Transformasi Asia Barat 30 Mei 2020
Transformasi Asia barat sepekan terakhir ini diwarnai berbagai isu di antaranya mengenai statemen Sekjen Hizbullah Lebanon tentang meningkatnya kekuatan front perlawanan dan melemahnya rezim Zionis Israel.
Selain itu, Palestina meminta publik dunia mencegah langkah rezim Zionis menganeksasi Tepi Barat, Otorita Palestina menolak bantuan medis UEA, militer Irak memberikan dua pilihan kepada para teroris Daesh antara menyerah atau mati, Lebanon menyerukan persatuan Islam melawan kesepakatan abad, dan sebanyak 70.000 teroris Daesh bersembunyi di perbatasan Suriah dan Irak.
Nasrullah: Front Perlawanan Menguat, dan Israel Melemah !
Pada peringatan 20 tahun pembebasan daerah selatan Lebanon dari pendudukan rezim Zionis, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sayid Hassan Nasrullah menyampaikan pandangannya mengenai dinamika kawasan, termasuk peningkatan kekuatan front perlawanan.
Salah satu masalah penting dalam wawancara antara Sayid Nasrullah dengan radio Al-Nur Lebanon mengenai posisi Israel yang melemah, dan sebaliknya Hizbullah saat ini lebih kuat dari tahun 2000. Ada beberapa indikasi yang mendukung statemen tersebut.
Pertama, perang antara Israel dengan Hizbullah Lebanon di tahun 2006 menjadi titik balik dalam perkembangan di kawasan Asia Barat. Sebab hal itu menunjukkan kemampuan rudal dan intelijen Hizbullah, dan tumbangnya mitos kedigjayaan militer Israel bukan oleh sebuah negara, tapi sebuah kelompok perlawanan di Lebanon.
Kedua, Israel tidak terlibat dalam perang dengan Hizbullah di Lebanon sejak kegagalannya dalam perang 2006, karena mereka tahu betul jika memulai perang, maka tidak akan bisa mengakhirinya. Menurut Sayid Hassan Nasrullah, Hizbullah memiliki semangat yang tinggi untuk berperang jika rezim Zionis menyerang, sementara Israel tidak memiliki semangat yang diperlukan untuk melawan Hizbullah di Lebanon.
Ketiga, Hizbullah Lebanon telah tumbuh secara signifikan dalam kemampuan militernya. Hizbullah saat ini memiliki kemampuan pertahanan yang tidak dimiliki sebelum tahun 2000, yang juga diakui oleh pihak rezim Zionis sendiri.
Keempat, poros perlawanan di kawasan ini tidak terbatas pada Hizbullah di Lebanon saja, tetapi muncul kelompok-kelompok perlawanan di berbagai tempat lainnya. Pada saat yang sama, situasi di Palestina juga tidak sama dengan tahun 2000.
Nasrullah mengatakan, "Perlawanan hari ini di Lebanon, Palestina dan Gaza semakin meningkat. Misalnya, Gaza yang diduduki rezim Zionis telah dibebaskan sejak tahun 2000, dan kelompok-kelompok Palestina di wilayah tersebut memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal yang menjangkau semua kota di Palestina pendudukan,".
Palestina Minta Dunia Cegah Aneksasi Tepi Barat oleh Zionis
Sekjen Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat meminta negara-negara dunia mengambil langkah serius untuk mencegah aneksasi Tepi Barat oleh rezim Zionis Israel.
Dia menyampaikan hal itu dalam pertemuan terpisah dengan para perwakilan negara-negara anggota Uni Eropa dan sejumlah diplomat dari negara lain di kota Ramallah, seperti dikutip kantor berita IRIB, Jumat (29/5/2020).
Erekat meminta negara-negara dunia untuk menghukum rezim penjajah atas pelanggaran hukum internasional.
Israel telah mengumumkan rencananya untuk mencaplok beberapa wilayah di Tepi Barat dengan dukungan pemerintahan Donald Trump. Langkah ini merupakan bagian dari prakarsa yang diperkenalkan oleh AS, Kesepakatan Abad.
Di antara butir penting Kesepakatan Abad adalah menetapkan Quds sebagai ibukota rezim Zionis, menyerahkan 30 persen dari wilayah Tepi Barat kepada Israel, menghapus hak kepulangan pengungsi Palestina ke tanah airnya, dan melucuti senjata kelompok perlawanan.
Otorita Palestina Tolak Bantuan Medis UEA
Otorita Ramallah Palestina menolak menerima bantuan medis yang dikirim Uni Emirat Arab (UEA).
Menurut televisi al-Mayadeen, Kamis, 21 Mei 2020, alasan penolakan itu karena UEA mengirim bantuan itu melalui bandara udara Tel Aviv ke Palestina, dan bantuan medis ini menjadi jembatan bagi normalisasi hubungan antara UEA dan rezim Zionis.
Sejumlah media pada Selasa malam mengkonfirmasi landingnya pesawat Etihad yang membawa bantuan medis bagi rakyat Palestina di Bandara Udara Ben Gurion, dekat Tel Aviv.
Hubungan transparan dan rahasia Israel dengan negara-negara Arab Teluk Persia selama beberapa tahun terakhir semakin luas. UEA termasuk negara pendukung Prakarsa Kesepakatan Abad dan dubes negara ini juga hadir ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump meresmikan prakarsa tersebut.
UEA membuka penerbangan pertamanya yang diketahui secara terbuka ke Israel pada Selasa malam. Sebuah pesawat kargo milik Etihad dari Abu Dhabi ke Tel Aviv bertujuan untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Palestina untuk membantu menekan penyebaran virus corona.
Beberapa media Israel melaporkan bahwa penerbangan itu dilakukan atas koordinasi dengan kementerian luar negeri Israel dan Program Pangan Dunia PBB.
Pejabat Urusan Otoritas Palestina Mai Kaila mengatakan bahwa bantuan tidak diterima karena UEA mengabaikan berkoordinasi dengan mereka.
"UEA belum berkoordinasi dengan kami mengenai bantuan medis, dan kami menolak untuk menerimanya tanpa koordinasi," Ujarnya.
Dia menegaskan, kami adalah negara berdaulat, dan mereka seharusnya berkoordinasi dengan kami terlebih dahulu.
Hamas Uji Rudal Baru di Hari Quds Internasional
Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas berhasil menguji coba rudal barunya bertepatan dengan peringatan Hari Quds Internasional.
Hamas menembakkan beberapa rudal ke laut pada hari Jumat (22/5/2020) dengan tujuan memperkuat kemampuan sayap militernya, Brigade Ezzedeen Al-Qassam.
Pengujian rudal baru Hamas ini berlangsung di saat rezim Zionis meningkatkan blokade total Jalur Gaza yang dimulai sejak sejak 2006 hingga kini.
Keberhasilan uji coba rudal ini menunjukkan tekad Hamas melawan rezim Zionis dengan memperkuat kekuatan militernya.
Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem di akun Twitternya tadi malam menyerukan persatuan nasional Palestina dan mengesampingkan perbedaan antarkelompok yang ada selama ini.
"Poros perlawanan harus diperkuat dan disebarkan secara luas, karena proyek Zionis telah menargetkan seluruh umat Islam," tulis Jubir Hamas.
Hari Jumat, 22 Mei 2020, bertepatan dengan tanggal 28 Ramadhan 1441 H diperingati sebagai Hari Quds Internasional.
Jumat terakhir bulan suci Ramadan dinamai Hari Quds Internasional atas prakarsa Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran.
Militer Irak: Teroris Daesh, Menyerah atau Mati !
Juru bicara Komando Operasi Bersama Irak mengatakan operasi Aswad Al Jazeera berhasil mencapai target, dan ia menegaskan teroris Daesh hanya punya dua pilihan, menyerah atau mati.
Situs berita Al Sumaria News, Senin (25/5/2020) melaporkan, Mayjen Tahsin Al Khafaji menuturkan, dalam operasi Aswad Al Jazeera yang dimulai minggu lalu, sejumlah banyak anasir teroris Daesh berhasil ditangkap.
Al Khafaji menambahkan, operasi ini berhasil mencapai target yang diinginkan, dan aparat keamanan Irak terutama dinas intelijen, melacak dengan akurat markas teroris sehingga sejumlah teroris Daesh paling berbahaya berhasil ditangkap, dan sebagian lainnya masuk dalam daftar pengejaran.
Komando Operasi Bersama Irak pada 17 Mei 2020 mengumumkan dimulainya operasi Aswad Al Jazeera dengan maksud untuk membersihkan wilayah gurun Al Jazeera di utara Provinsi Al Anbar, barat Provinsi Salahuddin, dan selatan Provinsi Ninawa.
Lebanon Serukan Persatuan Islam Lawan Kesepakatan Abad
Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri menyerukan persatuan dunia Islam dalam menghadapi plot Kesepakatan Abad, dan menegaskan, "Tidak ada yang bisa membuat kita tunduk terhadap proyek-proyek Israel."
Nabih Berri dalam pidato peringatan Hari Quds Internasional hari Jumat (22/5/2020) menyebut momentum ini sebagai pengingat atas penindasan dan penistaan terhadap kesucian Islam dan Kristen yang dilakukan Israel.
"Kami menekankan dukungan terhadap bangsa Palestina serta hak mereka untuk kembali ke tanah airnya, dan penentangan terhadap Kesepakatan Abad " kata Berri.
Ia menilai prakarsa Kesepakatan Abad yang dicanangkan oleh Amerika Serikat untuk menghancurkan perjuangan Palestina.
Ketua Parlemen Lebanon menyebut plot AS-Israel ini bertujuan untuk memecah belah kawasan Asia Barat, oleh karena itu untuk menghadapinya membutuhkan persatuan dunia Islam dan Arab, terutama Lebanon, Suriah, Yordania dan Mesir.
70.000 Teroris Daesh Sembunyi di Perbatasan Suriah-Irak
Juru bicara Komando Operasi Gabungan Angkatan Bersenjata Irak Brigadir Jenderal Yahya Rasool mengatakan, lebih dari 70.000 teroris Daesh (ISIS) berada di berbagai wilayah perbatasan Suriah dengan Irak.
"Daesh cerai-berai, lemah dan terkepung, namun mereka melakukan sejumlah gerakan untuk mengumumkan eksistensinya," kata Yahya Rasool pada Jumat (22/5/2020).
Dia manambahkan, Daesh hari ini tidak akan mampu lagi untuk menduduki sebuah wilayah.
Brigjen Yahya Rasool lebih lanjut menyinggung krisis terbaru di Irak dan mengatakan, krisis terbaru seperti demonstrasi dan penyebaran virus Corona, COVID-19 telah melelahkan pasukan keamanan.
Dia juga menyinggung perluasan dan penguatan Angkatan Udara Irak, namun untuk meraih tujuan ini diperlukan anggaran besar.
"Anggaran Kementerian Pertahanan Irak tidak sebesar negara-negara lain di dunia," pungkasnya.
Dalam dua bulan terakhir, Provinsi Salah ad-Din dan Diyala di Irak menjadi target serangan kelompok teroris takfiri Daesh.(PH)