Analis Arab: Rudal dan Drone Perlawanan Pukul Mundur Amerika
Analis terkenal dunia Arab menyoroti pukulan mematikan perlawanan Irak terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Irak dan Suriah, dengan mengatakan, "Amerika hanya memahami bahasa kekerasan, dan perlawanan Irak juga menggunakan hal yang sama terhadap penjajah,".
Abdel Bari Atwan, analis terkenal dunia Arab dalam sebuah artikel di surat kabar Rai Al-Youm hari Jumat (26/1/2024) mengatakan, "Amerika Serikat menyerah pada tuntutan perlawanan Islam di Irak agar segera menarik diri dan mengevakuasi seluruh pangkalan militernya di kawasan, terutama setelah serangan pasukan perlawanan terhadap pangkalan Amerika di Erbil, Al-Shadadi dan Ain al-Asad, serta Canoco, Al-Tanf, dan ladang minyak Al-Omar,".
"Pemerintah Amerika selalu menolak untuk menyerah pada permintaan pemerintah Irak untuk menarik diri dan mengajukan syarat untuk menghentikan semua serangan terhadap pangkalan militer sebelum melakukan negosiasi apapun mengenai masalah ini. Namun eskalasi serangan terhadap pangkalan militer Amerika dengan rudal dan drone bunuh diri serta serangan terhadap tentara Amerika memaksa Washington menarik diri dari kondisi tersebut," tulis Atwan.
Analis dunia Arab ini mengingatkan bahwa perlawanan Islam di Yaman, Lebanon dan Irak melakukan operasi yang tepat melawan rezim Zionis dan mereka bertindak dalam koordinasi penuh di darat dan laut, dan masalah ini sejalan dengan rencana lengkap untuk menyerang Amerika sebagai pendukung militer rezim Zionis.
Analis Arab ini menambahkan,"Jumlah pasukan Amerika di Irak sekitar 2.500 orang. Namun kepergian mereka dari negara ini merupakan kekalahan besar bagi Amerika setelah kekalahan di Afghanistan. Amerika Serikat, yang telah menghabiskan sekitar enam triliun dolar dalam perang Irak serta membunuh 4.487 orang dan melukai 32.000 orang dalam perang ini, menghadapi akhir yang tidak terduga dengan kecepatan seperti ini, dan saat ini tidak punya pilihan selain menarik pasukannya dari Irak,".(PH)