Perang baru Israel dan Dukungan Yaman terhadap Gaza
(last modified Mon, 04 Dec 2023 14:26:06 GMT )
Des 04, 2023 21:26 Asia/Jakarta
  • Yaman
    Yaman

Sikap kabinet ekstrim Netanyahu yang menolak gencatan senjata permanen menimbulkan biaya besar bagi Israel, bukan saja korban jiwa dalam serangan darat meningkat, bahkan terbuka peluang kembali terbukanya front baru dari selatan Lebanon hingga Golan Suriah dan Yaman.

Kini, rezim Zionis menghadapi, di satu sisi, batalyon Qassam dari sayap militer Hamas, yang memiliki pengetahuan rinci tentang zona perang, dan di sisi lain, di timur dan timur laut, dengan rudal Irak dan Suriah, di utara, dengan serangan balasan Hizbullah, dan yang lebih penting, di arena maritim dihadapkan pada partisipasi aktif Ansarullah dalam membantu masyarakat Gaza dan menciptakan pencegahan terhadap serangannya.

Sebagaimana penyitaan beberapa kapal Israel menyebabkan diterimanya gencatan senjata sementara oleh rezim Zionis, maka dimulainya kembali serangan rezim ini setelah gencatan senjata sementara berakhir telah mendorong tentara Yaman memulai kembali serangannya terhadap rezim Zionis demi mencegah berlanjutnya agresi dan memaksa kabiner ekstrim Netanyahu menerima gencatan senjata permanen. Dan pada saat yang sama, mengingat dukungan eksplisit Amerika Serikat kepada Tel Aviv, kapal-kapal Amerika bersama dengan kapal-kapal Israel akan menjadi target serangan Yaman.

Militer Yaman mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh saluran TV Al-Masirah, sejalan dengan pelaksanaan perintah Abdul-Malik Badruldeen al-Houthi, pemimpin Ansarullah, dan sebagai tanggapan atas keinginan bangsa besar Yaman dan rakyat penuntut kebebasan negara-negara Arab dan Islam, dan untuk menekankan kehadiran pilihan bangsa Palestina dan perlawanan mulianya, angkatan bersenjata Yaman, dengan pertolongan Tuhan, melakukan operasi yang menargetkan dua kapal Israel di Bab al-Mandab pagi ini.

Kedua kapal ini diberi nama "Unity Explorer" dan "Number Nine", yang pertama menjadi sasaran rudal angkatan laut dan kapal kedua menjadi sasaran drone angkatan laut. Tindakan ini diambil setelah kedua kapal ini tidak mengindahkan pesan peringatan Angkatan Laut Yaman.

Selain itu, menurut pejabat pertahanan AS, kapal perusak kelas Arleigh Burke USS Carney (DDG-64) diserang di Laut Merah oleh rudal anti-kapal dan drone Houthi di Yaman barat. Kapal perusak Carney sebelumnya terlibat dalam intersepsi 4 rudal jelajah dan 15 drone yang diluncurkan Ansarullah ke arah selatan wilayah pendudukan.

Salah satu pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, menanggapi komentar seorang pejabat Amerika yang mengatakan bahwa Washington berhak menanggapi serangan Ansarullah, menekankan bahwa Amerika tidak punya hak di Laut Merah untuk menanggapi serangan tersebut.

Muhammad Ali al-Houthi

Muhammad Ali al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, menulis di akunnya di platform "X": "Ketika Amerika Serikat menerima dan mengakui legitimasi kehadiran kapal selam Korea Utara atau kapal induk Cina modern dekat Florida di perairan internasional, dan juga mengakuinya, maka kami juga akan mempertimbangkan untuk mengkonfirmasi legitimasi kehadiran mereka di perairan internasional Laut Merah melalui referendum di Yaman."

Pasukan angkatan laut Yaman sebelumnya telah memperingatkan bahwa mereka akan melanjutkan operasi militer terhadap kapal dan kepentingan musuh Israel sampai agresi mereka terhadap Gaza dan kejahatannya terhadap bangsa Palestina dihentikan.

Angkatan bersenjata Yaman juga mengumumkan bahwa mereka akan menargetkan kapal Israel mana pun yang tersedia sebagai respons terhadap aksi militer rezim pendudukan Quds di Jalur Gaza.

Posisi deklaratif dan praktis tentara Yaman selama dua bulan terakhir menunjukkan bahwa ancamannya dengan cepat memasuki fase operasional, dan adaptasi posisi verbal dan perilaku ini telah mengangkat tentara Yaman sebagai anggota front perlawanan yang kuat; Tentara yang di satu sisi menjadi mimpi buruk bagi militer Amerika di kawasan dengan serangan drone dan rudal, dan di sisi lain juga menyasar perekonomian rezim dengan mengelola Bab al-Mandab dan Laut Merah.

Mengingat 85 persen perdagangan Zionis dilakukan melalui laut dan para pemimpin rezim ini menganggap Laut Merah sebagai jalan raya bagi kelangsungan ekonomi mereka, maka kelanjutan operasi militer yang dilakukan tentara Yaman dapat memberikan pukulan berat bagi Israel. Hal ini juga terjadi pada saat dimensi kekacauan perekonomian rezim Zionis menjadi semakin nyata dari hari ke hari.

Dengan demikian, menurut keyakinan para pakar, kembalinya Israel ke perang sebuah kesalahan strategis, dan kini rezim ini bukan saja terpaksa berperang dengan Hamas dan rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat, bahkan di luar Palestina pun telah terbuka sejumlah front baru melawan rezim ilegal ini. Ketika perang Zionis terhadap Gaza terus berlanjut, maka front-front ini akan semakin aktif. Selain itu, berlanjutnya perang ini dapat meningkatkan dan memperluas penentangan baik di bidang politik maupun opini publik terhadap rezim ini. (MF)

 

 

 

 

Tags