memutus pidato Sayid Hassan Nasrullah terkait peringatan gugurnya Syahid Qassem Soleimani, dan Syahid Abu Mahdi Al Muhandis yang disiarkan langsung dari Beirut.
Kanal 13 televisi Israel, sebelum Sekjen Hizbullah berpidato mengumumkan, "Seluruh berita yang sebelumnya disebarkan terkait kematian Nasrullah, dan seluruh laporan di media sosial serta di tempat lain, ternyata tidak benar. Kami di sini sekali lagi merasakan keputusasaan, dan Nasrullah lah yang sedang berpidato sore ini."
Media Israel ini menambahkan, "Nasrullah di awal pidatonya tidak berbicara soal Israel, tapi menyinggung media-media Israel, sementara pidatonya disiarkan secara langsung dari Beirut."
Menurut Kanal 13 TV Israel, Nasrullah mengaku bahwa ia berada dalam kondisi sehat, dan apa yang dipublikasikan sebelumnya adalah berita bohong media-media Israel dan Arab Saudi.
"Penyakit strok, dan gangguan pernafaan yang dikabarkan telah membuat Sekjen Hizbullah dibantu alat pernafasan, semuanya bohong," pungkasnya.
Menlu UEA Bertemu Presiden Suriah, Ini yang Dibahas
Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) bertemu dengan Presiden Suriah di Damaskus untuk membahas berbagai isu penting yang disepakati kedua belah pihak.
Setelah Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada 2011, negara-negara Arab termasuk UEA menarik duta besar mereka dari Damaskus. Namun kemudian UEA membuka kembali kedutaannya di Damaskus pada Januari 2019.
Kantor berita resmi Suriah, SANA hari Rabu (4/1/2023) melaporkan kunjungan Abdullah bin Zayed Al Nahyan, Menteri Luar Negeri UEA bersama delegasi negaranya, dan pertemuan dengan Presiden Suriah Bashar Assad untuk membahas berbagai masalah penting.
Kerja sama kedua negara di berbagai bidang dan pengembangan hubungan komersial dan ekonomi menjadi isu utama pertemuan tersebut.
Pada 15 Maret 2022, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengunjungi Uni Emirat Arab dalam lawatan resmi setelah lama memutuskan hubungan dengan negara-negara Teluk Persia.
Lawatan Presiden Suriah ke UEA terjadi beberapa bulan setelah Abdullah bin Zayed, Menteri Luar Negeri UEA, mengunjungi Damaskus.
Saat itu, Abdullah bin Zayed menyampaikan undangan resmi dari Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed kepada Assad untuk mengunjungi UEA.
35 Aktivis Perempuan Saudi Dijatuhi Hukuman Penjara 11 Tahun
Sumber organisasi hak asasi manusia internasional mengumumkan putusan pengadilan Arab Saudi yang menjatuhi hukuman penjara terhadap 35 aktivis perempuan.
Hak asasi manusia tidak memiliki tempat bagi pemerintah Arab Saudi, karena mereka kehilangan hak yang paling dasar seperti kebebasan berbicara dan hak politik.
Televisi Al-Alam hari Kamis (5/1/2023) melaporkan 35 aktivis perempuan Saudi, yang namanya tidak disebutkan, dijatuhi hukuman total 11 tahun penjara dalam tindakan yang tidak adil yang dikeluarkan pengadilan Arab Saudi.
Rezim Al-Saud telah mengintensifkan penerbitan hukuman kejam terhadap aktivis perempuan Saudi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2022, kejahatan terbesar dalam sejarah Arab Saudi terjadi dan banyak hukuman mati dijatuhkan selama satu abad terakhir.
Belum lama ini, Organisasi Hak Asasi Manusia Eropa-Saudi dalam laporan tahunannya tentang hak asasi manusia, mengumumkan pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlanjut di Arab Saudi, dan memperingatkan akan terjadinya kejahatan yang lebih keji di tahun mendatang.
Parlemen Arab Kecam Kabinet Baru Zionis
Parlemen Arab mengutuk upaya kabinet baru rezim Zionis untuk mengintensifkan pemukiman di Tepi Barat dan kota Quds.
Benjamin Netanyahu, yang secara resmi memulai karirnya sebagai perdana menteri Israel Kamis lalu, mengumumkan peningkatan pembangunan permukiman Zionis sebagai salah satu prioritasnya.
Parlemen Arab dalam sebuah pernyataannya hari Senin (2/1/2023) mengutuk upaya kabinet baru Israel untuk mengintensifkan permukiman Zionis di Tepi Barat dan Kota Quds, dengan menekankan bahwa langkah-langkah ini merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.
Parlemen Arab memperingatkan bahaya dan konsekuensi dari tindakan rezim Zionis yang akan memunculkan kekerasan dan ledakan di daerah tersebut.
Selain itu, parlemen Arab menyerukan supaya PBB dan komunitas internasional bertindak tegas untuk menghentikan aksi destruktif rezim Zionis.
Yaman: Syahid Soleimani Pemimpin Poros Perlawanan
Sekretaris Dewan Politik Yaman menyatakan bahwa komandan Syahid Qassem Soleimani adalah salah satu komandan tinggi yang memainkan peran penting dalam membantu kemenangan front perlawanan.
Yasser Al-Hurri, Sekretaris Jenderal Dewan Politik Yaman pada peringatan tahun ketiga Kesyahidan Letjen Qassem Suleimani hari Senin (2/1/2023) mengatakan,"Syahid Suleimani adalah salah satu dari sedikit orang yang memenangkan kemenangan besar yang jauh dari sorotan media. Ini adalah kemenangan besar dari itikad kuat dan kepercayaan Syahid Soleimani yang berpijak dari prinsip-prinsip agama,".
"Jika Syahid Suleimani tidak berperan di medan perang menghadapi terorisme, Daesh dan kelompok-kelompok teroris lainnya masih aktif di wilayah Asia Barat," ujar Yasser al -Hurri.
"Komandan Mujahidin Qassem Soleimani memainkan peran strategis dalam menggalang kerja sama dengan para pemimpin perlawanan, dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk menghadapi imperialisme dan konspirasi Amerika," tegasnya.
Letnan Jenderal Qassem Soleimani, mantan komandan Pasukan Qods Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) bersama Abu Mahdi Al-Muhandis, Wakil Komandan Al-Hashd al-Shaabi dan delapan orang lainnya gugur pada 3 Januari 2020 dalam serangan udara agresor Amerika di dekat bandara Baghdad. Padahal Letjen Soleimani ketika itu diundang sebagai tamu kenegaraan perdana menteri Irak.
Jenderal Zionis Akui Kegagalan Strategi Israel Lawan Iran
Mantan Kepala Dinas Intelijen Militer Rezim Zionis mengakui bahwa strategi Tel Aviv melawan Iran, yang didasarkan pada sanksi ekonomi yang keras dan pembentukan rencana pencegahan militer AS, telah gagal.
Jenderal Tamir Hyman hari Minggu (1/1/2022) memperingatkan kabinet baru rezim Zionis yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu bahwa strategi melawan Republik Islam Iran saat ini tidak akan berhasil.
Direktur Eksekutif Institut Studi Keamanan Nasional Israel (INSS) ini mengakui bahwa kebijakan sanksi yang terjadi setelah penarikan Amerika Serikat dari JCPOA tidak menyebabkan isolasi politik dan ekonomi bagi Iran, dan isolasi ini tidak nyata, karena mendapat dukungan ekonomi dari Rusia dan Cina.
Dia melanjutkan dengan membuat klaim tak berdasar terhadap Iran, dengan mengungkapkan, "Jika Iran berhasil memproduksi bom nuklir, kita akan berada dalam situasi yang menjadikan ancaman nyata terhadap Israel untuk pertama kalinya,".
Klaim mantan pejabat tinggi rezim Zionis ini mengemuka di saat Tehran berulang kali menekankan bahwa membuat bom tidak memiliki tempat dalam doktrin politiknya.
Al-Sudani: Teror Komandan yang Menang Lawan Terorisme, Langgar Hukum Internasional
Perdana Menteri Irak, Mohammad Shia Al Sudani menyebut langkah Amerika meneror komandan yang menang melawan terorisme bertentangan dengan kesepakatan kedua negara dan pelanggaran nyata terhadap kedaulatan wilayah Irak.
Pada 3 Januari 2020, Letjen Syahid Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Qods IRGC, dan Syahid Abu Mahdi Al Muhandis, Wakil Komandan Hashd Al Shaabi, beserta delapan kawan seperjuangan mereka, gugur dalam serangan udara pasukan Amerika Serikat di Bandara Baghdad.
Menurut laporan Televisi al-Alam Kamis (5/1/2023), Mohammad Shia Al Sudani di acara peringatan gugurnya Syahid Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis menegaskan bahwa langkah pemerintah AS menyerang para komandan ini sebuah pelanggarann nyata terhadap kedaulatan Irak dan melanggar seluruh hukum internasional.
Al Sudani menambahkan bahwa tokoh-tokoh ini memainkan peran indikatif dalam membendung serangan teroris di Irak dan kawasan, dan langkah Amerika tidak selaras dengan kesepakatan bilateral antara kedua negara.
Perdana menteri Irak seraya menjelaskan bahwa pemerintahannya berusaha untuk membentuk landasan yang kokoh bagi kedaulatan teritorial Irak, serta Irak yang kuat merupakan slogannya, mengungkapkan, Irak yang independen tidak melibatkan diri dalam konflik regional dan internasional dan mengambil peran penting dalam upaya menyelesaikan konflik.
Al Sudani lebih lanjut menambahkan bahwa tujuan syuhada Irak adalah membuat negara ini stabil dan proses memerangi terorisme, korupsi dan melaksanakan reformasi ekonomi akan berlanjut serta pemerintah serius akan mencegah penyelundupan valuta dan berusaha untuk mengembangkan industri dan pertanian serta memulihkan taraf hidup masyarakat.
Pejuang Palestina Serang Pos Tentara Zionis di Tepi Barat
Pasukan Perlawanan Palestina menargetkan posisi tentara rezim Zionis di Tepi Barat.
Rezim Zionis menyerang, melukai dan membunuh maupun memenjarakan orang-orang Palestina di berbagai daerah di Palestina, yang memicu perlawanan dari pasukan perlawanan Palestina.
Kelompok Perlawanan Palestina hari Jumat (6/1/2023) menanggapi kejahatan terbaru rezim Zionis dengan menyerang pos tentara rezim Zionis di selatan Nablus. Mereka melancarkan aksi penembakan dan ledakan terhadap tentara Israel.
Media Zionis juga melaporkan bahwa pasukan Palestina menembaki tentara Zionis di Nablus selatan.
Selain itu, para pejuang Palestina juga melancarkan serangan terhadap pos pemeriksaan Zionis al -Jalma.
Sementara itu, Pasukan Israel menyerbu wilayah Jebel al-Makbar di Quds hari Kamis dan menangkap sejumlah pemuda Palestina.