Protes Rakyat Yaman terhadap Perilaku Pasif PBB
(last modified Tue, 23 May 2017 09:19:41 GMT )
May 23, 2017 16:19 Asia/Jakarta

Rakyat Yaman menggelar unjuk rasa di Sanaa untuk menuntut pencabutan blokade menyeluruh terhadap negara mereka. Demonstrasi ini digelar bersamaan kunjungan Ismail Ould Cheikh Ahmed, Utusan Khusus PBB untuk Yaman ke Sanaa

Para pengunjuk rasa mengecam kebungkaman memalukan PBB atas krisis dan penderitaan rakyat Yaman dan tidak adanya langkah-langkah praktis lembaga dunia itu untuk menangani krisis tersebut.

Cheikh Ahmed tiba di Sanaa, ibukota Yaman pada Senin sore, 22 Mei 2017 untuk bertemu dengan kelompok-kelompok di negara ini dan menyiapkan babak baru perundingan damai di Yaman.

Menanggapi hal itu, juru bicara Gerakan Rakyat Yaman, Ansarullah pada Senin mengatakan, selama PBB tidak mampu melakukan apapun, maka pertemuan dengan wakil badan dunia ini tidak ada gunanya, kecuali jika PBB melaksanakan kewajiban kemanusiaan dan moralnya terkait rakyat Yaman.

Mohammad Abdussalam menambahkan, pengalaman membuktikan bahwa PBB hanya akan aktif jika kekuatan-kekuatan agresor menginginkannya untuk mengambil sebuah langkah tertentu. Menurutnya, transaksi dengan rakyat Yaman dengan "sepotong roti" sebagai alat perang dan penindasan merupakan kejahatan yang paling berat terhadap hak kemanusiaan.

Arab Saudi dengan kekuatan finansialnya telah memaksakan kehendak dan kebijakan biasnya terhadap PBB. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan badan dunia ini untuk menyelesaikan krisis internasional.

Kesalahan perwakilan PBB dalam menangani krisis Yaman juga berlanjut. Hal ini tampak jelas dalam langkah Cheikh Ahmed sebagai Utusan Khusus PBB untuk Yaman.

Terkait dengan ketundukan PBB kepada Arab Saudi, Cheikh Ahmed mengatakan, PBB telah menyetujui rencana Arab Saudi untuk mengawasi Pelabuhan al-Hudaydah dan menggantikan pasukan Ansarullah sebagai imbalan dari penghentian operasi militer di Yaman.

Arab Saudi dengan dukungan Amerika Serikat mengagresi Yaman sejak bulan Maret 2015 dan memblokade negara ini dari darat, laut dan udara dengan dalih mengembalikan kekuasaan Abd-Rabbuh Mansur Hadi. Invasi militer ini telah merenggut nyawa lebih dari 11.000 orang dan menghancurkan infrastruktur vital Yaman.

Amat disayangkan bahwa PBB memiliki kinerja lemah dan catatan buruk dalam menyelesaikan krisis-krisis di dunia. PBB seharusnya mampu memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Badan dunia ini, alih-alih menjalankan kewajibannya terkait dengan rakyat Yaman, namun justru terpengaruh oleh lobi-lobi Arab Saudi dan mengubah posisinya, dan bahkan terlihat sejalan dengan kejahatan-kejahatan rezim Al Saud di Yaman.

Hal itu juga pernah tampak dalam kebijakan mantan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon. Di masa itu, Ban mengumumkan bahwa koalisi militer pimpinan Arab Saudi di Yaman telah dimasukkan ke dalam daftar hitam sebagai pelanggar hak anak-anak Yaman. Namun tidak lama kemudian, ia mengumumkan bahwa nama Arab Saudi telah dihapus dari daftar hitam tersebut dengan dalih evaluasi baru.

Kelambanan PBB dalam menindak pembunuhan massal terhadap rakyat Yaman yang dilakukan oleh Arab Saudi dan pasukan bayarannya merupakan hal yang berbahaya. Sikap seperti ni bertentangan dengan misi dan tujuan PBB, dan telah mengubah badan dunia ini menjadi mitra Arab Saudi dalam agresinya ke Yaman.

PBB tidak menunjukkan kinerja dan catatan yang bisa diterima terkait dengan kebijakannya dalam mengatasi krisis Yaman. Badan internasional ini juga tidak mampu mencegah kejahatan Arab Saudi di negara tetanggannya.

Satu-satunya langkah penting yang pernah dilakukan PBB adalah apa yang disebut sebagai upaya Cheikh Ahmed untuk menyelenggarakan dialog nasional meskipun upaya itu tidak mampu menutupi kelambanan badan dunia ini untuk mengatasi krisis Yaman, dan pada prakteknya juga tidak membantu menyelesaikan krisis ini.

Ada banyak pertanyaan dan kekhawatiran mengenai kinerja Utusan Khusus PBB untuk Yaman, di mana menurut pandangan opini publik di negara ini, Cheikh Ahmed dianggap terlibat dalam konspirasi dan memburuknya kondisi di Yaman, sebab, posisinya selama ini hanya untuk menutupi tindakan agresif Arab Saudi.

Pengaruh Arab Saudi dan para pendukungnya telah menyebabkan perencanaan yang ditawarkan Utusan Khusus PBB untuk Yaman selalu tidak seimbang dan tidak komprehensif, bahkan merupakan perencanaan sepihak dan berdasarkan pada pertimbangan Arab Saudi dan pendukungnya. Hal inilah yang menyebabkan kunjungan Cheikh Ahmed ke Sanaa tidak memperoleh sambutan dari rakyat Yaman dan para pejabat negara ini. (RA)

Tags