Palestina, AS dan Sikap Pasif Liga Arab
(last modified Fri, 05 Jan 2018 08:15:20 GMT )
Jan 05, 2018 15:15 Asia/Jakarta

Menyusul keputusan Presiden AS, Donald Trump mengenai Baitul Maqdis, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri menyerukan urgensi penutupan seluruh kedutaan negara-negara Arab di AS.

Ketua parlemen Lebanon menilai langkah yang diambil negara-negara Arab selama ini terhadap Washington tidak memadai dan lemah. Berri mengatakan, Keputusan presiden AS mengenai Baitul Maqdis melanggar aturan politik dan sejarah kota ini, sekaligus bermakna menutupi agresi dan kejahatan yang dilakukan rezim Zionis Israel selama ini.

Nabih Berri

Keputusan tersebut memicu reaksi luas berbagai kalangan, dari rakyat hingga para pemimpin negara dunia, termasuk di antaranya datang dari negara-negara anggota Liga Arab yang mengelar sidang tingkat menteri luar negeri. Ironisnya, Liga Arab sebagai institusi resmi  kepentingan negara-negera Arab tidak mengambil kebijakan tegas dalam sidang tersebut.

Sidang darurat tingkat menlu Liga Arab di Kairo beberapa waktu lalu hanya menyerukan AS meninjau ulang kebijakan pengakuan terhadap Baitul Maqdis sebagai ibu kota rezim Zionis, dan menunda rencana pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis. Padahal sejumlah negara Arab seperti Lebanon telah menyampaikan sikap lebih tegas dan serius terhadap Washington. 

Terkait masalah ini, Situs Al-Rai Al-Youm  dalam editorialnya menyinggung sikap lemah negara-negara Arab dalam menyikapi keputusan terbaru presiden AS mengenai masalah Baitul Maqdis. Saking lemahnya negara-negara ini, tidak satu pun duta besar AS maupun Israel yang dipanggil oleh kementerian luar negeri mereka. Demikian juga mereka tidak menarik duta besarnya dari ibu kota AS sebagai bentuk protes terhadap keputusan Trump.

Jelas kiranya, jika mempertimbangkan posisi Trump dengan latar belakang seorang pengusaha, tentu saja negara-negera Arab bisa menekan Gedung Putih dengan meninjau ulang kontrak bisnis yang telah terjalin selama ini. Selain itu, pemanggilan duta besar Arab dari AS dan pengusiran duta besar AS di berbagai negara Arab bisa menjadi tekanan diplomatik yang efektif terhadap Trump. Tuntutan tersebut disampaikan oleh sejumlah pemimpin Arab seperti ketua parlemen Lebanon, Nabih Berri.

Dengan mempertimbangkan sensitivitas masalah Palestina bagi dunia Arab dan Islam, sudah seharusnya sidang darurat tingkat menlu Liga Arab mengambil komitmen bersama dari negara-negara anggota. Sejatinya, keseriusan Liga Arab kali ini diuji kembali untuk membuktikan seberapa besar komitmen mereka terhadap nasib  Palestina sebagai jantung dunia Arab dan Islam yang selama ini tertindas.(PH)

Tags