Dua Pilihan Sulit di Hadapan Zelensky
https://parstoday.ir/id/news/world-i181218-dua_pilihan_sulit_di_hadapan_zelensky
Pars Today - Media Amerika Politico dalam sebuah analisis melaporkan adanya dua pilihan sulit yang dihadapi Presiden Ukraina.
(last modified 2025-11-28T08:16:16+00:00 )
Nov 28, 2025 15:14 Asia/Jakarta
  • Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Pars Today - Media Amerika Politico dalam sebuah analisis melaporkan adanya dua pilihan sulit yang dihadapi Presiden Ukraina.

Menurut laporan Pars Today, di tengah kebuntuan perundingan damai Ukraina dan dukungan militer serta finansial Eropa yang penuh keraguan dan berjalan lambat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berhadapan dengan sebuah keputusan sulit dan menentukan: menerima rencana Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin atau melanjutkan perang dengan harapan bantuan dari sekutu yang sejauh ini belum menunjukkan ketegasan yang diperlukan.

Dalam hal ini, Politico menulis, "Setelah perundingan terbaru di Jenewa yang disebut para pejabat Eropa sebagai “kemajuan baik,” optimisme para diplomat tidak bertahan lama. Rusia segera menolak teks perjanjian yang telah disesuaikan dengan masukan Ukraina dan sekutunya.

Tindakan ini menempatkan Kiev dalam risiko besar: kembali ke rancangan awal 28 pasal Amerika yang memicu kemarahan Brussel. Rancangan itu menuntut penyerahan sebagian wilayah Ukraina kepada Moskow, pengabaian rencana bergabung dengan NATO, serta pengurangan signifikan kekuatan militer negara itu.

Kini Zelensky berada di persimpangan sejarah: menerima usulan yang disiapkan Trump dan Putin, atau mempertaruhkan masa depan negaranya dengan harapan suatu hari mendapat bantuan memadai dari sekutu Eropa.

Setelah hampir empat tahun perang, sekutu-sekutu itu belum mengirimkan pasukan maupun senjata yang dibutuhkan, bahkan belum menunjukkan keseriusan dalam menggunakan aset Rusia yang dibekukan untuk membantu Ukraina secara finansial.

Kelemahan Eropa dalam memenuhi janji-janji memperdalam krisis bagi Kiev.

Rencana ambisius untuk menggunakan 140 miliar euro dari aset Rusia yang dibekukan sebagai “pinjaman kompensasi” kini runtuh akibat penolakan, termasuk dari Belgia.

Di bidang militer, rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membentuk “Coalition of the willing” dan mengirim pasukan ke Ukraina mendapat penentangan keras di dalam negeri dan praktis terhenti.

Sementara itu, para pengkritik seperti Greg Swenson dari Partai Republik Amerika berpendapat bahwa Eropa menipu dirinya sendiri.

Menurut mereka, satu-satunya cara mengalahkan Putin adalah dengan berperang, sesuatu yang tidak satu pun sekutu Ukraina bersedia lakukan. Kritik ini muncul ketika Eropa berusaha mengisi kekosongan dukungan Amerika.

Dalam kondisi penuh ketidakpastian ini, pilihan yang ada bagi Presiden Ukraina sama-sama mahal: perdamaian yang dipaksakan dengan syarat berat, atau melanjutkan pertempuran dengan harapan sekutu yang mungkin tidak pernah cukup “bersemangat” untuk berperang.

Nasib Ukraina kini bergantung pada keputusan Zelensky dan sejauh mana Barat benar-benar bersedia menanggung beban untuk menyelamatkannya.(sl)