Yamina dan Yesh Atid Israel akan Akhiri Kekuasaan Netanyahu
Ketua Partai Yamina Israel berhasil membujuk semua rekan-rekannya untuk bergabung dan membentuk sebuah kabinet koalisi.
Seperti dilansir surat kabar The Times of Israel, Senin (31/5/2021), Ketua Partai Yamina, Naftali Bennett dan Pemimpin Partai Yesh Atid, Yair Lapid sepakat untuk membentuk pemerintahan persatuan dan mengakhiri jabatan Perdana Menteri rezim Zionis, Benjamin Netanyahu.
Partai Yamina dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa dengan menerima pembentukan kabinet koalisi, mereka mendukung upaya Bennett untuk mencegah pemilu kelima di Israel.
"Netanyahu tidak punya kabinet dan ini adalah fakta. Netanyahu telah mengusulkan apapun kecuali pembentukan pemerintahan," kata Bennett seperti dikutip oleh Channel 13 Israel.
Untuk mencegah munculnya koalisi oposisi, Netanyahu mengusulkan kepada Ketua Partai New Hope, Gideon Sa’ar untuk membentuk kabinet dari tiga kubu. Menurut rencana, Sa’ar akan menjadi sebagai perdana menteri selama 18 bulan, diikuti oleh Netanyahu sendiri selama dua tahun, dan terakhir giliran Bennett yang akan duduk di posisi itu hanya enam bulan.
Gideon Sa’ar menolak tawaran tersebut, dan mengatakan tidak ada kesepakatan apapun dan mereka tetap ingin menggantikan Netanyahu.
Mandat Yair Lapid untuk membentuk kabinet rezim Zionis akan berakhir Rabu depan. Pada Sabtu lalu, Bennett mengumumkan jika Likud gagal membentuk koalisi sayap kanan dengan dukungan mayoritas, mereka akan bergabung dengan kubu oposisi Netanyahu untuk membentuk kabinet.
Bennett menjanjikan pemerintah persatuan sayap kanan yang akan mengakhiri lebih dari dua tahun kebuntuan politik dan menggulingkan Netanyahu, setelah 12 tahun berkuasa.
Berdasarkan perjanjian rotasi kekuasaan antara Yamina dan Yesh Atid, Naftali Bennett akan menjabat sebagai perdana menteri rezim Zionis hingga September 2023 sebelum menyerahkan kendali ke Yair Lapid. (RM)