Transformasi Asia Barat, 7 Oktober 2023
-
Perang terbaru di Gaza
Transformasi di negara-negara Asia Barat diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Perang kembali berkobar antara pejuang Palestina dan Israel.
Selain itu, masih ada isu-isu lain dari berbagai negara Asia Barat seperti;
- Kuwait Kecam Aksi Penistaan Al-Quran di Swedia
- Suriah Menekankan Pengembangan Hubungan dengan Arab Saudi
- Pemimpin Otorita Ramallah: Amerika Menjajah Palestina !
- Al-Sudani: Irak Menentang Pelanggaran Kedaulatan Negara Tetangga
- Rudal Hizbullah; Ancaman Strategis bagi Israel
Baku Tembak Terjadi di Permukiman Zionis Dekat Gaza
Baku tembak langsung antara pasukan perlawanan Palestina dan tentara rezim Zionis terjadi di kota-kota sekitar Jalur Gaza yang menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
Menurut kantor berita Iran Press, pada hari Sabtu, pasukan perlawanan Palestina menembakkan sejumlah roket ke pemukiman Zionis di sekitar Jalur Gaza, dan memasuki pemukiman tersebut dan bentrok dengan mereka.

Sumber berita Palestina melaporkan, selain korban jiwa, sejumlah tentara dan pemukim Zionis juga ditangkap.
Pasukan Hamas melancarkan serangan roket ke arah permukiman Zionis di sekitar Jalur Gaza, yang dilakukan bersamaan dengan penetrasi ke permukiman Israel.
Koresponden jaringan TV Al-Alam di Gaza hari Sabtu (7/10/2023) melaporkan; Perlawanan Palestina telah membebaskan lima kilometer wilayah pendudukan.
Menurut laporan ini, pasukan perlawanan menargetkan tank militer Israel dan menyerang permukiman Zionis.
Radio Militer Israel: Hamas Sandera Sekitar 35 Zionis
Radio Militer Rezim Zionis mengumumkan, pasukan perlawanan Palestina, dalam operasinya menyandera sekitar 35 orang Zionis.
Kanal 12 televisi Israel, Sabtu (7/10/2023) melaporkan, pasukan Hamas, dalam operasi pagi hari ini di sejumlah distrik Zionis di sekitar Gaza, menyandera 35 orang Zionis.
Situs resmi sayap militer Hamas, Brigade Ezzeddine Al Qassam menayangkan video penangkapan sejumlah pemukim Zionis.

Komando Pusat Brigade Al Qassam beberapa jam lalu mengumumkan dimulainya operasi baru melawan Rezim Zionis dengan sandi Tufan Al Aqsa, dan menghujani beberapa distrik dan kota Zionis dengan rudal.
Operasi perlawanan Palestina, ini dilancarkan untuk membalas kejahatan-kejahatan Rezim Zionis terhadap Masjid Al Aqsa, dan rakyat Palestina.
Bersamaan dengan dimulainya operasi ini, para pejuang Hamas, memasuki distrik-distrik Zionis, dan menyandera sejumlah tentara Israel, dan merebut kontrol beberapa wilayah
Pertempuran, sampai berita ini diturunkan, masih terus berlangsung minimal di tujuh distrik Zionis yang terletak di sekitar Gaza.
Sejumlah banyak foto tentara Rezim Zionis yang tewas tersebar di berbagai media, dan video-video yang menunjukkan evakuasi jasad para tentara Israel, ke Jalur Gaza juga banyak ditayangkan.
Beberapa sumber media menyebut korban tewas dari pihak Israel, terus bertambah, dan di antara sumber media itu mengabarkan jumlah korban tewas dari pihak Israel mencapai 150 orang.
Radio Militer Israel, juga mengabarkan 150 tentara Israel, dan pemukim Zionis, saat ini dirawat di rumah sakit-rumah sakit rezim ini.
Militer Israel: Pasukan Palestina Masuk dari Darat, Laut, Udara dan Bawah Tanah
Juru bicara Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, mengakui para pejuang Palestina, menerobos masuk Wilayah pendudukan dari darat, laut, udara dan bawah tanah.
Dikutip surat kabar Yedioth Ahronoth, Sabtu (7/10/2023) Jubir Angkatan Bersenjata Rezim Zionis mengatakan, pasukan komando Palestina, menerobos masuk distrik-distrik di Wilayah pendudukan dari berbagai arah.
"Perahu-perahu kecil datang dari laut, para penerjun datang dari udara, dan puluhan petempur Palestina, menerobos masuk distrik-distrik Israel, dengan merusak pagar kawat yang memisahkan distrik-distrik itu dari Gaza," katanya.

Menurut keterangan Jubir Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, pertama-tama para pejuang Palestina, meledakkan pagar-pagar tersebut lalu mereka menerobos masuk.
Sebagian pasukan Palestina yang lain, imbuhnya, menerobos masuk ke dalam distrik-distrik Rezim Zionis, dari dalam tunel-tunel yang ada di bawah tanah.
Media Rezim Zionis sampai saat ini mengakui bahwa operasi Tufan Al Aqsa, yang digelar kelompok-kelompok perlawanan Palestina, telah menewaskan 22 orang.
Media-media Barat dan Rezim Zionis, mengabarkan jumlah korban dari pihak Israel, akan terus bertambah dalam operasi perlawanan pasukan Palestina kali ini.
Komando Pusat Brigade Ezzeddine Al Qassam mengumumkan, pada tahap pertama operasi Tufan Al Aqsa, salah satu target yang diserang adalah bandara dan benteng-benteng pembatasnya dengan lebih dari 5.000 unit rudal, dan roket.
Kuwait Kecam Aksi Penistaan Al-Quran di Swedia
Kementerian Luar Negeri Kuwait mengutuk aksi pembakaran salinan Al-Quran yang kembali terulang di Swedia.
Salwan Momika, pelaku aksi penistaan Al-Qur'an di Swedia, mengulangi perbuatan kejinya untuk kesekian kali pada hari Sabtu.
Aksi berulang Salwan Momika yang mengikuti plot Zionis, dilakukan dengan izin dari polisi dan pemerintah Swedia.
Kementerian Luar Negeri Kuwait dalam pernyataan hari Minggu (1/10/2023) menyatakan bahwa Kuwait mengecam keras aksi pembakaran Al-Quran di kota Malmö, Swedia, yang dilakukan oleh seorang ekstremis.
"Aksi ini dilakukan dengan sepengetahuan otoritas lokal Swedia, dan tindakan ini tidak memiliki pembenaran dan bertentangan dengan semua nilai dan prinsip kemanusiaan, dan dilakukan dengan tujuan untuk memprovokasi opini publik dunia dan menghasut perasaan seluruh umat Islam," kata pernyataan Kemenlu Kuwait.
Kementerian Luar Negeri Kuwait menegaskan kembali seruannya untuk mengambil semua tindakan guna mencegah perilaku seperti itu, yang membahayakan nilai-nilai kehidupan damai, mengobarkan kekerasan, dan menyebarkan wacana kebencian di berbagai negara.
Kementerian Luar Negeri Kuwait berharap pemerintah Swedia menunjukkan dukungannya terhadap upaya internasional untuk menjaga keamanan dan perdamaian antar bangsa serta toleransi.
Sebelumnya, Arab Saudi mengutuk pembakaran kembali salinan Al-Quran di Swedia.
Kementerian Luar Negeri Yordania mengecam keras pembakaran salinan Al-Quran di Malmö, Swedia.
Suriah Menekankan Pengembangan Hubungan dengan Arab Saudi
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah menyerukan pengembangan lebih lanjut hubungan dengan Arab Saudi.
Riyadh memutus hubungannya dengan Damaskus sejak awal krisis Suriah dan setelah berubah menjadi perang internasional, tetapi awal tahun 2023 ini, kedua negara Suriah dan Arab Saudi, setelah lebih dari 10 tahun memutuskan hubungan diplomatik, setuju bahwa kedutaan mereka dibuka kembali.

Menurut laporan Russia Today, Bassam Sabbagh, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah di sela-sela Sidang Umum PBB menyatakan bahwa negaranya sedang berada dalam jalur untuk melanjutkan hubungan diplomatik dengan Arab Saudi dan menantikan pengembangan lebih lanjut hubungan dengan negara ini.
Menurutnya, Kembalinya Suriah ke Liga Arab dan partisipasi Presiden Bashar al-Assad dalam pertemuan Jeddah merupakan aspek penting dari masalah ini.
Menurut laporan ini, partisipasi Assad dalam pertemuan para kepala negara Arab yang diadakan di Jeddah pada bulan Mei, merupakan awal dari lembaran baru antara Damaskus dan negara-negara Arab.
Faisal bin Farhan, Menteri Luar Negeri Arab Saudi juga bertemu dengan Geir Pedersen, utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Suriah, di sela-sela pertemuan tahunan Majelis Umum PBB, dan menekankan keinginan negaranya untuk mencapai solusi politik terhadap krisis Suriah.
Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan, dalam kunjungan pertamanya ke Suriah sejak tahun 2011, bertemu dengan Bashar Al-Assad di Damaskus pada bulan April lalu dan membahas upaya mencari solusi krisis Suriah guna menjaga persatuan, keamanan, stabilitas, integritas wilayah dan menekankan identitas Arabnya.
Sabtu lalu, surat kabar Suriah Al-Watan melaporkan, Ihsan Raman, Konsul Jenderal Suriah memasuki gedung kedutaan negara ini di kawasan diplomatik Riyadh untuk melanjutkan aktivitas diplomatik kedutaan.
Pemimpin Otorita Ramallah: Amerika Menjajah Palestina !
Pemimpin Otorita Ramallah Palestina, mengolok-olok klaim independensi Rezim Zionis Israel, dengan menggunakan istilah "pendudukan Amerika Serikat".
Mahmoud Abbas, Selasa (3/10/2023) seperti dikutip surat kabar Rai Al Youm, memprotes keras pendudukan Rezim Zionis, dan Amerika Serikat terhadap Palestina.
"Ketika kami katakan Israel, merayakan hari kemerdekaannya, maka harus kami tanyakan, merdeka dari negara mana ? Siapa yang menjajah Israel, sehingga ingin merayakan hari kemerdekaan dari penjajahan ini ?," kata Mahmoud Abbas.

Menurut Pemimpin Otorita Ramallah itu, kemerdekaan Israel, adalah kebohongan besar, dan ia menegaskan Amerika-lah yang menjajah Palestina.
Ia menambahkan, "Beberapa hari lalu Anda menyaksikan bagaimana tetangga Anda yaitu orang-orang Zionis, memerangi perempuan, karena mereka menganggap perempuan sebagai makhluk yang najis, dan tidak boleh ikut berdemonstrasi bersama kaum laki-laki."
Sebagaimana diketahui, selama ini Mahmoud Abbas, dikenal sebagai tokoh Palestina, yang memiliki hubungan dekat dengan Rezim Zionis.
Beberapa hari lalu kota Tel Aviv, menjadi ajang bentrokan luas di antara para pemukim Zionis sendiri. Bentrokan itu terjadi di hari raya Yahudi, Yom Kippur.
Selama demonstrasi, kelompok Yahudi ekstrem memisahkan perempuan dari laki-laki di berbagai lokasi aksi, dan jalan-jalan kota, namun ditentang oleh pemukim Zionis lainnya.
Al-Sudani: Irak Menentang Pelanggaran Kedaulatan Negara Tetangga
Perdana Menteri Irak, Mohammad Shia al-Sudani kembali menekankan, negaranya tidak akan berubah menjadi tempat bagi pelanggaran kedaulatan negara mana pun, khususnya negara-negara tetangga.
Menurut laporan laman al-Maalomah, Rabu (4/10/2023), Mohammad Shia al-Sudani mengatakan, negaranya tidak akan melanggar kedaulatan negara mana pun, dan Baghdad tidak akan mengizinkan tanahnya menjadi tempat bagi invasi dan pelanggaran ke negara mana pun, khususnya negara tetangga.
"Dari tanah air kami mengulurkan tangan kepada seluruh saudara dan sahabat untuk menjalin hubungan terbaik dengan negara tetangga," ungkap al-Sudani.
Lebih lanjut perdana menteri Irak menambahkan, "Kami pastinya mampu memaksakan tekad konstitusi, menjaga tanah Irak dari segala bentuk penyalahgunaan, serta melindungi kedaulatannya. Ini adalah sebuah komitmen nasional yang bertanggung jawab dan kami tidak akan berpaling darinya."
"Dalam pemerintahan ini, yang mendekati akhir tahun pertamanya, kami percaya pada hubungan luar negeri yang didasarkan pada komunikasi dengan negara-negara berdasarkan kepentingan nasional kami," tegas al-Sudani.
Rudal Hizbullah; Ancaman Strategis bagi Israel
Seorang perwira senior rezim Zionis mengakui, rudal yang dimiliki Hizbullah merupakan ancaman strategis sangat besar bagi Tel Aviv.
Seperti dilaporkan al-Mayadeen, Amir Avivi, perwira pasukan cadangan militer Israel dalam pidatonya membahas keseriusan ancaman rudal Hizbullah bagi rezim ini, dan mengakui ketidakmampuan sistem pelacak dan anti-udara militer Israel untuk menghadapi rudal-rudal ini.
"Rudal bukan roket. Kita dapat melacak jalur roket yang ditembakkan, dan ini mudah bagi kami. Tapi rudal sepenuhnya berbeda," papar Avivi.

Seraya menjelaskan bahwa operasi militer Israel untuk sebuah periode panjang fokus pada menjinakkan upaya Hizbullah ini, Avivi mengatakan, Tel Aviv justru gagal merealisasikan tujuan ini, dan Hizbullah secara bertahap semakin meningkatkan kemampuannya, sementara Israel tidak melakukan hal khusus.
Laman Walla sebelumnya melaporkan, berdasarkan prediksi militer Israel, Hizbullah memiliki 150 beragam rudal termasuk rudal bersayap dengan jangkauan 700 km.
Danny Citrinowicz, perwira pasukan cadangan militer Israel dalam sebuah artikelnya membenarkan bahwa rudal-rudal yang dimiliki Hizbullah adalah alasan lain dari kegagalan pertahanan Israel terhadapnya.
Disebutkan bahwa Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah pada Februari 2022 mengungkapkan, muqawama Lebanon selama bertahun-tahun berusaha mengubah rudal-rudalnya menjadi peluru kendali yang akurat, dan memperingatkan militer Israel terkait halusinasi mencari rudal ini dan lokasi pembuatannya.