Biden: Demokrasi di AS di Bawah Bahaya dan Ancaman Nyata
Presiden AS dalam sebuah pidato menyebut Donald Trump, mantat Presiden AS dan para pendukungnya sebagai ancaman serius bagi demokrasi.
Demokrasi dalam arti sebenarnya telah lama tidak mendapat tempat di kancah sosial dan politik Amerika Serikat.
Contoh nyatanya adalah kontroversi politik dan sosial pasca Pilpres 2020 di negeri ini, terutama penyerangan Kongres AS pada 6 Januari 2021 oleh para pendukung mantan Presiden AS Donald Trump.
Isu lain yang mempertanyakan dasar demokrasi di Amerika adalah upaya pembatasan hak pilih, terutama bagi minoritas dan orang kulit berwarna.
Setelah pemilihan umum presiden AS 2020, upaya Partai Republik untuk membatasi hak suara, terutama untuk ras minoritas seperti kulit hitam dan Latin, telah menjadi arena konfrontasi dengan Demokrat.
Menurut laporan televisi Aljazeera, Joe Biden mengatakan dalam pidatonya di Philadelphia, "Demokrasi dan kesetaraan di Amerika menghadapi ancaman dan kita harus melindungi nilai-nilai kita. Ancaman terhadap demokrasi di Amerika adalah nyata, dan kami bukannya tidak berdaya menghadapinya dan kami tidak akan tinggal diam."
"Trump dan para pendukungnya adalah lambang ekstremisme dan ini merusak fondasi demokrasi kita. Mereka mendominasi Partai Republik, yang membahayakan bangsa kita," ungkap Biden.
Hasil jajak pendapat baru Universitas Quinnipiac yang dipublikasikan pada hari Kamis (01/09/2022) menunjukkan bahwa 67 persen orang Amerika percaya bahwa demokrasi di Amerika Serikat dalam bahaya.(sl)