Peringatan Kisinger Soal Kesenjangan dan Friksi di Lingkar Kekuasaan AS
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Henry Kissinger mengatakan kepada surat kabar Times bahwa negaranya lebih terpecah dari sebelumnya.
Ditanya apakah dia percaya ada lebih banyak kesenjangan dalam masyarakat Amerika sekarang daripada selama Perang Vietnam, Kissinger mengatakan, "Ya, tentu saja. Kesenjangan dalam masyarakat Amerika saat ini tidak sebanding dengan yang ada di masa Perang Vietnam, dan jauh lebih besar."
Kissinger menambahkan, "Pada awal 1970-an, kerja sama antara Partai Demokrat dan Partai Republik masih dimungkinkan. Pada saat itu, isu "kepentingan nasional Amerika" memiliki arti dan bukan merupakan bahan diskusi dan kecurigaan.
Kissinger memperingatkan perpecahan dan semakin melebarnya friksi internal, mengingat perbedaan antara dua partai utama AS, Partai Republik dan Demokrat, di satu sisi, banyaknya pandangan yang seringnya justru saling bertentangan tentang masalah kebijakan dalam dan luar negeri AS akhirnya berujung pada semakin beragamnya suara dan keraguan dalam pengambilan keputusan.
Saat ini, bahkan dalam konsep kepentingan nasional Amerika, ada ketidaksepakatan mendasar dalam pemerintahan AS.
Ini dilambangkan dengan pendekatan yang sama sekali berbeda dari mantan Presiden Republik Donald Trump terhadap konsep-konsep seperti konvergensi transatlantik dan kebutuhan akan dukungan penuh AS untuk NATO, yang sebelumnya dianggap jelas dan tidak dapat diganggu gugat.
Namun Trump mengambil pendekatan yang kritis dan berbeda, sehingga mempersiapkan sarana bagi pemisahan dan perselisihan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kedua sisi Atlantik, dan bahkan memulai perang dagang dengan Eropa dengan dalih negara-negara Eropa memanfaatkan Amerika Serikat.
Selain itu, ketika Trump mempertanyakan filosofi keberadaan NATO, dan menyerukan pengurangan beban keuangan bagi AS dan peningkatan keterlibatan Eropa dalam membiayai organisasi militer Barat.
Sebaliknya, Presiden Demokrat Joe Biden dan pemerintahannya telah mengambil pendekatan kontra-Trump dan melakukan upaya ekstensif untuk menghidupkan kembali konvergensi transatlantik serta memperkuat NATO, sehingga jumlah pasukan Amerika yang ditempatkan di Eropa sekarang jauh lebih banyak daripada di bawah Trump.
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Henry Kissinger mengatakan kepada surat kabar Times bahwa negaranya lebih terpecah dari sebelumnya.
Di dalam negeri, berbagai masalah, termasuk aborsi dan perlakuan terhadap imigran ilegal, hak untuk memilih dan perbaikan undang-undang pemilu serta pembatasan membawa senjata api, adalah titik pertikaian antara Partai Republik dan Demokrat.
Di bidang politik luar negeri, berbagai isu seperti respon AS terhadap perang Ukraina, dan sifat dan cara konfrontasi dengan kekuatan internasional saingan AS, yaitu Rusia dan Cina, masalah kesepakatan nuklir IAEA dan bagaimana menghadapi sekutu regional AS di Asia Barat, khususnya Arab Saudi dan perang Yaman telah menjadi wahana perselisihan antara politisi dan negarawan AS.
Untuk itu, Henry Kissinger percaya bahwa pemerintah AS dalam situasi saat ini, baik dari partai manapun, dalam keadaan konflik terus-menerus dengan lawan-lawannya di berbagai sektor.
Untuk memperjelas hal ini, kita harus menunjukkan perbedaan saat ini dalam pemerintahan AS atas krisis Ukraina dan bagaimana Washington menanganinya.
Sementara kebijakan resmi pemerintahan Biden adalah untuk terus memberikan bantuan keuangan, militer, dan senjata yang ekstensif ke Ukraina untuk berperang dengan Rusia, ada banyak ketidaksepakatan di balik layar antara para pejabat AS.
Faktanya, Joe Biden terbelah antara mengikuti propaganda resmi pemerintah dan publiknya bahwa kebijakan AS adalah untuk membantu Ukraina memenangkan perang dengan Rusia, dan diskusi di belakang layar di Dewan Keamanan Nasional AS bahwa Ukraina tidak mungkin memenangkan perang dan dengan demikian, ada keraguan untuk menemukan cara bagi mengakhiri perang.
Dalam hal ini, David T. Pyne, pakar keamanan mengatakan, “Tampaknya dalam kelompok keamanan nasional pemerintahan Biden, di antara nasionalis liberal yang meminta Ukraina agar menjadikan perang dengan Rusia berkepanjangan dan realis yang memperingatkan bahaya meningkatnya ketegangan, telah memunculkan kesenjangan serius dalam mendekati masalah krisis dan kekerasan."(sl)