Pengakuan AS atas Tidak Adanya Program Nuklir Militer di Iran
Terlepas dari klaim berulang kali dari Barat, terutama Amerika Serikat dan rezim Zionis, tentang upaya Iran untuk mendapatkan senjata nuklir, badan intelijen utama Amerika Serikat mengakui bahwa Iran tidak mencari senjata nuklir.
Mengulangi bahwa Iran saat ini tidak sedang melakukan kegiatan pengembangan senjata nuklir utama yang diperlukan untuk menghasilkan bom nuklir yang dapat diuji, bagian dari laporan rahasia dua halaman pada hari Senin (10/07/2023) oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional menyatakan, Namun Tehran terus melanjutkan penelitian dan pengembangannya.
Sebelumnya, pada Desember 2022, Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines mengaku belum ada informasi yang menunjukkan bahwa Iran telah mengambil keputusan untuk membangun senjata nuklir.
Konfirmasi ulang oleh badan intelijen AS yang paling penting, yang laporannya dapat dilihat sebagai hasil dari lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi intelijen AS, bahwa Iran tidak mencoba membuat senjata nuklir, dan menegaskan kembali posisi konstan Republik Islam di bidang menahan diri dari upaya apa pun untuk membuat senjata nuklir.
Dalam fatwa nuklir Ayatullah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam yang disampaikan dalam pesannya pada Konferensi Internasional Pertama tentang "Pelucutan Senjata dan Non-Proliferasi Nuklir" pada 17 April 2010, dan kemudian secara resmi terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dinyatakan bahwa selain percaya pada keharaman senjata nuklir, kami juga menganggap penggunaan "jenis senjata pemusnah massal lainnya, seperti senjata kimia dan senjata biologis... dilarang".
Tidak adanya program nuklir militer di Iran adalah masalah yang juga diakui oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Sifat damai dari program nuklir Iran telah dikonfirmasi berkali-kali dalam banyak laporan dari Badan Energi Atom Internasional.
Pada pertengahan November 2022, Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional mengatakan, Kami tidak memiliki informasi apapun untuk menunjukkan bahwa Iran saat ini memiliki program nuklir militer.
Terlepas dari klaim berulang kali dari Barat, terutama Amerika Serikat dan rezim Zionis, tentang upaya Iran untuk mendapatkan senjata nuklir, badan intelijen utama Amerika Serikat mengakui bahwa Iran tidak mencari senjata nuklir.
Meskipun pengembangan nuklir Iran sejalan dengan tujuan damai, Amerika Serikat, sekutu Barat, dan rezim Zionis menggunakannya sebagai alasan untuk menuduh Tehran mengejar tujuan militer nuklir.
Tuduhan ini telah diulang berkali-kali dalam dokumen tingkat tinggi Amerika Serikat, termasuk dokumen Strategi Keamanan Nasional, dan diklaim bahwa Amerika Serikat akan menghadapinya.
Selama bertahun-tahun, Barat menuduh Iran memiliki program nuklir militer, meskipun tidak memberikan bukti kepada Iran, dan telah mengambil tindakan politik dan sanksi yang ekstensif terhadap Iran dengan dalih ini.
Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengklaim pada Agustus 2022, Presiden Biden telah mengonfirmasi bahwa dia ingin mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Tuduhan ini telah dibuat sementara Republik Islam Iran telah berulang kali mengumumkan bahwa bukan hanya tidak memiliki rencana untuk membuat senjata nuklir, tetapi bahkan tidak bergerak ke arah itu.
Sebenarnya, tudingan Washington terhadap Tehran dalam konteks upaya memperoleh kemampuan dan teknologi yang mengubah “aturan main”, termasuk teknologi nuklir, berarti ketakutan Amerika atas perluasan dan pengokohan kekuatan nasional Iran dalam berbagai dimensinya.
Bertentangan dengan tuduhan tak berdasar dari Barat mengenai upaya Tehran untuk memperoleh senjata nuklir, Iran telah mampu menggunakan teknologi nuklir damai bagi sebagian besar di berbagai bidang, termasuk produksi listrik, kedokteran, pertanian, dan bidang lainnya.
Terutama mengingat perspektif kebutuhan listrik Iran, maka pembangkit listrik tenaga nuklir sangat dipertimbangkan.
Pejman Shirmardi, Deputi Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) mengatakan, Iran telah mencapai swasembada dalam produksi peralatan teknologi nuklir. Prestasi AEOI adalah kartu kemenangan tim negosiasi. Ketakutan terbesar negosiator Barat adalah sains dan pengetahuan sudah membumi di negara ini.(sl)