Dimensi Strategis Wawancara Sayid Hasan Nasrullah dengan Al-Mayadeen
Sekjen Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah) Sayid Hasan Nasrullah Ahad (27/12/2020) malam saat diwawancarai televisi al-Mayadeen seraya mengingat Syahid Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, menjelaskan poin-poin penting mengenai transformasi kawasan yang sangat penting untuk memahami kondisi regional dan kebijakan pemain anti muqawama.
- Fungsi teror bagi troika AS-Israel dan Arab Saudi
Salah satu dimensi penting di wawancara Ahad malam Sayid Hasan Nasrullah adalah troika AS-Israel dan Saudi yang tercatat sebagai kubu anti muqawama, untuk mengkompensasi kekalahan dan kegagalan dalam menghadapi poros muqawama dan mencegah poros ini semakin kuat, mereka melancarkan strategi teror terhadap para pemimpin kubu muqawama di mana teror Syahid Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis dilakukan dalam koridor ini.
Sekaitan dengan hal ini, Sayid Hasan Nasrullah juga menjelaskan poin ini bahwa Arab Saudi, Amerika dan Israel senantiasa merancang teror terhadap dirinya. Ia mengatakan, teror terhadap dirinya merupakan keinginan bersama Arab Saudi, Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.
Ada dua isu lain di wawancara Sayid Hasan Nasrullah terkait pendekatan teror troika anti muqawama ini. Poin pertama adalah metode teror telah mengalami perubahan. Menurut Sayid Hasan Nasrullah, teror Syahid Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis berbeda dengan teror terhadap Syahid Imad Mughniyah, dilakukan secara terang-terangan dan dengan kerja sama Israel, Arab Saudi dan AS.
Sementara teror Syahid Imad Mughniyah dilakukan secara rahasia, Israel sebagai pelaku utama dan satu-satunya. Namun kini teror dilakukan secara terang-terangan dan melalui kerja sama para kubu anti muqawama. Ini menunjukkan bahwa teror sebuah pendekatan sistematis yang diambil kubu ini untuk melawan muqawama.
Poin lainnya, interpretasi keliru musuh adalah mereka menganggap poros muqawama akan berakhir dengan teror. Sayid Hasan Nasrullah terkait hal ini menekankan bahwa poros muqawama tidak terbatas pada individu tertentu yang akan berakhir dengan teror. Muqawama tidak akan berakhir dengan teror dan syahadah malah membuat muqawama semakin solid dan kuat.
Sejatinya ini adalah poin yang tidak dapat dipahami oleh musuh muqawama dan mereka memilih aksi kekerasan ketimbang dialog.
- Normalisasi hubungan; mengungkap mental dan perilaku penguasa Arab
Salah satu poin penting lain dari wawancara Sayid Hasan Nasrullah adalah normalisasi hubungan sejumlah negara Arab dengan Israel. Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko, negara-negara ini pernah memiliki hubungan dengan Israel di masa lalu, tetapi pada saat yang sama meneriakkan slogan-slogan untuk mendukung Palestina, dan ketidaksesuaian dalam ucapan dan perilaku ini menunjukkan mereka mengenakan topeng di wajahnya.
Terkait hal ini Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, "Kejahatan pemimpin Arab terhadap Palestina sebelumnya sekedar di ucapan dan tidak terlihat di pentas sejati. Namun berbagai realita dan fakta tersebut, kini terang-terangan. Palestina beban bagi pemimpin Arab. Normalisasi hubungan telah menguak sifat munafik dan dua wajah mereka."
- Hizbullah dan Muqawama kian Kuat
Salah satu dimensi penting di wawancara Sayid Hasan Nasrullah dengan televisi al-Mayadeen adalah penekanan atas kekuatan pertahanan Hizbullah dan muqawama. Sekaitan dengan ini ada dua poin penting.
Pertama, Hizbullah akan membalas kepada Israel atas gugurnya Ali Kamil Mohsen. Penekanan Sayid Hasan Nasrullah ini menunjukkan bahwa Hizbullah Lebanon di kebijakan dan langkahnya memperhatikan unsur waktu. Penundaan di pembalasan syahidnya komandan Hizbullah cenderung diambil karena kondisi politik yang tidak stabil dan juga rentannya keamanan di Lebanon saat ini, namun hal tersebut tidak berdampak pada rencana pembalasan.
Poin kedua, Sayid Hasan Nasrullah menyebutkan jumlah rudal dan roket Hizbullah dua kali lipat dari tahun sebelumnya dan mampu membidik dengan akurat target di seluruh wilayah Palestina pendudukan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa Hizbullah terus mengejar isu pertahanan tanpa mengindahkan kendala yang ada saat ini. Tentunya hal ini merupakan peringatan bagi musuh bahwa di setiap keputusan militer, mereka tidak boleh melupakan kekuatan defensif muqawama Lebanon. (MF)