Palestina; Dua Dekade Pasca Intifada Kedua
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i85763-palestina_dua_dekade_pasca_intifada_kedua
28 September 2020 bertepatan dengan peringatan ke-20 intifada kedua Palestina, atau yang dikenal dengan Intifada al-Aqsa.
(last modified 2025-10-20T14:57:04+00:00 )
Sep 30, 2020 12:01 Asia/Jakarta

28 September 2020 bertepatan dengan peringatan ke-20 intifada kedua Palestina, atau yang dikenal dengan Intifada al-Aqsa.

Pelanggaran Ariel Sharon, ketua Partai Likud dan menteri peperangan Israel saat itu ke Masjid al-Aqsa pada 28 September 2000 menjadi cikal bakal meletusnya intifada al-Aqsa. Di intifada yang berlangsung selama lima tahun, sebanyak 4.412 warga Palestina gugur dan sekitar 49 ribu orang terluka. Sementara itu, 1.100 Zionis juga tewas dan ratusan lainnya cidera.

Intifada rakyat Palestina

Intifada al-Aqsa terbentuk di saat Israel terpaksa menarik pasukannya dari Lebanon Selatan. Faktanya Israel memilih menyerang Masjid al-Aqsa dan mengobarkan perang terhadap rakyat Palestina untuk mengkompensasi kekalahannya terhadap muqawama Lebanon.

Poin penting lain adalah intifada al-Aqsa terbentuk ketika Otorita Ramallah Palestina mengakui secara resmi Israel dan melanjutkan perundingan damai antara kedua pihak.

Kesepakatan Oslo antara Otorita Ramallah dan Israel ditandatangani tahun 1993 yang menurut perspektif Nafis Azzam, anggota Biro Politik Jihad Islam Palestina sejumlah kesepakatan ini sama halnya dengan mengakhiri resistensi bangsa Palestina. Meski demikian, salah satu dampak penting intifada al-Aqsa adalah semakin kuatnya faksi muqawama Palestina.

Sejatinya intifada al-Aqsa selain membuktikan kemandulan pendekatan kompromi, juga mengindikasikan bahwa muqawama sebuah pendekatan yang diterime oleh rakyat Palestina. Sekaitan dengan ini, Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) di pemilu parlemen 2005 meraih kemenangan dan berhasil membentuk pemerintahan Palestina.

Setelah dua dekade intifada al-Aqsa, kondisi Palestina membuka peluang bagi terbentuknya intifada baru. Koran al-Quds al-Arabi di laporannya terkait hal ini menulis, "Rezim Zionis Israel masih melanjutkan proyek pembangunan distrik ilegalnya dan menduduki wilayah Palestina. Rencana Kesepakatan Abad yang diresmikan pemerintah AS pada 28 Januari juga membentuk sisi kedua kejahatan terhadap Palestina. Sementara sisi ketiga adalah teladan perilaku sejumlah negara Arab dalam menormalisasi hubungan dengan Israel."

Selain itu, Abdul Nasser Farwana, ketua bidang riset di Komite urusan Tawanan Palestina menyatakan, sejak intifada al-Aqsa hingga kini sebanyak 120 ribu warga Palestina ditangkap dengan berbagai alasan dan 18 ribu di antaranya adalah anak-anak dan 2000 perempuan.

Intifada al-Aqsa

Setelah dua dekade dari intifada al-Aqsa, citra Arab yang berdamai dengan Israel semakin terkuak. Kegagalan rencana damai Amerika mulai tampak dan Washington bukannya pendukung perdamaian, tapi pendukung kepentingan Israel. Rezim Zionis bahkan menolak ide pembentukan dua negara di bumi Palestina pendudukan dan pada dasarnya Tel Aviv tidak mengakui pembentukan negara independen Palestina.

Berbagai lembaga dan organisasi internasional khususnya PBB secara praktis berada di bawah kekuasaan Zionis dan para sponsornya serta tidak mampu melakukan langkah praktis untuk menghentikan kejahatan rezim ilegal ini. Pada akhirnya muqawama sebagai pendekatan final untuk melawan kejahatan rezim Zionis diterima. Meski sejumlah pemimpin negara-negara Arab menandatangani kesepakatan damai dengan Israel, namun rezim ini menghadapi beragam kendala internal di mana aksi demo mingguan selama lima bulan terakhir merupakan indikasi nyata dari krisis ini. (MF)