Mengapa Sutradara Palestina Peraih Oscar Diculik oleh Kelompok Teroris Zionis?
Laporan menunjukkan bahwa sutradara Palestina pemenang Oscar Hamdan Bilal dipukuli dan diculik oleh Zionis.
Hamdan Bilal, seorang sutradara Palestina dan salah satu kreator film dokumenter pemenang Oscar "No Other Land," menghilang pada Senin malam setelah serangan oleh pemukim Israel di desa Susiya di Tepi Barat selatan.
Menurut Pars Today, insiden ini memicu gelombang kekhawatiran dan protes internasional dan sekali lagi mengungkap kebijakan rasis dan represif rezim Zionis.
Yuval Abraham, salah satu sutradara mitra Hamdan Bilal dan kreator film dokumenter "No Other Land," menulis dalam sebuah posting di jejaring sosial X sebagai tanggapan atas insiden tersebut,"Sekelompok pemukim baru-baru ini menangkap Hamdan Ballal dan memukulinya. Dia menderita cedera di kepala dan perut serta berdarah. Para tentara juga menyerang ambulans yang datang untuk memberikan pertolongan dan bantuan serta membawa Ballal pergi".
Associated Press dalam laporannya yang mengutip para saksi mata yang hadir di lokasi pemukulan Ballal oleh para pemukim Zionis, dengan menulis, "Sekelompok orang sekitar 10 hingga 20 orang pemukim bertopeng menyerangnya dan beberapa aktivis Yahudi yang menyerukan perdamaian dengan batu dan tongkat, memecahkan kaca jendela mobil mereka dan merobek ban mobil mereka".
Menurut para saksi, kebanyakan pria bertopeng adalah remaja yang membawa tongkat dan pisau. Tiga warga Palestina ditangkap dan, menurut pengacara mereka, dibawa ke pusat militer sebelum diinterogasi tentara Israel.
Associated Press menyatakan bahwa alasan penangkapan sutradara Palestina tersebut adalah karena merekam serangan pemukim Zionis terhadap warga Palestina di desa Susiya.
Film dokumenter "No Other Land" menceritakan kisah sebuah keluarga Palestina yang rumahnya dihancurkan oleh Zionis dan mereka terusir.
Film ini dipuji oleh para juri dan penonton di festival internasional termasuk Berlin, Toronto, Vancouver, dan New York, dan mampu menarik perhatian global terhadap situasi mengerikan yang dialami warga Palestina.
Ballal dan rekan-rekannya menggunakan kesempatan di Oscar untuk membuat dunia sadar akan ketidakadilan dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.
Basel Adra, co-produser film dokumenter "No Other Land" pada acara Oscar mengatakan,"Kami menyerukan kepada dunia untuk mengambil tindakan serius guna menghentikan ketidakadilan dan pembersihan etnis terhadap bangsa Palestina. Sekitar dua bulan yang lalu, saya menjadi seorang ayah dan saya berharap putri saya tidak harus menjalani cara hidup seperti saya saat ini dan mengalami pengalaman yang sama".
Insiden ini terjadi hanya tiga pekan setelah film dokumenter tersebut memenangkan Oscar dan mencerminkan respons keras Israel terhadap setiap upaya mengungkap kejahatan rezim Zionis terhadap Palestina.
Asosiasi Dokumenter Internasional (IDA) dan organisasi hak asasi manusia lainnya telah menyerukan pembebasan segera Ballal dan informasi tentang kondisinya. Pernyataan IDA menegaskan,"Keluarga Bilal dan masyarakat harus diberitahu tentang statusnya, lokasi, dan alasan penahanannya".
Republik Islam Iran juga mengutuk keras tindakan Zionis ini dan memandangnya sebagai contoh lain dari kebijakan agresif rezim Zionis. Media yang berorientasi perlawanan telah menafsirkan tindakan ini sebagai upaya rezim Zionis untuk membungkam suara kebenaran dan perlawanan.
Sumber berita mengumumkan Rabu malam bahwa Ballal dan dua warga Palestina lainnya yang ditangkap dibebaskan dengan jaminan pada Selasa sore dan dipindahkan ke rumah sakit Palestina untuk dirawat.
Setelah berita penangkapan sutradara Palestina itu dipublikasikan, sebuah petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 3.700 orang menyerukan pembebasannya segera. Surat itu menekankan,"Perlakuan seperti itu terhadap seorang pembuat film yang diakui secara internasional sangat merusak kebebasan artistik, hak asasi manusia, dan kebebasan berekspresi, dan kami menyerukan intervensi segera untuk menjamin keselamatan Ballal, pembebasan segera, dan akses kepada keluarga dan penasihat hukumnya".
Roger Ross Williams, Alex Gibney, Christine Vachon, Liz Garbos, Ezra Edelman, Dan Coogan, Kristy Jacobson, Julie Goldman, Lee Hirsch, Jocelyn Barnes, Fisher Stevens, Dawn Porter, Rory Kennedy, Janice Ford, Laura Nix, Marjan Safinia, Julia Baja, Simon Kilmery, Jane Tsien, Jehan Robinson, Sandy Dubowski, Yoruba Richen, Lisa Valencia Swanson, Ryan Werner, Sabrina Schmidt Gordon, Daniel Chalfen, Heidi Ewing, Mitty Alberdi, Steve Ming, Sonia Childress, David Teague, Susan Margolin, Fran Perlstein, dan Jeralyn Dreyfuss termasuk di antara para penanda tangan petisi tersebut.(PH)