Amerika Tinjauan dari Dalam, 25 Februari 2023
(last modified Sat, 25 Feb 2023 04:51:00 GMT )
Feb 25, 2023 11:51 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Joe Biden
    Presiden AS Joe Biden

Perkembangan di AS selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Biden Tegaskan Dukungan AS terhadap Ukraina.

Selain itu, masih ada isu lainnya seperti:

  • WSJ: AS akan Kirim Pasukan ke Taiwan
  • Ledakan di Ohio, AS, Seorang Tewas, 13 Terluka
  • AS Desak Ukraina Tingkatkan Serangan atas Rusia
  • AS lanjutkan pembicaraan ekonomi dengan China pada saat yang tepat
  • Biden serukan pemilu damai dan transparan di Nigeria
  • AS akan umumkan sanksi baru "luas" terhadap Rusia
  • NYT: Marak penembakan, keamanan jadi strategi pemasaran sekolah di AS

Biden Tegaskan Dukungan AS terhadap Ukraina

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dalam kunjungannya ke Polandia menegaskan kembali dukungan negaranya untuk Kyiv menghadapi pasukan Rusia.

Joe Biden

Presiden AS Joe Biden hari Senin mengunjungi Kyiv di bawah jaminan keamanan Rusia menjelang setahun perang di Ukraina, dan kemudian memasuki Warsawa, ibu kota Polandia.

Presiden AS Joe Biden, dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Polandia, Andrzej Duda di Warsawa hari Selasa (21/2/2023) menegaskan kembali kebijakan intervensionis negaranya bersama dengan negara-negara Barat lainn dalam perang Ukraina.

"Dukungan kami untuk Ukraina tidak tergoyahkan," ujar Biden.

Amerika dan Polandia, bersama dengan negara-negara barat lainnya telah mengirimkan senjata senilai miliaran dolar ke Ukraina.

Tindakan orang Barat ini telah menyebabkan api perang terus berkobar di Ukraina.

WSJ: AS akan Kirim Pasukan ke Taiwan

Media Amerika Serikat, mengutip pejabat negara itu mengabarkan, Washington sedang bersiap mengirim 100-200 personel militer ke Taiwan, dalam beberapa bulan ke depan.

Wall Street Journal, Kamis (23/2/2023) melaporkan, pemerintah AS akan mengerahkan pasukan lebih besar ke Taiwan, untuk mendukung program pelatihan militer, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Cina.

Menurut keterangan koran AS ini, tahun lalu Washington sudah mengirim sekitar 30 personel militer ke Taiwan, dan akan menambahnya empat kali lipat beberapa bulan mendatang.

Sejumlah pejabat AS secara anonim mengatakan bahwa pasukan ini ditempatkan di Taiwan untuk mendukung program militer Pentagon, sehingga Taiwan memiliki kemampuan yang diperlukan untuk membela diri.

Selain memberikan pelatihan kepada pasukan Taiwan terkait sistem persenjataan AS, personel militer yang dikirim itu juga akan berpartisipasi dalam manuver-manuver militer yang digelar untuk melatih kesiapan menghadapi serangan potensial Cina.

Kabar pengiriman pasukan AS ke Taiwan ini sejalan dengan statemen terbaru Presiden Taiwan terkait penguatan interaksi militer Taiwan, dan Amerika Serikat.

Ledakan di Ohio, AS, Seorang Tewas, 13 Terluka

Kebakaran dan ledakan yang terjadi di sebuah pabrik baja yang terletak di dekat Oakwood, Ohio, menimbulkan korban jiwa, dan kerusakan fisik.

Situs Akron Beacon Journal, Senin (20/2/2023) melaporkan, sedikitnya 13 orang terluka, dan seorang tewas akibat ledakan di I. Schumann & Co. Senin sore di Oakwood, Ohio.

News 5 Cleveland mengabarkan seorang pria 46 tahun tewas dalam ledakan tersebut, dan setidaknya dua orang dalam kondisi kritis di MetroHealth Medical Center, dan sejumlah orang mengalami luka bakar.

Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Oakwood, Brian Dirocco mengatakan api berhasil dikendalikan pada Senin malam.

"Ledakan dan kebakaran yang terjadi sekita pukul 15:00, meninggalkan puing-puing yang berserakan di sekitar lokasi kejadian," katanya.

Pabrik pembuat campuran logam I. Schumann & Co. mengumumkan, sampai saat ini penyebab kebakaran, dan ledakan masih belum diketahui, dan sedang diselidiki.

Ia mengonfirmasi beberapa karyawan pabrik mengalami luka akibat ledakan tersebut, dan pabriknya mengalami kerusakan fisik yang cukup parah.

AS Desak Ukraina Tingkatkan Serangan atas Rusia

Pemerintah Amerika Serikat, menjelang lawatan Presiden Joe Biden ke Polandia, mendesak Ukraina untuk meningkatkan serangan terhadap Rusia, sebelum pasokan senjata Barat berkurang.

Perang Ukraina 

Dikutip Politico, Minggu (19/2/2023), menjelang lawatan Joe Biden ke Polandia hari Senin, Washington menilai Ukraina berada pada fase sensitif dalam perang, dan mendesak Kiev meningkatkan serangannya terhadap pasukan Rusia.

"Joe Biden minggu ini akan melakukan lawatan ke Eropa dengan maksud untuk menantang. Di tahun kedua perang Ukraina, ia ingin mengecam serangan Putin ke Ukraina, dan secara terbuka mengumumkan bahwa AS akan mendukung Kiev hingga akhir. Akan tetapi lawatan Biden ini memiliki latar belakang rumit, berbahaya, dan tidak meyakinkan," tulis Politico.

Menurut media AS itu, para analis Amerika khawatir pasukan Rusia, akan mengalahkan pasukan Ukraina, di wilayah selatan dan timur negara itu, dan kekalahan ini akan memperlambat pengiriman senjata Barat ke Kiev.

Politico menjelaskan, "Pemerintah AS percaya pasukan Ukraina seharusnya melancarkan serangan yang sangat dinanti Rusia, dan kini memasuki sebuah fase sensitif. Oleh karena itu Joe Biden menekan Presiden Ukraina agar segera memperkuat posisinya, bahkan melakukan sebuah serangan balik."

AS lanjutkan pembicaraan ekonomi dengan China pada saat yang tepat

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen pada Kamis menegaskan bahwa AS akan meneruskan pembicaraan masalah ekonomi dengan China "pada saat yang tepat". Namun, dia mengingatkan kembali konsekuensi yang dihadapi Beijing jika melanggar sanksi AS kepada Rusia.

Saat konferensi pers menjelang pertemuan para pemimpin keuangan G20 di Bangalore, India, Yellen mengatakan komunikasi antara Amerika Serikat dan China penting demi kebaikan untuk seluruh dunia.

Sejumlah perundingan antara Washington dan Beijing ditangguhkan akibat insiden penembakan dugaan balon mata-mata China yang melayang di atas wilayah udara Amerika Serikat yang membuat kunjungan Yellen dan Menlu Antony Blinken ke China menjadi tak jelas nasibnya.

Yellen mengaku tak mengetahui persis kapan kunjungannya ke China dilakukan. Lawatannya sendiri akan fokus membahas masalah ekonomi dan keuangan.

Meskipun demikian Yellen menegaskan, "Saya yakin kami akan melanjutkan pembicaraan tersebut pada waktu yang tepat."

Mengenai sanksi AS terhadap Rusia akibat perang di Ukraina, Yellen mengulangi peringatan Washington.

"Kami telah menjelaskan bahwa memberikan dukungan material kepada Rusia atau bantuan dengan segala cara mengelabui sanksi akan merupakan masalah sangat serius bagi kami," kata dia.

"Kami pasti akan terus menandaskan kepada pemerintah China dan perusahaan-perusahaan serta bank-bank dalam yurisdiksi mereka, apa aturan-aturan menyangkut sanksi kami dan konsekuensi serius yang mereka hadapi jika melanggarnya."

Yellen juga berharap China mau bekerja sama dengan negara-negara lain yang meminta keringanan utang, terutama Zambia dan Sri Lanka.

Biden serukan pemilu damai dan transparan di Nigeria

Presiden Amerika Serikat pada Kamis mengimbau agar pemilihan presiden di Nigeria berlangsung dalam kondisi damai dan transparan, serta meminta para kandidat dan partai yang bersaing mau menerima apa pun hasil pemilu yang diumumkan oleh komisi pemilihan umum.

Lebih dari 93 pemilih dari total 200 juta lebih penduduk siap memberikan suaranya dalam  pemilihan presiden dan legislatif pada Sabtu. Pemilu tersebut dianggap sebagai yang paling terbuka sejak negara tersebut kembali ke sistem demokrasi pada 1999.

Joe Biden

"Saya memuji perjanjian damai kemarin di Nigeria," kata Biden merujuk kepada janji yang ditandatangani oleh semua kandidat pada Rabu untuk menyelesaikan sengketa pemilu di pengadilan.

"Dengan menandatangani janji ini, para pihak dan kandidat telah berkomitmen untuk menerima hasil pemilu seperti yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Nasional Independen (INEC), dan mendukung transisi kekuasaan yang damai," kata Biden.

Nigeria memiliki riwayat panjang kecurangan dan kekerasan selama pemilu, meskipun secara bertahap lebih bersih dalam 25 tahun terakhir sejak berakhirnya pemerintahan militer.

INEC mengaku sudah mengambil langkah-langkah yang memastikan pemungutan suara berlangsung bebas dan adil.

"Semua warga Nigeria layak mendapatkan kesempatan untuk memilih masa depan mereka secara bebas dan adil," kata Biden.

"Amerika Serikat tidak mendukung salah satu calon atau parpol mana pun, namun demikian kami sangat mendukung proses yang damai dan transparan yang mencerminkan kehendak rakyat Nigeria," sambung Biden.

Nigeria adalah negara berpenduduk terpadat di Afrika, berperekonomian terbesar dan juga produsen minyak mentah terbesar di benua ini.

AS akan umumkan sanksi baru "luas" terhadap Rusia

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat akan mengumumkan sanksi tambahan yang "luas" terhadap sektor industri yang mendukung perang Rusia di Ukraina, kata Gedung Putih.

Hal itu disampaikan Biden ketika dia bertemu secara virtual dengan para pemimpin negara anggota Kelompok Tujuh (G7) lainnya.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre pada Kamis (23/2) mengatakan kepada wartawan bahwa target sanksi baru AS itu termasuk bank Rusia, industri teknologi dan pertahanan, dan para aktor di negara lain yang berusaha untuk "mencari celah dan menghindari sanksi yang diterapkan".

Karine Jean-Pierre

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS secara terpisah mengatakan bahwa sejumlah perusahaan China yang aktif menghindari sanksi yang ada akan menjadi salah satu target dari sanksi "luas" yang akan diterapkan itu.

Asisten menteri luar negeri AS untuk urusan politik Victoria Nuland, dalam acara Washington Post, mengatakan bahwa Amerika Serikat akan membatasi "entitas berbasis China atau anak perusahaan China di Eropa".

Nuland menekankan bahwa dugaan aktivitas entitas China "bukan sesuatu yang dapat dilakukan secara sembunyi-sembunyi walaupun China mengaku netral."

Pertemuan daring yang akan diselenggarakan oleh Jepang, yang tahun ini memegang kursi kepresidenan G7, bertepatan dengan peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina.

Pertemuan itu akan dihadiri oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selain dihadiri para pemimpin G7, yang juga termasuk AS, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman dan Italia, ditambah Uni Eropa.

"G7 telah menjadi jangkar tanggapan kami yang kuat dan bersatu terhadap Rusia," kata Jean-Pierre.

"Besok, para pemimpin akan membahas cara-cara untuk kami terus mendukung Ukraina dan terus meningkatkan tekanan pada (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan semua pihak yang memungkinkan agresinya," ujarnya.

Jean-Pierre juga mengatakan Amerika Serikat akan memberikan lebih banyak bantuan bagi Ukraina untuk menolong negara itu melindungi warganya dari perang yang berkepanjangan, menyediakan layanan dasar seperti listrik, dan untuk meningkatkan keberhasilan militer Ukraina di medan perang.

Selama konferensi pers harian, jubir Gedung Putih itu memuji pengumuman yang disampaikan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada awal pekan ini bahwa Tokyo akan memberikan bantuan keuangan tambahan sebesar 5,5 miliar dolar AS untuk pembangunan kembali infrastruktur di Ukraina.

"Aliansi kami dengan Jepang dan kemitraan kuat Jepang dengan negara-negara di Eropa menunjukkan poin yang telah kami buat selama ini ... Indo-Pasifik dan Atlantik bukanlah teater yang terpisah di sini, tetapi terkait erat satu sama lain," kata Jean-Pierre.

NYT: Marak penembakan, keamanan jadi strategi pemasaran sekolah di AS

Meningkatnya kekerasan senjata di sekolah-sekolah Amerika Serikat (AS) tidak hanya memicu perdebatan mengenai kebijakan kontrol senjata.

Hal itu juga mendorong munculnya industri senilai lebih dari 3 miliar dolar AS bagi perusahaan yang bekerja untuk melindungi anak-anak atau para pekerja dari pembunuhan massal, menurut laporan The New York Times pada Jumat (17/2).

Rekomendasi dari industri keamanan di AS sangat beragam, seperti pintu yang dapat mengunci secara otomatis, meja tahan peluru, ransel berbahan Kevlar, kecerdasan buatan yang mendeteksi senjata.

Industri keamanan itu juga menawarkan berbagai jenis latihan yang tak terhitung jumlahnya, seperti teknik pernapasan untuk menghindari kepanikan selama serangan atau strategi bagaimana cara menggunakan pensil untuk menusuk mata si penembak.

"Namun, bahkan ketika Kongres meningkatkan dana untuk langkah-langkah keamanan sekolah, yang mencakup 300 juta dolar AS untuk membantu sekolah 'mencegah dan merespons kekerasan' sebagai bagian dari kompromi kontrol senjata bipartisan, efektivitas produk dan layanan industri keamanan sekolah sebagian besar masih belum terbukti," kata laporan New York Times.

Tidak ada yang setara dengan pemantauan ketat dan standar terkait apakah dewan sekolah cukup siap untuk menghadapi peristiwa penembak aktif.

Di sisi lain peraturan itu, kata para eksekutif industri keamanan, sebagian merupakan hasil dari kelumpuhan politik AS dalam pengendalian peredaran senjata, menurut laporan tersebut.

"Beberapa percaya bahwa menciptakan standar untuk keamanan sekolah terhadap senjata akan dipandang sebagai pemberian gagasan bahwa penembakan massal adalah bagian dari kehidupan Amerika. Selain itu, standar keamanan sekolah dapat melindungi (dari potensi penembakan massal), namun tidak dapat melenyapkan (potensi tersebut)," catat laporan itu.

 

Tags