Perubahan Sikap Trump Terkait Pengiriman Rudal Tomahawk ke Ukraina
-
Vladimir Putin, Volodimyr Zelensky dan Donald Trump
Pars Today - Donald Trump telah mengubah pendiriannya terkait pengiriman rudal jelajah Tomahawk ke Ukraina.
Menurut laporan Pars Today, Donald Trump tiba-tiba mengubah pendiriannya terkait pengiriman rudal jelajah Tomahawk ke Ukraina. Tampaknya faktor geopolitik, pertimbangan militer, dan interaksi diplomatik dengan Rusia dan Ukraina berada di balik perubahan pendiriannya ini.
CNN melaporkan dalam hal ini bahwa Presiden AS Donald Trump telah mengubah pendiriannya terkait dukungan terhadap serangan Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia setelah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi tetap mempertahankan opsi pengiriman rudal Tomahawk ke Ukraina.
Dalam hal ini, beberapa analis juga berpendapat bahwa Trump tampaknya belum sepenuhnya mengubah pendiriannya terkait masalah ini, tetapi berada di ambang pengambilan keputusan akhir dan sedang mempertimbangkan dengan cermat konsekuensi diplomatik, militer, dan teknis dari tindakan potensial ini. Meskipun demikian, bukti menunjukkan bahwa Trump telah berubah pikiran tentang pengiriman rudal Tomahawk ke Ukraina.
Faktor di Balik Perubahan Keputusan Trump
Kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan dengan Rusia:
Salah satu alasan utama perubahan sikap Trump adalah kekhawatiran akan eskalasi konflik secara langsung dengan Rusia. Trump sangat menyadari bahwa Moskow telah menyatakan pengiriman rudal Tomahawk ke Ukraina sebagai garis merah dalam hubungan Rusia-Amerika.
Oleh karena itu, setelah percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Trump mengumumkan bahwa ia bersedia menahan diri untuk tidak secara langsung mendukung serangan Ukraina terhadap infrastruktur Rusia. Namun, ia tidak mengesampingkan opsi pengiriman rudal Tomahawk, melainkan menjadikannya sebagai alat tekanan diplomatik.
Kehati-hatian dalam mempertahankan kekuatan militer AS:
Trump telah menekankan bahwa Tomahawk adalah senjata yang sangat kuat dan Amerika Serikat harus berhati-hati dalam menggunakannya. Ia merujuk pada penggunaan 30 rudal Tomahawk dalam serangan terhadap Iran dan mengatakan bahwa Amerika Serikat membutuhkan rudal-rudal ini dan tidak boleh dengan mudah memberikannya kepada negara lain. Hal ini menunjukkan keinginan Trump untuk menjaga keseimbangan kekuatan dan pencegahan militer di tingkat global.
Tantangan teknis dan logistik:
Salah satu kendala praktis adalah bagaimana meluncurkan rudal tersebut. Tomahawk pada dasarnya adalah senjata angkatan laut, dan Ukraina perlu membangun landasan peluncuran berbasis darat untuk menggunakannya. Selain itu, pasokan rudal ini ke Ukraina mungkin terbatas, karena sebagian dari stoknya dialokasikan untuk misi angkatan laut AS.
Menggunakan ancaman sebagai alat negosiasi:
Dalam panggilan telepon dengan Zelensky, Trump mengatakan ia mungkin akan memberi Putin ultimatum, Jika Rusia tidak kembali ke perundingan damai, Amerika Serikat akan menyediakan rudal Tomahawk kepada Ukraina.
Ancaman tersebut menunjukkan bahwa Trump menggunakan opsi pengiriman rudal sebagai alat tekanan politik untuk memaksa Rusia bernegosiasi, alih-alih hanya untuk memberikan dukungan militer bagi Ukraina.
Pertimbangan domestik dan publik:
Trump juga berusaha menghindari perang langsung, mengingat opini publik dan tekanan domestik AS. Mengirim rudal jarak jauh ke Ukraina dapat menghadapi reaksi keras di dalam negeri, terutama jika hal itu meningkatkan konflik NATO dengan Rusia. Oleh karena itu, ia lebih memilih untuk tetap mempertimbangkan opsi militer tetapi menahan diri untuk tidak melaksanakannya.
Kesimpulan
Perubahan sikap Trump terkait pengiriman rudal Tomahawk ke Ukraina merupakan hasil dari kombinasi pertimbangan diplomatik, militer, dan politik. Ia mencoba menggunakan alat ampuh ini sebagai daya ungkit untuk mengakhiri perang tanpa terlibat langsung dalam konflik atau mempertaruhkan sumber daya militer AS.(sl)