Suriah Reaksi Laporan AS-Perancis tentang Serangan Kimia Khan Shaykun
(last modified Wed, 08 Nov 2017 11:39:27 GMT )
Nov 08, 2017 18:39 Asia/Jakarta
  • Kemlu Suriah.
    Kemlu Suriah.

Kementerian Luar Negeri Suriah mengecam laporan Amerika Serikat dan Perancis tentang serangan kimia di Khan Shaykhun, di mana laporan ini disusun melalui kerjasama dengan kelompok teroris Front al-Nusra.

Seperti dilansir kantor berita SANA, sebuah sumber resmi di Kemlu Suriah membantah pernyataan Menteri Luar Negeri Perancis pada 27 Oktober 2017 tentang peristiwa Khan Shaykhun.

"Hasil penyelidikan bersama yang dilakukan dalam kerangka melaksanakan tujuan AS dan Barat untuk meningkatkan tekanan politik terhadap Suriah dan menutupi berbagai kejahatan teroris dan para pelaku peristiwa Khan Shaykun tidak akan diterima," ujarnya.

Sumber yang berbicara secara anonim tersebut menyebut laporan-laporan dinas intelijen Perancis sebagai menyesatkan dan tidak dapat dipercaya.

"Laporan-laporan ini kembali menunjukkan bahwa Perancis tidak mampu keluar dari 'terowongan gelap' hasil dari kebijakan irasional pemerintah-pemerintah negara ini yang mendukung berbagai kelompok teroris," pungkasnya.

Sebelumnya, Bashar al-Jaafari, Duta Besar Suriah untuk PBB dalam sidang Dewan Keamanan PBB mengatakan, laporan Komite Penyelidikan Bersama PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia tentang peristiwa Khan Shaykun didasarkan pada "banyak kemungkinan," padahal laporan seperti ini tidak seharusnya bersandar pada prasangka dan kemungkinan.

Serangan kimia ke distrik Khan Shaykun, Provinsi Idlib Suriah pada 4 April 2017 telah merenggut nyawa lebih dari 100 orang dan melukai sekitar 400 lainnya.

Hanya tiga hari pasca serangan kimia mencurigakan di Khan Shaykhun, AS meluncurkan 59 rudal Tomahawk dari dua kapal perang USS Porter dan USS Ross yang bersiaga di Laut Mediterania ke pangkalan udara Suriah, al-Shayrat di timur Homs.

AS melancarkan serangan tersebut setelah negara itu menuding Suriah melakukan serangan kimia di Khan Shaykhun. Tuduhan ini telah berulang kali dibantah oleh Suriah dan bahkan negara-negara seperti Rusia dan Republik Islam Iran. (RA)