Bloomberg: Eropa Sedot Gas Jatah Negara-Negara Miskin
https://parstoday.ir/id/news/world-i133092-bloomberg_eropa_sedot_gas_jatah_negara_negara_miskin
Bloomberg dalam sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa akses negara-negara miskin terhadap pasar gas diputus oleh Eropa, karena tingginya harga gas yang disebabkan oleh permintaan ini menghancurkan daya saing negara-negara miskin untuk membeli gas.
(last modified 2025-10-07T09:39:18+00:00 )
Nov 09, 2022 12:08 Asia/Jakarta
  • Bloomberg: Eropa Sedot Gas Jatah Negara-Negara Miskin

Bloomberg dalam sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa akses negara-negara miskin terhadap pasar gas diputus oleh Eropa, karena tingginya harga gas yang disebabkan oleh permintaan ini menghancurkan daya saing negara-negara miskin untuk membeli gas.

Bloomberg hari Selasa (8/11/2022) mengutip statemen Saul Kavonic, analis energi Credit Suiss yang mengatakan bahwa krisis energi Uni Eropa pasti akan menyebabkan kemiskinan energi di negara-negara berkembang.

Saul Kavonic menekankan, "Eropa menyedot gas negara lain dengan biaya berapa pun."

Bloomberg melaporkan, meskipun biaya tagihan energi meningkat, tapi Uni Eropa tampaknya akan bertahan di musim dingin mendatang, karena negara anggota blok tersebut telah membeli cukup minyak dan gas. Namun, ini mahal untuk negara-negara termiskin di dunia, yang terputus dari pasar gas karena permintaan Eropa yang tinggi dan karena kenaikan harga. Langkah Eropa ini menyebabkan harga gas semakin mahal bagi negara-negara rmiskin di dunia

Menurut laporan Bloomberg, negara-negara berkembang berada pada risiko serius tidak dapat memenuhi kebutuhan energi mereka. Konsekuensi yang paling mungkin dari tantangan keamanan energi adalah penutupan pabrik, pemadaman listrik yang sering dan lebih lama, serta kerusuhan sosial.

Qatar dan Amerika menerima tawaran dari negara-negara Eropa yang ingin membeli bahan bakar sebanyak mungkin untuk mengisi stok mereka.

Hal ini membuat negara berkembang seperti Pakistan, Bangladesh dan Thailand tidak mampu bersaing dengan Jerman atau negara ekonomi besar lainnya dalam hal harga.

Menurut laporan ini, Uni Eropa sedang berjuang dengan krisis energi yang disebabkan oleh penurunan impor dari Rusia.(PH)