Hamas Protes Pernyataan Akhir Sidang Liga Arab di Mauritania
Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas menilai pernyataan akhir pertemuan Liga Arab terkait masalah Palestina jauh dari ekspektasi rakyat Palestina dan bangsa Arab.
Stasiun televisi Al Mayadeen, Lebanon (28/7) melaporkan, Hamas mengumumkan, masalah Palestina akan tetap menjadi masalah utama Dunia Arab dan tidak ada satupun pertemuan atau konferensi yang bisa membuat masalah Palestina dilupakan dan dikesampingkan.
Hamas menyebut tidak adanya pembahasan tentang blokade dan serangan rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina dalam pertemuan Liga Arab di Mauritania, sebagai sikap menutup mata atas tumpahnya darah rakyat Palestina dan penderitaan mereka.
Gerakan perlawanan Islam Palestina itu menegaskan, para peserta sidang Liga Arab seharusnya mengumumkan Israel sebagai teroris utama di kawasan, bukannya malah menyebut gerakan perlawanan sebagai teroris.
Hamas juga menentang upaya menciptakan atmosfir yang kondusif untuk menyusun dan melaksanakan kebijakan-kebijakan mendukung penjajahan Israel di Palestina.
"Penyelesaian masalah Palestina harus dilakukan lewat jalan perlawanan," ujarnya.
Terkait hal ini, Talal Naji, Wakil Sekjen Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina, PFLP mengatakan, Liga Arab selama bertahun-tahun berubah menjadi instrumen Arab Saudi untuk menjalankan kebijakan-kebijakan Riyadh.
Ia menambahkan, tujuan utama pertemuan Liga Arab di Mauritania adalah untuk memuji Israel dan menormalisasi hubungan dengan rezim penjajah itu.
Pertemuan Liga Arab yang hanya diikuti oleh delapan petinggi negara dari total 22 negara anggota liga itu di Nouakchott, ibukota Mauritania, ditutup Senin petang tanpa kecaman terhadap kejahatan-kejahatan Israel atas rakyat Palestina. (HS)