Israel Diambang Keruntuhan Ekonomi
(last modified Tue, 10 Nov 2020 13:35:05 GMT )
Nov 10, 2020 20:35 Asia/Jakarta
  • Naftali Bennett
    Naftali Bennett

Ketua Partai Kanan Baru rezim Zionis Israel mengatakan, Israel sekarang sedang menuju ke arah yang sangat berbahaya, dan diambang keruntuhan ekonomi.

Israel saat ini berhadapan dengan banyak ancaman termasuk ancaman kondisi demografi penduduk yang heterogen, repatriasi, dan kesenjangan sosial serta generasi. Akan tetapi ekonomi termasuk sektor kuat Israel yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, dan sampai ke batas bahaya keruntuhan.

Angka pengangguran di wilayah pendudukan pada tahun 2020 lebih tinggi dari tahun 2019. Stasiun radio RTL Prancis di akun Twitternya menulis, angka pengangguran di Israel dalam beberapa bulan terakhir mengalami lonjakan tinggi dari 3,4 persen pada bulan Februari 2020, menjadi 27 persen pada April 2020. Angka ini dalam beberapa bulan kemudian juga mengalami peningkatan.

Defisit anggaran di Israel juga meningkat. Lembaga pemeringkat kredit internasional, Fitch memprediksi, defisit anggaran Israel mulai tahun 2019 yang berjumlah 3,7 persen akan menembus angka 7 persen di akhir tahun 2020. Pada saat yang sama, investasi asing di Israel dalam 9 bulan terakhir mengalami penurunan.

Banyak faktor yang menyebabkan perekonomian Israel terus memburuk. Salah satunya yang terpenting adalah penyebaran wabah Virus Corona di wilayah pendudukan. Berdasarkan data terbaru lebih dari 320 ribu orang di Israel tertular Covid-19.

Kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dianggap gagal mengatasi pandemi ini, dan warga Zionis beberapa kali melakukan demonstrasi menentang kinerja buruk pemerintah, dan menuntut mundurnya Netanyahu.

Sebelumnya situs Israel, Walla mengutip kabinet Israel mengumumkan, penyebaran wabah Virus Corona di wilayah pendudukan, dan dampaknya terhadap ekonomi Israel, menyebabkan peningkatan kerugian Israel hingga 40 persen.

Kebinet Netanyahu untuk menghadapi wabah Corona menerapkan banyak pembatasan ekonomi, dan sosial. Pemerintah Israel pada 20 Maret 2020 juga mengesahkan sejumlah aturan darurat.

Dampak dari kebijakan pembatasan ketat ini, bukan saja Covid-19 tidak berhasil dikendalikan, bahkan menambah permasalahan ekonomi Israel. Salah satu mantan pejabat keamanan Israel terkait dampak Corona pada perekonomian Israel mengatakan, di bawah ancaman meluasnya wabah, ekonomi Israel sangat terpukul, dan lebih dari 1,2 juta warga Zionis kehilangan pekerjaan.

Wabah Virus Corona selain telah melemahkan industri pariwisata Israel secara serius, juga menurunkan tingkat investasi asing. Kementerian Keuangan Israel melaporkan, Virus Corona telah membawa kerugian lebih dari 17 miliar dolar bagi perekonomian Israel.

Selain Corona, sikap haus perang juga menjadi faktor penting lain yang meningkatkan permasalahan Israel.

Israel  di satu dekade terakhir saat Netanyahu berkuasa, melancarkan perang terhadap Palestina pada tahun 2012, 2014, 2018, dan 2019. Meskipun memberikan kerugian besar terhadap Palestina, namun Israel juga mengeluarkan biaya yang sangat besar.

Hal ini ditambah dengan proyek-proyek perluasan wilayah Israel di Palestina termasuk pembangunan distrik ilegal Zionis, dan rencana penggabungan sebagian wilayah Tepi Barat. Semua proyek itu menurunkan tingkat keamanan Israel, pasalnya kelompok-kelompok perlawanan Palestina melawan proyek ini sekuat tenaga.

Keseluruhan faktor di atas menyebabkan Israel harus menghadapi permasalahan ekonomi yang terus bertambah, dan pejabat Tel Aviv sampai harus memperingatkan bahaya keruntuhan ekonomi rezim itu. (HS)