Ulama Bahrain Tolak Normalisasi Hubungan dengan Rezim Zionis
(last modified Sat, 23 Dec 2017 05:29:57 GMT )
Des 23, 2017 12:29 Asia/Jakarta
  • Ulama Bahrain.
    Ulama Bahrain.

Salah satu ulama senior Syiah Bahrain menilai upaya para pejabat rezim Al Khalifa untuk normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel sebagai kehinaan rezim ini.

Sayid Abdullah al-Ghuraifi dalam sebuah pernyataan terbaru, menegaskan penentangan tegas rakyat Bahrain terhadap normalisasi hubungan negara ini dengan rezim Zionis.

"Langkah ini berarti menghina identitas agama dan etnis dan mengingjak-injak isu-isu menentukan umat Islam," kata Sayid al-Ghuraifi seperti dilansir Rasa News, Sabtu (23/12/2017).

Ia lebih lanjut menyebut kebungkaman terhadap keputusan pemerintah AS yang mengumumkan al-Quds sebagai ibukota rezim Zionis sebagai pengkhianatan yang membawa kehinaan.

"Penyatuan bangsa-bangsa Muslim sangat penting untuk mematahkan konspirasi terhadap umat, masyarakat dan kesucian Islam terutama Palestina, al-Quds dan Masjid al-Aqsa serta untuk menggagalkan tujuan-tujuan berbahaya dan buruk musuh," imbuhnya.

Ulama Bahrain.

Di bagian lain pernyataannya, ulama terkemuka Bahrain itu menyesalkan kunjungan delegasi Bahrain ke wilayah pendudukan Palestina (Israel) dengan persetujuan Sheikh Hamad bin Isa Al Khalifa.

Sayid al-Ghuraifi menegaskan, mereka yang bergandengan tangan dengan tangan kotor Zionis dan menghina agama dan berbagai lapisan masyarakat Bahrain sama sekali bukan wakil negara in dan juga bukan wakil dunia Arab dan Islam.

Kunjungan delegasi Bahrain ke Palestina pendudukan dilakukan ketika kawasan dan dunia menyaksikan gelombang protes luas terhadap keputusan Donald Trump, Presiden AS yang mengakui al-Quds sebagai ibukota rezim Zionis.

Normalisasi hubungan rezim-rezim reaksioner Arab dengan rezim Zionis atas ajakan Bahrain untuk menghapus catatan kelam kejahatan rezim Zionis. (RA)

Tags