Manuver Gabungan AS-Israel; Bantuan Washington kepada Tel Aviv Lewati Krisis
(last modified Tue, 24 Jan 2023 12:47:16 GMT )
Jan 24, 2023 19:47 Asia/Jakarta
  • Tentara Zionis (dok)
    Tentara Zionis (dok)

Berbagai media berbahasa Ibrani Senin (23/1/2023) sore melaporkan, manuver gabungan terpenting antara militer rezim Zioins dan Amerika tengah dimulai.

Televisi Kan dilaporannya terkait hal ini menyatakan, manuver gabungan ini diikuti lebih dari 140 jet tempur dan unit-unit angkatan laut.

Ada tiga poin terkait manuver gabungan ini:

Poin pertama adalah bahwa latihan bersama antara Tel Aviv dan Washington ini merupakan kelanjutan dari kebijakan bermusuhan poros Barat-Ibrani melawan Republik Islam Iran dan strategi tekanan habis-habisan terhadap Tehran. Amerika dan Israel, yang tidak mencapai tujuan mereka untuk melanjutkan gangguan internal Iran, mencoba berpura-pura melakukan latihan ini dengan tujuan mempraktikkan kemungkinan perang melawan Iran.

PM Israel Benjamin Netanyahu

Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat dan rezim Zionis telah berulang kali menggunakan pengaruh latihan militer untuk menekan Iran agar menerima tuntutan Barat di berbagai bidang, termasuk menarik diri dari kawasan, sambil meningkatkan tekanan terhadap Iran, tetapi mereka tidak pernah mencapai tujuan ini.

Poin kedua adalah bahwa latihan ini adalah latihan normal yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesiapan tempur para pihak, dan masalah simulasi perang dengan Iran juga merupakan proyeksi.  Amir Bohbot, koresponden militer Walla News, mengumumkan dalam hal ini bahwa latihan tersebut dimulai pada hari Sabtu kemarin, dan dalam rangka itu akan dipantau tingkat kesiapan pasukan Amerika dan Israel, serta peningkatan pasukan kinerja operasional kedua pasukan.

Poin ketiga dan lebih penting adalah manuver ini ditujukan untuk membantu menurunkan tensi keras terhadap kabinet Benjamin Netanyahu. Netanyahu dan Israel selama bulan ini menghadapi represi internal paling keras. Kebinet keenam Nentanyahu tercatat sebagai kabinet paling radikal di sejarah 75 tahun rezim Zionis Israel.

Sebuah think tank Arab menulis: "Kabinet ini terdiri dari 30 menteri dan 10 wakil menteri, dan dalam hal jumlah menteri dan wakilnya, ini adalah kabinet terbesar kedua dalam sejarah Israel. Ini adalah jumlah yang besar untuk memuaskan partai-partai yang berpartisipasi dalam koalisi kabinet yang memeras Netanyahu untuk mendapatkan saham dan posisi menteri, karena mereka menganggap Netanyahu tidak punya pilihan lain. Selain itu, Netanyahu membagikan banyak posisi menterinya kepada anggota partainya untuk meyakinkan mereka tentang kesetiaan mereka. Netanyahu juga memberi penghargaan kepada anggota Knesset, Amichai Chikli dan Idit Silman, yang membelot dari partai Yemina dan membuat jatuhnya kabinet Bennet-Lapid, dan memberi posisi menteri di kabinetnya.

Meskipun demikian, kabinet mengalami krisis sejak hari pertama dan meski umurnya belum mencapai sebulan, ia menghadapi risiko keruntuhan. Pemerintah AS berusaha mencegah kabinet Netanyahu runtuh. Dalam hal ini, Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, mengunjungi Palestina pendudukan minggu lalu, dan sebuah laporan berita menunjukkan bahwa setelah kunjungan Sullivan, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken juga akan mengunjungi Palestina pendudukan minggu depan. Perjalanan dan latihan ini bersifat domestik untuk kabinet Netanyahu, dan Amerika berusaha membantu Perdana Menteri Israel dan kabinet barunya untuk mengatasi krisis saat ini. (MF)