Pemimpin Katolik Dunia Siap Kunjungi Kyiv dan Moskow
Pemimpin Katolik Dunia, Paus Fransiskus mengumumkan kesiapannya melakukan perjalanan ke ibu kota Ukraina dan Rusia untuk mendorong perdamaian dua negara yang berperang itu.
Setahun telah berlalu sejak awal perang antara Rusia dan Ukraina meletus dan terus berlanjut hingga kini. Selama ini, negara-negara dan tokoh-tokoh yang menentang perang telah mencoba untuk membangun perdamaian dan gencatan senjata, tetapi menghadapi penentangan dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Pada 3 Maret 2023, Kementerian Luar Negeri Cina meluncurkan 12 poin rencananya untuk perdamaian di Ukraina, yang mencakup gencatan senjata dan pengakhiran sanksi Barat terhadap Rusia, yang disambut baik oleh PBB dan banyak negara pro-perdamaian, tetapi Amerika Serikat menolaknya.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Argentina, La Nacion, Paus Fransiskus hari Sabtu (11/3/2023) mengatakan, "Saya bersedia melakukan perjalanan ke dua kota ini dengan syarat setelah Kyiv saya harus pergi ke Moskow. Saya akan pergi ke kedua kota tersebut atau tidak keduanya,".
Duta Besar Ukraina untuk Vatikan, Andriy Yurash berharap Paus Fransiskus dapat mengunjungi Ukraina dalam waktu dekat.
Paus Francis telah berulang kali mengutuk serangan terhadap Ukraina dan menyerukan gencatan senjata untuk menghindari risiko eskalasi konflik.
Patriach Kirill, Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia sebelumnya telah meminta gencatan senjata satu hari dari kedua belah pihak untuk memungkinkan orang merayakan Malam Natal, yang disambut dengan persetujuan Moskow, tapi menghadapi penentangan dari otoritas Ukraina.(PH)