Amerika Tinjauan dari Dalam, 3 Desember 2022
-
Pertandingan Timnas Iran dan AS di Piala Dunia Qatar
Dinamika di AS selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Timnas AS Lecehkan Bendera Iran, Ini Respon Gedung Putih.
Selain itu, masih ada isu lain, di antaranya; Media AS: Menang atas Iran atau Pulang ! Biden dan Macron Rilis Statemen Bersama Anti-Iran, Senator AS: Negara Kami Hadapi Inflasi Berlapis Tak Terkendali, Hubungan Dagang AS dan Uni Eropa Terancam Memburuk, AS Jatuhkan Sanksi Baru kepada Hizbullah, Blinken: serangan Rusia tak akan goyahkan sekutu Ukraina.
Timnas AS Lecehkan Bendera Iran, Ini Respon Gedung Putih
Pemerintah Amerika Serikat mengaku tidak terlibat sedikit pun dalam pelecehan yang dilakukan Timnas sepak bola negara itu dengan menghapus kata "Allah" dari bendera Republik Islam Iran.

CNN, Senin (28/11/2022) melaporkan, Departemen Luar Negeri AS mengaku tidak berkoordinasi dengan Timnas AS untuk mengubah bendera Iran.
Salah seorang juru bicara Deplu AS mengatakan, "Kami tidak melakukan koordinasi dengan Timnas AS untuk mengubah bentuk bendera Republik Islam Iran di media sosial Twitter, sebagai bentuk dukungan atas demonstran di negara itu."
Kepada CNN, Jubir Deplu Amerika Serikat menjelaskan, "Kami mengharapkan pertandingan yang damai, dan kompetitif di lapangan."
Akan tetapi pada saat yang sama, Jubir Deplu Amerika Serikat, mengaku akan mencari cara lain untuk mendukung kerusuhan di dalam Iran.
Baru-baru ini laman resmi media sosial Twitter, Timnas sepak bola AS, menghapus kata "Allah" dari bendera Iran, namun memasangnya kembali setelah mendapat tekanan luas dari netizen dan pemerintah Iran.
Media AS: Menang atas Iran atau Pulang !
Stasiun televisi Amerika Serikat, terkait pertandingan mendatang timnas sepak bola negaranya dengan Iran, dalam gelaran Piala Dunia 2022 Qatar mengatakan, AS punya tugas yang jelas melawan Iran di Piala Dunia, menang atau pulang.
Menjelang pertandingan AS-Iran pada laga terakhir Grup B, Piala Dunia 2022 Qatar, FOX Sports, Senin (28/11/2022) melaporkan, "Timnas AS sekarang menghadapi pertandingan penyisihan grup terakhir yang harus dimenangkan di Piala Dunia 2022."
Gelandang timnas sepak bola AS, Weston McKennie mengatakan, "Yang terpenting adalah kami bisa mengendalikan hasil pertandingan terakhir kami di Piala Dunia 2022 melawan Iran."
"Jadi langkah berikutnya adalah lolos, dengan mendapatkan tiga poin dalam melawan Iran," ujar gelandang timnas AS.
Menurut FOX Sports, hasil imbang atau kalah melawan Iran, akan menyingkirkan AS, yang hanya meraih hasil imbang 1-1 melawan Wales, dan 0-0 melawan Inggris.
Timnas Inggris memimpin Grup B dengan empat poin, diikuti Iran dengan tiga poin, disusul AS dengan dua poin, dan di posisi akhir Wales dengan satu poin.
Biden dan Macron Rilis Statemen Bersama Anti-Iran
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron usai bertemu di Gedung Putih merilis statemen bersama anti-Iran.
Seperti dilaporkan IRNA, Biden dan Macron Kamis (1/12/2022) waktu setempat di statemen bersamanya sebagai kelanjutan klaim anti-Iran mereka menyatakan, Washington dan Paris bertekad untuk meraih jaminan bahwa Iran tidak akan dapat memproduksi senjata nuklir, atau menggapainya.

Presiden AS dan Prancis di statemen bersamanya juga menyatakan dukungan mereka terhadap kerusuhan di Republik Islam Iran.
Negara-negara Barat dengan arahan Amerika, sejak meletusnya kerusuhan di Iran, menyatakan dukungannya terhadap instabilitas di Iran.
"Prancis dan AS bersama mitranya akan bekerja sama untuk melaksanakan resolusi anti-Iran Dewan Gubernur IAEA," tambah statemen bersama ini.
Jerman, Inggris, Prancis dan Amerika Serikat pada 17 November lalu melanjutkan kebijakan gagal represi maksimum dengan mengusulkan resolusi anti-Iran kepada Dewan Gubernur IAEA, dan melalui represi politik, mereka mengesahkan resolusi tersebut. Resolusi tersebut didasari informasi palsu terkait penemuan partikel atom di lokasi yang tidak diumumkan di Iran dan menuntut kerja sama Tehran dengan IAEA untuk menyelesaikan dugaan masalah safeguard (pengamanan).
Negara-negara Barat pimpinan AS dan rezim Zionis Israel selama beberapa tahun lalu menuding Iran ingin meraih tujuan militer di program nuklirnya.
Sementara itu, Iran dengan tegas menolak klaim tersebut dan menekankan bahwa sebagai salah satu penandatangan Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota IAEA, maka Tehran berhak untuk meraih teknologi nuklir untuk kepentingan damai.
Selain itu, inspektur IAEA sampai saat ini telah berulang kali mengunjungi fasilitas nuklir Iran; Tapi tidak pernah mendapatkan bukti yang menunjukkan program nuklir damai Iran menyimpang ke tujuan militer.
Senator AS: Negara Kami Hadapi Inflasi Berlapis Tak Terkendali
Pemimpin Kubu Republik di Senat Amerika Serikat mengkritik kinerja pemerintah Gedung Putih. Menurutnya, AS dalam arti sebenarnya sedang mengalami inflasi berlapis yang tak terkendali.
Mitch McConnell, Senin (28/11/2022) mengkritik kinerja pemerintahan Partai Demokrat, pimpinan Presiden Joe Biden, karena negara ini menghadapi inflasi berlapis.
McConnell menyindir para senator Demokrat dan mengatakan, "Dua tahun sejak Demokrat memimpin Senat, mereka mengatakan jika dua kursi negara bagian Georgia berhasil diraih, maka perubahan akan terjadi di AS."
Menurut Senator Partai Republik ini, keluarga-keluarga para pekerja di negara bagian Georgia hidup dalam kondisi mengenaskan.
"Mereka, para senator Demokrat, pasti telah melakukan perubahan di AS. Penduduk negara bagian Georgia saat ini bisa memilih antara cek, saldo rekening atau tandatangan tanpa saldo di rekening bank mereka," pungkasnya.
Hubungan Dagang AS dan Uni Eropa Terancam Memburuk
Subsidi teknologi hijau yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat dianggap akan melemahkan langkah awal Washington untuk menurunkan ketegangan hubungan dagang dengan Uni Eropa, dan dapat menciptakan ketegangan baru.
Surat kabar Financial Times, Minggu (27/11/2022) melaporkan, Uni Eropa berusaha mengurangi level ancaman yang muncul akibat undang-undang inflasi di AS yang menurut organisasi ini melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia, WTO.
Uni Eropa berusaha mencari solusi untuk membalas program subsidi senilai 369 miliar dolar yang diterapkan pemerintahan Presiden Joe Biden.
Menurut FT, tujuan penerapan subsidi teknologi hijau adalah menarik investasi ke AS, dan menurut Uni Eropa mekanisme semacam ini akan merusak basis-basis industri Uni Eropa, dan melanggar aturan WTO.
Kedua pihak sudah membentuk sebuah tim kerja bersama untuk menyelesaikan konflik mereka, akan tetapi para pejabat AS dan Uni Eropa nampaknya berputus asa atas visi perubahan.
AS Jatuhkan Sanksi Baru kepada Hizbullah
Pemerintah AS terus melanjutkan pendekatan represi maksimum terhadap Hizbullah, dan kali ini tiga individu dan dua perusahaan Lebanon disanksi Washington dengan alasan memberi pelayanan finansial kepada kubu muqawama ini.
Washington yang berusaha menurunkan popularitas Hizbullah di Lebanon senantiasa mencantumkan bank dan individu Lebanon ke list sanksinya dengan dalih memiliki hubungan dengan Hizbullah.
Partai Hizbullah Lebanon sebagai salah satu anggota utama front muqawama, memainkan peran utama dalam melawan konspirasi dan langkah poros AS-Zionis di kawasan.
Seperti dilaporkan IRNA, Departemen Keuangan AS Kamis (1/12/2022) sore waktu setempat menyatakan, dua akuntan dan dua perusahaan Lebanon disanksi karena menyediakan layanan keuangan kepada Hizbullah.
Lembaga Amerika ini mengklaim bahwa satu lagi warga Lebanon juga akan disanksi karena membantu Hizbullah mendapatkan senjata.
Hizbullah merupakan salah satu partai politik utama di Lebanon.
Langkah Amerika di Lebanon menuai kritik pengamat dan pakar politik, dan mereka mengatakan bahwa Hizbullah memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas dan ketenangan Lebanon, serta melawan berbagai kelompok teroris dan radikal di kawasan.
Blinken: serangan Rusia tak akan goyahkan sekutu Ukraina
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan bahwa strategi Rusia baru-baru ini yang menargetkan infrastruktur energi penting Ukraina tidak akan memecah belah pendukung Kiev.

"Pemanas, air, listrik... ini adalah target baru Presiden (Rusia Vladimir) Putin. Dia menyerangnya dengan brutal. Kebrutalan terhadap rakyat Ukraina ini biadab," kata Blinken dalam konferensi pers di Bucharest pada Rabu, usai KTT NATO yang berlangsung selama dua hari.
Blinken menuduh Putin mencoba memecah koalisi Barat dan memaksa mereka meninggalkan Ukraina dengan membeku pada musim dingin dan membuat warga Ukraina kelaparan serta menaikkan biaya energi, tidak hanya di seluruh Eropa tetapi di seluruh dunia.
"Strategi ini belum, dan tidak akan berhasil. Kami akan terus membuktikan bahwa dia salah. Itulah yang saya dengar dengan lantang dan jelas dari setiap negara di Bucharest," ujar Blinken.
Rusia telah melakukan serangan besar-besaran terhadap transmisi listrik dan infrastruktur pemanas Ukraina kira-kira setiap minggu sejak Oktober, dalam apa yang dikatakan Kiev dan sekutunya sebagai upaya yang disengaja untuk menyakiti warga sipil dan merupakan kejahatan perang.
AS dan sekutu Barat telah memusatkan perhatian mereka pada penyediaan uang tunai serta peralatan yang diperlukan untuk meningkatkan ketahanan energi Ukraina.
Serangan Rusia baru-baru ini telah membuat jutaan orang hidup tanpa listrik dan tanpa pemanas di tengah suhu di bawah nol derajat.
Pada Selasa (29/11), AS telah mengumumkan bantuan 53 juta dolar (sekitar Rp832,3 miliar) untuk mendukung pembelian peralatan jaringan listrik ke Ukraina dan segera mengirimkannya ke negara itu, setelah Ukraina mengatakan membutuhkan trafo dan generator serta sistem pertahanan udara.
Perencana militer AS bekerja untuk memastikan bahwa peralatan yang disediakan untuk memulihkan infrastruktur energi Ukraina yang rusak tidak akan mudah dihancurkan lagi oleh serangan Rusia, kata Blinken.
"Kami juga berusaha untuk berhati-hati saat mencoba membangun pertahanan terbaik untuk infrastruktur energi penting di Ukraina sehingga kami tidak memiliki proses yang terus berulang," kata Blinken.
Dia mengatakan pesan utama dari KTT NATO minggu ini adalah bahwa dukungan aliansi Barat untuk Ukraina akan terus berlanjut dan ditegaskan dalam pertemuan tersebut bahwa musim dingin mendatang akan menjadi periode yang sulit.
"Upaya bersama kami untuk mendukung Ukraina ada dan akan terus kuat. Sekarang, sepanjang musim dingin, dan selama yang dibutuhkan Ukraina untuk berhasil," ujar Blinken.