Koalisi Barat dan Turki Persenjatai Teroris Suriah
Deputi menteri luar negeri Suriah mengatakan, Dalam operasi pembebasan sebagian wilayah Suriah dari cengkeraman kelompok teroris ditemukan bahan kimia buatan Turki serta bahan kimia lainnya yang dibuat Inggris dan AS.
Faisal Miqdad menegaskan, AS, Inggris dan mitranya melanggar traktat larangan produksi dan penyebaran senjata kimia, dan mereka terbukti mempersenjatai kelompok teroris dengan senjata kimia tersebut.
Berbagai laporan selama beberapa bulan terakhir menunjukkan meningkatnya manuver negara-negara Barat dalam mempersenjatai kelompok teroris di Suriah dengan senjata kimia. Serangan ini dilancarkan menyusul kegagalan berulangkali kelompok teroris dan upaya pendukungnya untuk menebus kegagalan mereka di kawasan.
Analis Cina, Li Wei Jian mengatakan, "Serangan menggunakan senjata kimia di Suriah dilancarkan oleh kelompok teroris." Ditegaskannya, riset yang dilakukan Institut Hubungan Internasional Shanghai menunjukkan bahwa serangan senjata kimia di Suriah memiliki hubungan erat dengan kelompok bersenjata oposisi pemerintah Suriah.
Negara-negara Barat dan sejumlah negara kawasan yang selama ini mendukung kelompok teroris di Suriah berupaya mengalihkan realitas sebenarnya yang terjadi di Suriah, termasuk dalam masalah senjata kimia supaya publik dunia mengarahkan telunjuk tudingan kepada pemerintah Damaskus. Dengan cara ini mereka memiliki alasan untuk mengintervensi urusan dalam negeri Suriah, dan menjegal keberhasilan Damaskus dalam menumpas terorisme.
Theodore Postol, analis senjata dari Universitas MIT AS mengungkapkan bahwa serangan kimia Suriah merupakan rekayasa yang dilakukan kelompok teroris dan tidak ada fakta yang membuktikan keterlibatan presiden Suriah, Bashar Assad dalam masalah tersebut.
Selama ini AS terus-menerus memasok bantuan kepada kelompok teroris di Irak dan Suriah. Mereka juga menghalangi operasi penumpasan teroris di dua negara itu demi menyiapkan sarana bagi penguatan kelompok teroris yang semakin melemah. Oleh karena itu, sepak terjang AS di Suriah saat ini hanya menguntungkan kelompok teroris dan merugikan seluruh pihak, baik pemerintah maupun rakyat negara-negara kawasan yang selama ini menjadi korban kelompok teroris.
Fakta di lapangan dan berbagai laporan terpercaya menunjukkan bahwa kelompok-kelompok teroris menggunakan senjata kimia untuk melakukan berbagai kejahatan di Suriah. Kelompok-kelompok teroris ini tidak mengenal batas dalam melakukan kejahatannya. Sikap pasif organisasi internasional termasuk PBB menjadikan mereka semakin leluasa untuk melanjutkan kejahatannya di Suriah.
Pada saat yang sama, negara-negara pendukung mereka, termasuk negara Barat, Arab Saudi dan Turki hingga kini tidak berhenti untuk menggelontorkan dukungannya terhadap kelompok teroris, termasuk senjata kimia. Akibatnya Daesh dan kelompok teroris lainnya dengan mudah menggunakan senjata untuk membunuh orang-orang Suriah.
Saking besarnya ancaman senjata kimia tersebut menyebabkan pengaruhnya tidak hanya terbatas bagi negara-negara korban langsung senjata pemusnah massal ini, tapi juga memicu kekhawatiran di tingkat dunia. Ironisnya, masih saja sebagian kalangan menuding pemerintah Suriah sebagai pelakunya, padahal sudah jelas fakta berbagai kejahatan menggunakan senjata kimia dilakukan oleh kelompok teroris yang didukung Barat dan Turki.