Perjuangan Bangsa Palestina Hancurkan Transaksi Abad AS
(last modified Sun, 08 Jul 2018 03:06:47 GMT )
Jul 08, 2018 10:06 Asia/Jakarta
  • Mahmoud al-Zahar, anggota Biro Politik Hamas
    Mahmoud al-Zahar, anggota Biro Politik Hamas

Mahmoud al-Zahar, anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menekankan, isu transaksi abad tidak ada di retorika bangsa Palestina.

Al-Zahar menekankan bahwa isu Palestina tidak dapat dipilah-pilah. Berdasarkan rencana Amerika "Transaksi Abad", al-Quds dijadikan ibukota Israel dan pengungsi Palestina tidak berhak kembali ke tanah airnya serta bangsa tertindas ini hanya diberi bagian kecil di Tepi Barat serta Jalur Gaza.

 

Transaksi Abad mencakup elemen berbahaya bagi penghapusan total hak bangsa Palestina. Hak bangsa Palestina untuk membentuk negara Palestina berdasarkan resolusi PBB juga akan dihapus untuk selamanya, sebagai gantinya akan dibentuk pemerintahan Palestina di wilayah yang terpisah-pisah serta tidak ada jalur penghubung di antara wilayah tersebut, sehingga negara baru ini tidak memiliki kedaulatan.

 

Tak diragukan lagi salah satu elemen utama di rencana Presiden AS Donald Trump ini adalah rumah alternatif bagi bangsa Palestina. Berdasarkan kesepakatan ini, bangsa Palestina akan diusir dari al-Quds dan wilayah Tepi Barat yang kaya air serta dipindahkan ke wilayah padang pasir Sinai di Mesir yang gersang dan tanpa air.

al-Quds dan Palestina

 

Selain itu, transaksi abad juga ingin memisahkan secara total Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dengan demikian 712 kilometer persegi wilayah gurun Sinai di Besir akan diberikan kepada Gaza dan dalam sebuah langkah penipuan publik awam, lima rencana besar dengan anggaran miliaran dolar akan dimulai di wilayah ini. Sebagai imbalan dari transaksi ini, Mesir akan diberi wilayah serupa di Negev di Palestina pendudukan.

 

Poin penting dan patut diperhatikan di rencana ini dan perundingan selanjutnya adalah isu pengungsi dengan trik "rumah alternatif " diluar Palestina pendudukan yang diklaim sebagai solusi bagi kasus ini dan penghapusan total hak kepulangan pengungsi Palestina ke tanah airnya.

 

Pengamat menilai motif dari rencana Amerika ini adalah mengakhiri isu Palestina dan membuka pintu bagi normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel. Sejumlah pengamat lain meyakini Trump dengan rencananya ini tengah bergerak untuk membangun sebuah pemerintahan Yahudi dari Nil hingga Furat serta mempropagandakan Iranphobia sebagai ganti dari perang melawan Israel di kawasan Asia Barat.

 

Issam Noman, penulis dan pengamat dunia Arab di laman al-Bana terkait hal ini menulis, transaksi abad dimulai dari Palestina, melewati Suriah dan pada akhirnya menarget muqawama rakyat di kawasan. Rencana Trump sama halnya dengan gempa yang menggoncang stabilitas dan keamanan regional. Upaya ini dan wal untuk melaksanakan transaksi abad terjadi ketika aksi demo warga Gaza "Hak Kepulangan" membuat tekad bangsa Palstina untuk melawan rencana perdamaian termasuk transaksi ini semakin solid.

 

Aksi demo ini dengan jelas menunjukkan warna sejati transaksi abad usulan Trump. Ini artinya Trump dapat mengabaikan setiap gerakan bangsa Palestina dan hanya bertransaksi dengan pemimpin Arab, dan bahkan memaksa mereka mengeluarkan dana miliaran dolar. Tapi Trump tidak akan mampu membuat rakyat Palestina rela dengan transaksi ini di mana bangsa tertindas ini telah diusir dari rumah mereka selama beberapa dekade. Justru bangsa ini yang mampu mempertahankan identitas Palestina mereka melalui generasi pengungsi dan meraih cita-citanya. Mereka juga menolak untuk melepas hak-haknya dan dengan tekad bulat melawan setiap konspirasi. (MF)