Pertama Tetangga Kemudian Rumah
(last modified Wed, 04 Oct 2017 13:01:10 GMT )
Okt 04, 2017 20:01 Asia/Jakarta
  • Tetangga
    Tetangga

Imam Ali as berkata, “Seorang lelaki datang menemui Rasulullah Saw dan berkata, “Saya ingin membeli sebuah rumah, menurut Anda saya harus membeli di mana? Di antara jahniah, mazniah, tsaqif ataukah quraisy?” Rasulullah Saw bersabda, “Pertama tetangga, kemudian rumah. Pertama teman seperjalanan, kemudian bepergian.” (Mizanul Hikmah, jilid 2, hal 192)

Doa fathimah as Untuk Tetangga

Imam Hasan as berkata, “Aku melihat ibuku beribadah pada malam Jumat sampai subuh. Beliau senantiasa dalam kondisi salat, sampai fajar muncul. Aku mendengar beliau menyebutkan satu persatu nama orang mukmin dan mendoakannya. Namun beliau tidak berdoa untuk dirinya sendiri. Aku berkata, “Ibu! Mengapa Anda tidak berdoa untuk diri sendiri?”

Beliau berkata, “Pertama tetangga, kemudian diri sendiri.” (Biharul Anwar, jilid 43, hal 81)

Sebuah Nilai Yang Terlupakan

Imam Shadiq as berkata, “Sebaiknya para tetangga orang yang kena musibah, menyediakan makanan dan tepung baginya selama tiga hari.” (Biharul Anwar, jilid 81, hal 269)

Diriwayatkan oleh Imam Shadiq as bahwa ketkka Jakfar bin Abi Thalib mencapai syahadah, Rasulullah Saw memerintahkan Sayidah Fathimah as untuk menyediakan makanan selama tiga hari dan membawanya ke Asma binti Umais dan mengucapkan belasungkawa kepadanya. Kemudian hal ini menjadi sunnah yang baik di kalangan umat Islam dan melakukannya sampai tiga hari. (Wasail as-Syiah, jilid 2, hal 888)

Tetangga Ada Tiga Macam

Rasulullah Saw bersabda, “Para tetangga ada tiga macam; pertama, para tetangga yang memiliki satu hak saja di atas tetangganya yang lain. Kedua, para tetangga yang memiliki dua hak atas tetangganya yang lain dan ketiga, para tetangga yang memiliki tiga hak.

1. Para tetangga yang memiliki tiga hak adalah tetangga muslim yang juga sebagai sanak famili dan sebagai tetangga, dia memiliki hak atas tetangganya yang lain sebagai sesama muslim, juga sanak keluarga, sekaligus sebagai tetangga.

2. Adapun orang yang memiliki dua hak adalah tetangga muslim yang bukan sanak keluarga, dia memiliki hak sebagai seorang muslim dan sebagai tetangga.

3. Adapun orang yang memiliki satu hak adalah tetangga kafir, dia bukan keluarga juga bukan muslim, dia hanya memiliki hak sebagai tetangga. (Mahajjatul Baidha, jilid 3, hal 422)

Orang Yang Mati, Tiga Tetangganya Harus Ridha Kepadanya

Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang mati dan dia memiliki tetangga dan ketiga orang dari tetangganya, semuanya ridha kepadanya, maka dia akan diampuni dosa-dosanya.” (Amali Thusi, hal 520)

Bertetangga Dengan Sanak Keluarga

Rasulullah Saw bersabda, “Jalinlah hubungan silaturrahim dengan sanak kerabatmu, tapi jangan bertetanggaan dengan mereka, karena bertetanggaan sesama sanak keluarga akan menyebabkan permusuhan dan rasa dendam.” (Kanzul Ummal, 6930)

Mendahulukan Tetangga Yang Lebih Dekat

Rasulullah Saw bersabda, “Bila dua orang mengundang kamu, maka terimalah undangan orang yang rumahnya lebih dekat dari tempat tinggalmu, karena orang yang rumahnya lebih dekat dari tempat tinggalmu harus lebih didahulukan dari sisi bertetanggaan.” (Nahjul Fashahah, hadis 135)

Pesan Rasulullah Saw Kepada Abu Dzar Terkait Tetangga

Rasulullah Saw berkata kepada Abu Dzar, “Ketika engkau memasak masakan kuah daging, maka tambahi sedikit lagi airnya dan bagikan kepada para tetanggamu.” (Shahih Muslim, jilid 8, hal 37)

Maksud dari tambahi sedikit airnya yakni beliau ingin mengisyaratkan secara halus bahwa hal ini adalah pekerjaan mudah, meskipun bagi orang yang kikir misalnya, karena memperbanyak airnya tidak sulit. Oleh karena itu Rasulullah Saw tidak mengatakan, perbanyaklah dagingnya, karena hal ini boleh jadi tidak mungkin bisa dilakukan bagi seseorang. (Emi Nur Hayati)

Sumber: Hak Tetangga