Urgensi Membentuk Pakta Keamanan Regional
Usulan untuk membentuk sebuah pakta keamanan regional semakin nyaring disuarakan di tengah berlanjutnya kekacauan dan perang di wilayah Asia Barat (Timur Tengah).
Asia Barat menyaksikan perang dan kekacauan selama lebih dari satu dekade terakhir. Situasi ini dipicu oleh berbagai faktor yang datang dari dalam dan dari luar wilayah ini.
Wilayah Asia Barat sudah terkenal dan identik dengan konflik sejak dulu. Dosen Hubungan Internasional Emeritus di London School of Economics, Barry Buzan mengatakan kekerasan sudah menjadi watak wilayah Asia Barat.
Konflik ini mencuat setelah imperialis Barat mendirikan beberapa negara baru di kawasan pada abad ke-20, keberadaan sumber-sumber energi yang kaya, dan juga pembentukan rezim Zionis Israel.
Dari luar wilayah, faktor utama penyebab kekacauan dan perang adalah campur tangan kekuatan-kekuatan asing dalam urusan Asia Barat, di samping ketergantungan beberapa penguasa Arab pada dukungan Barat dalam masalah keamanan.
Meskipun kekerasan dan kekacauan ini terus meningkat dan memicu tragedi kemanusiaan seperti di Yaman, namun negara-negara regional belum memiliki sebuah pakta keamanan untuk mengatasi persoalan itu. Perbedaan kepentingan kekuatan-kekuatan regional secara prinsip telah menjadi faktor penting bagi pecahnya konflik dan kekerasan di kawasan.
Dengan memperhatikan situasi ini, Republik Islam Iran mengusulkan pembentukan sebuah pakta keamanan regional. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menawarkan pakta non-agresi di antara negara-negara di kawasan.
Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed Abdulrahman Al Thani baru-baru ini mengatakan bahwa Emir Qatar menyerukan penandatanganan sebuah pakta keamanan regional dengan tujuan mewujudkan keamanan dan perdamaian di kawasan.
Sebelum itu, Emir Qatar Sheikh Tamim Al Thani mengangkat isu pembentukan pakta keamanan regional pada sidang tahunan Majelis Umum PBB. Presiden Iran Hassan Rouhani juga menawarkan sebuah proposal yang disebut Inisiatif Perdamaian Hormuz pada pertemuan yang sama.
Kehadiran pakta non-agresi atau pakta keamanan regional dapat mendorong terciptanya sikap saling percaya di antara kekuatan-kekuatan di kawasan. Kepercayaan timbal-balik adalah sesuatu yang telah hilang di antara mereka.
Dengan adanya sikap saling percaya, keamanan dapat ditingkatkan dan kekerasan dapat diredam, di samping mengurangi ketergantungan beberapa negara regional pada pasukan bayaran untuk tujuan keamanan.
Pada dasarnya, kehadiran pasukan bayaran ini telah menjadi salah satu tantangan saat ini di wilayah Asia Barat. Intervensi kekuatan asing secara praktis tidak membawa keamanan, tetapi malah mencegah terciptanya kerja sama di antara negara-negara di kawasan ini. (RM)