Protes Rakyat Pertama di Kabul Setelah Taliban Menguasai Afghanistan
Warga Kabul, ibukota Afghanistan memprotes apa yang mereka sebut intervensi militer Pakistan di Lembah Panjshir, yang ditindak dengan keras oleh militer Taliban.
Ratusan pengunjuk rasa di Kabul berkumpul di depan kedutaan besar Pakistan di pusat ibukota untuk memprotes apa yang mereka sebut intervensi Pakistan dan menuntut pembentukan pemerintah independen di Afghanistan. Para pengunjuk rasa menentang keterlibatan Pakistan dalam perang Panjshir dan menekankan perlunya mengakhiri dukungan militer Islamabad untuk Taliban.
Aksi protes di Kabul untuk pertama kalinya sejak Taliban menguasai ibu kota Afghanistan pada 15 Agustus adalah tanda bahwa rakyat negara ini tidak tinggal diam dalam menghadapi campur tangan asing, pelanggaran kedaulatan nasional dan bahkan kebijakan tidak beradab kelompok tersebut.
Terlepas dari kehadiran Taliban di berbagai bagian Afghanistan, termasuk Kabul, orang-orang di negara ini, tanpa ada ketakutan historis dari kelompok ini, turun ke jalan-jalan di ibu kota dan memprotes keras kebijakan Pakistan dan Taliban.
Meskipun perlakuan kasar Taliban masih tersimpan dalam memori sejarah rakyat Afghanistan, tetapi orang-orang Kabul turun ke jalan tanpa rasa takut dan berteriak sebagai bentuk protes mereka.
Demonstrasi Kabul, yang juga dihadiri perempuan, mengirimkan pesan bahwa mereka ingin memperhatikan prinsip kedaulatan nasional dan menolak intervensi asing oleh kelompok tersebut, tanpa takut akan kemungkinan kekerasan oleh Taliban.
Laporan intervensi militer Pakistan di Panjshir yang menguntungkan Taliban melalui dukungan udara telah memicu kemarahan luas rakyat di berbagai daerah Afghanistan.
Warga Kabul, ibukota Afghanistan memprotes apa yang mereka sebut intervensi militer Pakistan di Lembah Panjshir, yang ditindak dengan keras oleh militer Taliban.
Dalam situasi di mana Afghanistan, terlepas dari dominasi Taliban, diperkirakan akan terjadi perubahan yang tidak diprediksi sebelumnya, intervensi apa pun oleh negara-negara di kawasan, termasuk Pakistan, atas satu pihak yang berkonflik di Afghanistan dapat menyebabkan eskalasi krisis di Panjshir dan bahkan di tempat lain.
Berlarut-larutnya proses pembentukan pemerintahan baru di Afghanistan dan ketidakpastian rencana Taliban untuk menentukan saham suku-suku dalam struktur pemerintahan telah menimbulkan kekhawatiran akan realitas janji Taliban untuk membentuk pemerintahan yang inklusif dengan partisipasi semua kelompok di negara ini.
Mengingat dampak kegagalan pembentukan pemerintahan baru di Afghanistan pada ketidakstabilan politik dan keamanan, serta kurangnya layanan pemerintah yang memadai kepada rakyat oleh lembaga-lembaga pemerintah karena sebagian pegawai pemerintah tidak hadir di tempat kerja, Taliban harus bertindak cepat untuk membentuk pemerintahan.
Untungnya, Taliban segera mengumumkan kabinet baru pemerintah di tengah meningkatnya protes rakyat Afghanistan di Kabul dan kota-kota lain. Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid dalam konferensi pers di Kabul, Selasa (7/9/2021) memperkenalkan para menteri pemerintahan baru Afghanistan.
Ada pandangan bahwa jika Taliban, dengan kedok mengklaim pembentukan pemerintahan inklusif di Afghanistan, ingin memajukan skenario pembentukan Imarah Islam dengan menawarkan beberapa pos nasional dan lokal kepada kelompok etnis dan politik lainnya, ini bisa menjadi sumber protes baru terhadap kelompok ini dan demonstrasi bahkan bentrokan kekerasan akan terjadi di berbagai kota di negara ini.
Sementara jika Taliban ingin membentuk pemerintahan otoriter secara menyeluruh di Afghanistan, selain tantangan internal, mereka akan menghadapi reaksi negatif internasional.