Keterkaitan Terorisme, Wahabisme, Arab Saudi dan AS
(last modified Tue, 27 Mar 2018 12:56:32 GMT )
Mar 27, 2018 19:56 Asia/Jakarta
  • Mohammed bin Salman dan Donald Trump
    Mohammed bin Salman dan Donald Trump

Putera Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dalam wawancara dengan Washington Post mengungkapkan bahwa perhatian Riyadh terhadap penyebaran ajaran Wahabi di dunia dilakukan atas permintaan AS demi menghadapi blok Timur dalam perang dingin yang terjadi antara 1947 hingga 1991.

Selain itu, pangeran Mohammed bin Salman juga mengakui dukungan finansial rezim Al Saud terhadap penyebaran Wahabisme. Menurutnya, pasokan keuangan ini secara umum dilakukan melalui lembaga-lembaga non-pemerintah yang berpusat di negara ini.

Selama ini, ajaran Wahabi menjadi basis pemikiran yang dijadikan rujukan tunggal kelompok-kelompok teroris. Faktanya, ajaran Wahabi memainkan peran penting dalam membidani lahirnya kelompok kelompok teroris semacam Al Qaeda, yang dijadikan alat oleh rezim Al Saud untuk menyebarkan fitnah di kawasan dan dunia demi mewujudkan ambisinya.

Tujuan utama rezim Al Saud membentuk kelompok-kelompok teroris untuk menyulut ketakutan, dan friksi antarmazhab Islam yang sejalan dengan kepentingan AS. Ekstremisme Wahabi selain menyulut perang saudara, juga menciptakan perpecahan di tubuh dunia Islam.

Tafsir tunggal terhadap ajaran Islam dengan ideologi takfirinya menjadikan hanya kelompok mereka saja yang dipandang benar, sedangkan mazhab lain dianggap sesat. 

Image Caption

 

Peran Arab Saudi dalam menciptakan kelompok takfiri juga diakui media dan kalangan akademisi dan politikus Barat sendiri. Daily Telegraph menyebut Wahabisme sebagai faktor pemicu kemunculan terorisme internasional. Koran Inggris ini menilai akar pemikiran terbentuknya kelompok teroris kembali kepada ajaran Wahabisme, dengan pusat pemikirannya  berada di Arab Saudi.

Selain Daesh, kelompok teroris dan ekstrem lain seperti Al Qaeda, Front Al-Nusra, dan Taliban bersumber dari pemikiran Wahabi. Masing-masing dari kelompok teroris ini dipengaruhi oleh sistem pengajaran agama Islam versi Wahabi yang didanai oleh pemerintah Arab Saudi. Oleh karena itu, para pengamat terorisme mengaitkan ajaran Wahabisme dengan terorisme dan Arab Saudi yang disebut sebagai negara penghasil teroris.

Profesor Studi Amerika Universitas Massachusetts, Paul Atwood menilai AS dan Arab Saudi sebagai faktor utama penyebar ekstremisme dan tumbuhnya Daesh di Timur Tengah. Atwood mengatakan bahwa terorisme sebagai alat dalam strategi kebijakan luar negeri AS.

Koran Huffington Post menyebut Arab Saudi dan Wahabisme sebagai pendukung utama terorisme di dunia. Surat kabar AS ini menjelaskan bahwa kelompok-kelompok yang masuk dalam daftar organisasi teroris oleh kementerian luar negeri AS kebanyakan dipengaruhi oleh ajaran Wahabisme yang didukung penguasa Saudi. Huffington dalam salah satu tulisannya menyerukan supaya pemerintah AS  menghentikan kebijakannya mendukung negara yang secara terang-terangan mendukung terorisme.

Sejatinya, publik internasional sudah tahu bahwa rezim Al Saud sebagai salah satu pendukung terbesar penyebaran terorisme di dunia. Tapi ironisnya, meskipun AS mengetahui masalah ini, tapi tetap saja melanjutkan kerja sama militer dengan Riyadh, bahkan mendukung kejahatan yang dilancarkan rezim Al Saudi terhadap negara lain termasuk Yaman.

Penjualan senjata dan alutsista negara-negara Barat terutama AS terhadap Arab Saudi menunjukkan dukungan mereka terhadap negara penyebar terorisme di dunia itu. Oleh karena itu, berlanjutnya kekerasan dan instabilitas di kawasan dan dunia hasil dari penyebaran pemikiran Wahabisme esktrem yang dikembangkan Arab Saudi dan didukung AS.(PH)

 

Tags