Transformasi Asia Barat, 29 April 2023
Transformasi di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti; Saudi Minta Penerbangan dari Iran Tiga Kali dalam Sepekan.
Selain itu, masih ada isu lainnya seperti;
- Menlu Yordania Tolak Jawab Telepon Menlu Rezim Zionis
- Protes Angkatan Bersenjata, Veteran Tentara Zionis Bakar Diri
- Irak Tidak Pernah Izinkan Pembukaan Hubungan dengan Rezim Zionis
- Keamanan Siber Israel Dipermalukan, Situs Mossad Diretas
- Yaman: Saudi Lebih Baik Dahulukan Kepentingan Dirinya daripada AS
- Damaskus: Pertemuan Moskow Bahas Penarikan Pasukan Turki dari Suriah
- Menlu Suriah dan Oman Bicarakan Transformasi Kawasan
- Menlu Iran dan Sekjen Hizbullah Bahas Situasi di Kawasan
- Lindungi Bab al-Rahmah, Ribuan Jemaah Palestina Salat Subuh di al-Aqsa
Saudi Minta Penerbangan dari Iran Tiga Kali dalam Sepekan
Menteri Jalan dan Pembangunan Kota Iran mengabarkan permintaan resmi perusahaan penerbangan nasional Arab Saudi, untuk menambah rute penerbangan dua negara menjadi tiga kali dalam seminggu di luar penerbangan untuk haji.
Mehrdad Bazrpash, Senin (24/4/2023) menuturkan, "Dalam beberapa hari terakhir perusahaan penerbangan nasional Saudi, secara resmi meminta Iran, untuk menambah rute penerbangan Iran-Saudi, di luar penerbangan haji, menjadi tiga kali dalam seminggu."
Ia menambahkan, "Sebelumnya kedua negara sudah mengumumkan tekadnya untuk mengerahkan semua upaya guna memperkuat perdamaian dan keamanan regional serta internasional dalam kerangka realisasi sejumlah nota kesepahaman umum kerja sama ekonomi, perdagangan, investasi, teknologi, ilmu pengetahuan dan yang lainnya, dan berusaha memperluas kerja sama dengan menambah rute penerbangan dua negara di luar haji."
Menurut Menteri Jalan dan Pembangunan Kota Iran, perusahaan penerbangan nasional Iran, berdasarkan kewajiban substansialnya akan mengerahkan seluruh upaya untuk membuka rute penerbangan Iran-Saudi.
Menlu Yordania Tolak Jawab Telepon Menlu Rezim Zionis
Menyusul penangkapan sejumlah warga Yordania, oleh pasukan Rezim Zionis, Menteri Luar Negeri negara ini menolak menjawab sambungan telepon Menlu Israel.
Dikutip stasiun televisi KAN, Minggu (23/4/2023) malam, Ayman Safadi, Menlu Yordania, menolak menerima panggilan telepon Menlu Rezim Zionis, setelah ketegangan terbaru dalam hubungan Amman-Tel Aviv.
Menurut KAN, sejumlah banyak pejabat termasuk beberapa perantara berusaha membantu supaya terjadi kontak telepon antara Menlu Yordania, dan Menlu Rezim Zionis, namun Ayman Safadi menolak menerimanya.
Pasukan Rezim Zionis, Minggu malam mengaku telah menangkap tiga penumpang sebuah kendaraan yang berusaha memasuki Wilayah pendudukan dari Yordania. Militer Zionis mengklaim, orang-orang yang ditangkap tersebut membawa senjata, dan emas.
Menanggapi insiden ini, Kemlu Yordania mengatakan akan mengusut penangkapan salah seorang anggota Parlemen negara itu atas tuduhan penyelundupan senjata dan emas, melalui saluran terkait.
Militer Zionis mengklaim, orang-orang yang ditangkap itu bermaksud masuk ke Wilayah pendudukan, dan membawa tiga koper yang di dalamnya terdapat 15 pucuk pistol, 12 senapan mesin, dan sekitar 100 kilogram emas.
Protes Angkatan Bersenjata, Veteran Tentara Zionis Bakar Diri
Seorang pensiunan tentara Rezim Zionis, melakukan aksi bakar diri untuk memprotes keputusan Angkatan Bersenjata Rezim Zionis terkait dirinya.
Situs Times of Israel, Senin (24/4/2023) melaporkan, menurut Kementerian Perang Rezim Zionis pelaku adalah seorang veteran tentara berusia 38 tahun yang mengalami disabilitas.
Eks-tentara Israel, itu mendatangi kantor Departeman Rehabilitasi di Tiberias, kemudian menuangkan cairan mudah terbakar di pintu gedung, dan mulai membakar dirinya sendiri.
Menurut keterangan Kementerian Perang Rezim Zionis, petugas keamanan bergerak cepat, dan segera menarik orang tersebut untuk kemudian mendapat pertolongan medis.
Kementerian Perang Rezim Zionis mengatakan veteran tentara yang disabilitas itu tidak puas karena permohonannya untuk diakui sebagai prajurit yang terluka tidak dikabulkan pada tahun 2012.
Mantan personel militer Rezim Zionis tersebut dikabarkan mengalami luka ringan, dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
Irak Tidak Pernah Izinkan Pembukaan Hubungan dengan Rezim Zionis
Menteri Luar Negeri Irak menegaskan bahwa ketentuan negaranya tidak akan pernah mengizinkan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis.
Tahun lalu, parlemen Irak mengadopsi hukum pidana dalam masalah hubungan dengan rezim Zionis dengan dukungan dengan mayoritas suara yang melibatkan 275 dari 329 anggota dewan legislatif Irak.
Menlu Irak, Fouad Hussein dalam sebuah wawancara dengan Al-Ahed Irak Senin (24/4/2023) malam menegaskan penentangannya terhadap normalisasi hubungan dengan rezim Zionis.
Mengenai periode di era Saddam, Menlu Irak mengungkapkan, "Kedaulatan Irak dari Tahun 1991 hingga Tahun 2003 tidak memiliki arti, dan semuanya telah berada di bawah payung PBB,"
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah Baghdad berusaha untuk menciptakan pasar minyak di benua Afrika, dengan merujuk pada upaya pemerintah Irak untuk mengaktifkan delegasi diplomatik di kawasan ini.
Keamanan Siber Israel Dipermalukan, Situs Mossad Diretas
Serangan siber terhadap rezim Zionis semakin meluas hingga menargetkan situs Dinas Intelejen Israel (Mossad).
Televisi Mayadeen hari Senin (24/4/20230 melaporkan sebuah kelompok peretas bernama Anonymous Sudan menyerang beberapa situs web rezim Zionis, termasuk situs Mossad.
Kelompok hacker ini mengumumkan bahwa dua situs web pemerintah utama, satu milik Mossad dan yang lainnya untuk asuransi pemerintah berhasil diretas, dan mengancam akan melancarkan serangan yang lebih besar.
Dimensi serangan siber lanjutan belum diumumkan, tetapi dapat menyebabkan kebocoran banyak informasi Mossad.
Selama beberapa hari terakhir, banyak laporan telah dirilis mengenai serangan siber terhadap beberapa situs web perbankan, perusahaan listrik, asuransi, pos, kesehatan, bandara Ben Gurion dan beberapa pusat lain di wilayah pendudukan.
Media Zionis melaporkan bahwa perusahaan pos dan sistem irigasi Israel menjadi target serangan dunia maya.
Yaman: Saudi Lebih Baik Dahulukan Kepentingan Dirinya daripada AS
Seorang pejabat Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman, meminta pejabat Arab Saudi untuk mendahulukan perundingan penyelesaian situasi Yaman, guna mencapai perdamaian permanen, daripada kepentingan Amerika Serikat.
Dikutip Sputnik, Selasa (25/4/2023), Mohammed Al Fareh mengatakan, "Beberapa pihak memprediksi jika perundingan dengan pemerintah Saudi gagal, maka hanya sumur minyak, dan kilang-kilang serta pusat-pusat pengolahan produk minyak Saudi, yang akan menjadi target serangan."
Ia menambahkan, "Minyak adalah sesuatu yang jelas, dan bukan bagian dari itu, akan tetapi diperkirakan bahwa pelayaran akan terhenti total, dan kita semua akan tinggal tanpa pelabuhan serta bandara."
Anggota Biro Politik Ansarullah Yaman itu menjelaskan, "Orang-orang Saudi, harus mendahulukan kepentingan-kepentingan dirinya sendiri daripada kepentingan AS."
Perundingan diharapan terjadi antara delegasi Arab Saudi di bawah pimpinan Duta Besar negara itu untuk Yaman, dan delegasi Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman.
Damaskus: Pertemuan Moskow Bahas Penarikan Pasukan Turki dari Suriah
Kementerian Pertahanan Suriah mengumumkan bahwa masalah penarikan pasukan Turki dari wilayah Suriah dibahas dalam pertemuan segi empat di Moskow.
Kementerian Pertahanan Suriah dalam sebuah pernyataan hari Rabu (26/4/2023) mengatakan, "Dalam pertemuan segi empat para menteri pertahanan Suriah, Rusia, Iran dan Turki dibahas masalah penarikan pasukan Turki dari Suriah dan penerapan perjanjian khusus di jalan internasional M4,".
Dengan dalih memerangi teroris, pasukan Turki telah menduduki bagian utara dan timur laut Suriah selama sekitar tiga tahun. Hingga kini sejumlah tentara Turki masih berada di daerah tersebut.
Pada pertemuan segi empat yang berlangsung dalam suasana konstruktif, ditekankan pentingnya melanjutkan pertemuan untuk menjamin dan menjaga stabilitas Suriah dan kawasan.
Pejabat Kementerian Pertahanan Turki juga mengumumkan bahwa pertemuan tersebut membahas percepatan pemulangan pengungsi Suriah ke negaranya dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk normalisasi hubungan dengan Suriah.
Pada tahun 2011, perang saudara dimulai di Suriah, dan Ankara, yang sebelumnya memiliki hubungan dekat dengan Damaskus, berpihak pada oposisi Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sejak itu, hubungan antara Turki dan Suriah memanas. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, otoritas Turki mengklaim telah mengambil langkah-langkah untuk menormalkan hubungan secara bertahap dengan pihak Suriah.
Menlu Suriah dan Oman Bicarakan Transformasi Kawasan
Menteri luar negeri Suriah dan Oman dalam kontak teleponnya membicarakan transformasi terbaru kawasan.
Seperti dilaporkan Kantor Berita Suria (SANA), Menlu Suriah Faisal Mekdad dan Menlu Oman Sayid Badr Albusaidi dalam kontak telepon ini membicarakan transformasi kawasan dan urgensi pengembangan hubungan bilateral antara kedua negara di berbagai bidang.
Menlu Suriah dan Oman juga sepakat untuk terus membahas isu dan perkembangan yang menjadi kepentingan bersama.
Menlu Suriah dalam kontak telepon ini mengaku puas dengan level hubungan antara Damaskus dan Muscat saat ini, khususnya setelah kunjungan terbaru Presiden Bashar Assad ke Oman.
Oman Oktober 2022 menunjuk dubesnya untuk Damaskus dan dengan demikian, dubes pertama negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia (P-GCC) sejak awal krisis Suriah di tahun 2011 kembali ke negara ini.
Februari 2023, dubes Suriah di Oman menyatakan bahwa aktivitas komite bersama ekonomi Muscat dan Damaskus setelah 12 tahun akan dimulai kembali.
Menlu Iran dan Sekjen Hizbullah Bahas Situasi di Kawasan
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir Abdollahian bertemu dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayid Hassan Nasrullah di Lebanon.
Menurut Farsnews, Amirabdollahian bertemu Sayid Nasrullah pada hari Jumat (28/4/2023) dan membahas perkembangan terkini di Lebanon, Palestina dan kesepakatan antara Republik Islam Iran dan Arab Saudi.
Keduanya membicarakan perkembangan terkini di kawasan, kesepakatan terbaru antara Iran dan Arab Saudi untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan dampaknya terhadap negara-negara Asia Barat, serta perkembangan terkini di Lebanon dan situasi saat ini di Palestina.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Iran untuk Beirut Mojtaba Amani dan Asisten Menlu Iran dan Direktur Jenderal untuk Asia Barat dan Afrika Utara Mehdi Shushtri.
Hadir pula Ali Asghar Khaji, Penasihat Senior Menlu Iran untuk Urusan Politik Khusus, dan Mohammad Fath Ali, Wakil Administrasi dan Deputi Keuangan Kementerian Luar Negeri dan mantan Duta Besar Iran untuk Lebanon.
Amirabdullahian tiba di Beirut, ibu kota Lebanon, pada Rabu malam. Dia telah bertemu dengan Menlu Lebanon Abdallah Bou Habib, Perdana Menteri Najib Mikati dan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri.
Lindungi Bab al-Rahmah, Ribuan Jemaah Palestina Salat Subuh di al-Aqsa
Ribuan warga Palestina, termasuk wanita, pria dan anak-anak, mununaikan salat subuh hari ini, Jumat (28/4/2023) dalam suasana spiritual di Kompleks Masjid al-Aqsa dan dalam kerangka mendukung dan melindungi Bab al-Rahmah.
Menurut Pusat Informasi Palestina, salat Subuh hari ini diadakan di Kompleks Masjid al-Aqsa yang diikuti oleh ribuan jemaah Palestina sebagai penegasan atas identitas Islam Bab al-Rahmah.
Selain itu, salat berjamaah itu juga sebagai penegasaan dan tanda penentangan rakyat Palestina terhadap upaya rezim Zionis Israel untuk mengambil alih Bab al-Rahmah dan mengubahnya menjadi kuil Yahudi.
Kehadiran ribuan warga Palestina yang menunaikan salat Subuh di Kompleks Masjid al-Aqsa berlangsung ketika militer Zionis menerapkan pembatasan ketat dan mencegah sejumlah besar warga Palestina memasuki masjid ini.
Masjid al-Aqsa yang menjadi simbol utama identitas Islam-Palestina kota al-Quds selalu menjadi sasaran tindakan destruktif rezim pendudukan.
Sejak pendudukan al-Quds pada tahun 1967, tentara Zionis telah menguasai gerbang Bab al-Maghribah dan melalui gerbang ini, para pemukim Zionis dan pasukan pendudukan menyerbu dan memasuki Masjid al-Aqsa setiap hari, sementara warga Muslim Palestina tidak diperbolehkan untuk memasuki Masjid al-Aqsa.
Tujuan dari penyerbuan yang terus-menerus ini adalah untuk meletakkan dasar pelaksanaan rencana jahat membagi waktu dan tempat Masjid al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi, sehingga pada akhirnya mereka akan dapat mengambil kendali penuh atas masjid ini.
Tindakan tersebut juga sejalan dengan Yahudisasi dan penghancuran situs-situs di Masjid al-Aqsa dan pembangunan kuil Yahudi di atas reruntuhannya.