Ini Reaksi Ansarullah terhadap Agresi Militer AS dan Inggris ke Yaman
Mohammad Al-Bukhaiti, anggota Biro Politik Gerakan Ansarullah Yaman menanggapi agresi militer AS dan Inggris terhadap Yaman dengan menyatakan bahwa operasi melawan rezim Zionis akan terus berlanjut.
Amerika Serikat dan Inggris dalam pernyataan bersama Minggu (4/2/2024) pagi mengumumkan akan menyerang 36 posisi dan sasaran di 13 tempat di Yaman.
Mohammad Al-Bukhaiti mengatakan, "Operasi melawan rezim Zionis akan terus berlanjut sampai agresi di Gaza berakhir,".
Di sisi lain, Ali Al-Qahoum, anggota biro politik Gerakan Ansarullah lainnya menegaskan, "Ini adalah perang terbuka melawan Yaman, dan para agresor harus menunggu konsekuensi dari serangan ini dan tanggapan militer Yaman,".
Serangan AS dan Inggris ke Yaman terus berlanjut, sementara Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dalam wawancara dengan Al Jazeera pada hari Sabtu memandang agresi rezim Zionis di Jalur Gaza sebagai penyebab utama ketegangan di Laut Merah.
Anwar Ebrahim juga menilai satu-satunya cara untuk menghentikan eskalasi ketegangan di kawasan Asia Barat dengan mengakhiri agresi rezim Zionis di Jalur Gaza.
Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan ke Yaman pada pagi hari tanggal 11 Januari menyusul resolusi Dewan Keamanan PBB.
Serangan tersebut dilakukan setelah tentara Yaman menargetkan beberapa kapal Zionis atau kapal yang menuju wilayah pendudukan di Laut Merah dan selat Bab al-Mandab selama beberapa pekan terakhir untuk mendukung perlawanan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Pasukan tentara Yaman berkomitmen akan terus menyerang kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan di Laut Merah, selama rezim Zionis tidak menghentikan agresi militernya di jalur Gaza.
Pasukan tentara Yaman telah menekankan bahwa navigasi di Teluk Aden dan Laut Merah bebas untuk kapal lain yang tidak memiliki kepentingan dengan rezim Zionis dan mereka menikmati keamanan penuh.(PH)
https://twitter.com/Parstoday20211
https://t.me/ParstodayIndonesian
https://www.instagram.com/parstodayindonesian_2020/