Lagi, Amerika Serikat dan Inggris Serang Yaman
Pasukan Amerika Serikat dan Inggris kembali melancarkan serangan udara ke Yaman.
Kantor berita Yaman, Saba melaporkan bahwa Amerika Serikat dan Inggris telah menargetkan wilayah Jabal Jada di provinsi pesisir Hudayda, yang berada di wilayah barat.
Jaringan Al-Mayadeen juga melaporkan penerbangan pesawat tempur dan drone mata-mata Amerika Serikat di langit provinsi Hudaydah Yaman.
Rincian lebih lanjut tentang serangan ini belum dirilis.
Amerika Serikat dan Inggris memulai serangan ilegal terhadap posisi militer Yaman pada Jumat pagi, 12 Januari 2024.
Tentara Yaman dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa militer Amerika Serikat dan Inggris menargetkan sejumlah provinsi Yaman sebanyak 73 kali, yang mengakibatkan lima tentara negara ini tewas dan 6 lainnya terluka.
Serangan-serangan ini berlanjut pada Sabtu pagi.
Serangan-serangan ini dilakukan untuk mendukung rezim Zionis dan menanggapi operasi yang dilakukan Yaman dalam beberapa pekan terakhir terhadap kapal-kapal yang terkait dengan perusahaan Israel atau yang ditujukan ke pelabuhan rezim Zionis sebagai tanggapan atas kejahatan tentara Israel di Jalur Gaza.
Selama beberapa pekan terakhir tentara Yaman telah menargetkan beberapa kapal Zionis yang menuju wilayah pendudukan di Laut Merah dan selat Bab El-Mandeb.
Tentara Yaman sebelumnya menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan kapal-kapal yang menuju ke wilayah pendudukan atau bergerak untuk membantu rezim Zionis, tapi lalu lintas kapal lain bebas dan aman.
Menurut statistik yang baru-baru ini diterbitkan oleh Dana Moneter Internasional, jumlah transit menuju Terusan Suez telah menurun sebesar 28 persen, dan statistik ini menunjukkan bahwa 72 persen kapal terus melakukan perjalanan melalui rute ini, dan tentara Yaman hanya menargetkan kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan.
Amerika, sebagai pendukung utama rezim Zionis, belum lama ini menyatakan bahwa mereka telah membentuk koalisi angkatan laut yang mencakup 20 negara untuk melawan operasi tentara Yaman di Laut Merah; Namun sejumlah negara seperti Perancis, Spanyol, Italia dan Australia mengumumkan keluar dari koalisi ini dan menolak menyerahkan kapal perangnya kepada komando Amerika. Bahkan Belanda dan Norwegia mengumumkan akan mengirimkan hanya sedikit perwira militernya untuk mendukung koalisi Amerika Serikat.
Aliansi angkatan laut ini juga mendapat respon dingin dari negara-negara kawasan seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dan baru-baru ini Mesir juga menolak bergabung dengan aliansi ini.(PH)