Disanksi Barat, Nilai Tukar Rubel Rusia Menguat
Nilai tukar Rubel menguat pada hari Jumat di tenggat waktu yang menegangkan di penghujung tahun 2022 yang menunjukkan minimnya dampak sanksi Barat terhadap ekspor energi Rusia.
Uni Eropa telah menetapkan target untuk mengakhiri ketergantungan Rusia pada bahan bakar fosil pada tahun 2027, sebagai reaksi sebagai serangan militer Rusia ke Ukraina.
Pada bulan Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan pembayaran gas terhadap sejumlah negara yang tidak bersahabat terhadap Moskow dalam mata uang rubel sebagai tindakan balasan terhadap sanksi Barat.
Kantor berita Reuters hari Jumat (31/12/2022) melaporkan, nilai rubel yang telah kehilangan hampir 11% nilainya sejak pemberlakuan pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia pada 5 Desember, menguat 3,5% terhadap dolar di posisi 72,91 ke 69,58.
Mata uang Rusia telah menjadi mata uang utama hampir sepanjang tahun ini, dengan bank sentral Rusia memberlakukan kontrol modal dan mengurangi Impor dengan kinerja terbaik di dunia.
CEO Gazprom mengumumkan bahwa ekspor gas Rusia ke Eropa pada 2022 telah mencapai level terendah sejak 1991.
Sanksi berat terhadap Moskow memberi banyak tekanan pada negara-negara Eropa yang membutuhkan gas Rusia dan membuat musim dingin yang sulit bagi penduduk negara-negara tersebut.(PH)