Amerika Tinjauan dari Dalam, 2 Desember 2023
Perkembangan di Amerika selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Bild: AS dan Jerman Minta Zelensky Berdamai dengan Rusia
Selain itu, masih ada isu-isu lain seperti;
- Mantan Penasihat Pentagon: Gudang Senjata Amerika Kosong
- Pentagon Sampaikan Dukungan Penuh AS terhadap Rezim Zionis
- Politico: Pentagon Tak Punya Uang untuk Perkuat Militer di Timteng
- Menhan Jerman: Jika Trump Menangi Pilpres 2024, Eropa dalam Bencana
- AS Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Iran
Bild: AS dan Jerman Minta Zelensky Berdamai dengan Rusia
Salah satu majalah Jerman, mengabarkan pemerintah negara ini, dan Amerika Serikat, sedang berusaha mendorong Presiden Ukraina, untuk berunding dengan Rusia.
Bild, Kamis (24/11/2023) melaporkan, Berlin dan Washington, sedang melakukan upaya tersembunyi untuk memaksa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, melakukan perundingan damai dengan Rusia.
Mengutip sejumlah sumber, Bild menambahkan, pengiriman senjata dari AS dan Jerman, ke Ukraina, dilakukan sedemikian rupa sehingga Kiev, menyadari bahwa ia tidak bisa merebut kembali wilayah-wilayahnya dari Rusia.
Sebelumnya media-media Barat, lain juga mengabarkan upaya negara-negara pendukung Ukraina, untuk mendorong Kiev, ke arah perundingan damai dengan Rusia.
Sejumlah pejabat senior Ukraina, termasuk Zelensky, baru-baru ini mengakui kegagalan serangan balik Kiev, ke Moskow, musim panas ini menyebabkan negara-negara Barat, bermaksud mengurangi bantuan untuk Ukraina.
Beberapa sumber terpercaya kepada Bild, menuturkan, di tengah pejabat pemerintah Jerman, tersiar kabar bahwa Ukraina, sendiri sudah memposisikan diri untuk berunding, dan berdialog dengan Rusia.
Di sisi lain, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, beberapa minggu lalu memperingatkan bantuan-bantuan AS, untuk Ukraina, akan mengalami penurunan.
"Negara-negara anggota Uni Eropa, harus siap secara politik untuk menutupi kekurangan pasokan bantuan AS, ke Ukraina," tegasnya.
Mantan Penasihat Pentagon: Gudang Senjata Amerika Kosong
Seorang mantan penasihat Pentagon mengumumkan terjadinya pengurangan signifikan stok senjata AS akibat perang di Ukraina.
Sputnik Minggu pagi melaporkan, Douglas MacGregor, Mantan Penasihat Pentagon menyatakan bahwa stok senjata Amerika saat ini kosong, karena hampir semua stok senjata telah dikirim ke Ukraina.
"Terlepas dari semua bantuan ini, Ukraina tidak mengalami kemajuan dalam perang melawan Rusia," ujar manatan penasihat Pentagon.
Sebelumnya, Macgregor pernah mengumumkan bahwa tentara Ukraina berada di ambang kehancuran akibat desersi massal tentaranya.
Menurut Sputnik, Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa bantuan senjata Barat ke Ukraina tidak akan mengubah hasil akhir perang antara Moskow dan Kyiv, dan hanya akan memperpanjang perang ini.
Menyusul perintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina pada Kamis 24 Februari 2022, Amerika Serikat dan negara-negara Barat menanggapi tindakan Rusia ini dengan menjatuhkan sanksi ekstensif terhadap Moskow dan mengirimkan senjata dan peralatan militer senilai miliaran dolar ke Kyiv
Pentagon Sampaikan Dukungan Penuh AS terhadap Rezim Zionis
Kementerian pertahanan Amerika Serikat kembali menekankan dukungan penuh Washington terhadap rezim Zionis.
Situs Kementerian Pertahanan AS melaporkan pernyataan Juru Bicara Pentagon, Patrick Ryder yang mengumumkan bahwa Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin melakukan percakapan telepon dengan Menteri Perang Rezim Zionis Yoav Gallant untuk membahas dinamika Gaza Zionis, terutama mengenai pembebasan sandera dan situasi terkini di Jalur Gaza.
Austin kembali menekankan dukungan Washington yang tidak perlu dipertanyakan lagi terhadap rezim Zionis.
Di akhir panggilan telepon, Menteri Pertahanan AS memberi pengarahan kepada Gallant tentang tindakan militer AS untuk melindungi pasukan dan kepentingan AS di seluruh kawasan Asia Barat.
Austin menekankan dukungan Amerika Serikat kepada Israel dan pentingnya mencegah eskalasi ketegangan di kawasan Asia Barat.
Menurut Central European Human Rights Watch, lebih dari 21.000 orang tgugur di Gaza sejak 7 Oktober, dimana 8.176 orang di antaranya adalah anak-anak.
Politico: Pentagon Tak Punya Uang untuk Perkuat Militer di Timteng
Media Amerika Serikat, melaporkan bahwa Pentagon, tidak memiliki sumber dana yang cukup untuk memperkuat kehadiran militer di kawasan Asia Barat (Timur Tengah).
Politico, Selasa (28/11/2023) mengabarkan bantuan-bantuan militer Amerika Serikat, terhadap Rezim Zionis, dalam perang di Jalur Gaza.
"Tidak adanya kesepakatan di Kongres, untuk mengesahkan anggaran militer tahun baru disebabkan oleh masalah ini," imbuhnya.
Pentagon, saat ini hanya memiliki anggaran terbatas yang berasal dari anggaran tahun fiskal sebelumnya, karena anggaran militer baru untuk tahun ini belum disetujui.
Juru bicara Angkatan Bersenjata AS sebelumnya mengatakan, "Kondisi Timur Tengah, membutuhkan langkah-langkah luar biasa yang mengharuskan Pentagon, menganggarkan kembali dana dari pos-pos lain, mengurangi alokasi untuk persiapan, serta penempatan dan pelatihan pasukan."
Oleh karena itu, kata Jubir Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, sejumlah program Dephan AS, mungkin saja akan dibatalkan atau dikurangi.
Di sisi lain, seorang pejabat AS, mengklaim, Presiden Joe Biden, memperingatkan tentang babak baru operasi militer Rezim Zionis, di selatan Jalur Gaza.
Menhan Jerman: Jika Trump Menangi Pilpres 2024, Eropa dalam Bencana
Menteri Pertahanan Jerman memperingatkan ancaman masuknya kembali Donald Trump ke arena politik Amerika Serikat dan kemungkinan kemenangannya dalam pemilihan presiden AS akan menjadi bencana bagi Eropa.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius hari Rabu (29/11/2023) membuat pernyataan terbaru menanggapi dinamika pemilihan umum presiden AS tahun 2024 dan menyerukan perhatian negara-negara Eropa untuk menghadapi tantangan benua ini. jika Trump kembali memimpin Amerika Serikat.
Pistorius juga menegaskan bahwa siapa pun pemenang pemilu presiden AS, benua Eropa akan menghadapi banyak tantangan.
Menurut pejabat Jerman ini, meskipun Joe Biden dari Partai Demokrat, yang mendukung pendalaman hubungan Amerika-Eropa, memenangkan pemilu, Eropa masih menghadapi tantangan, karena fokus Washington di masa depan adalah Asia-Pasifik.
“Jika mereka (Amerika) melakukan hal itu, maka mereka mungkin tidak akan mampu mempertahankan keterlibatan mereka di Eropa seperti sebelumnya,” kata Boris Pistorius di lembaga think tank di Berlin.
Menteri Pertahanan Jerman dalam pidatonya kemarin menyerukan lebih banyak kerja sama negara-negara Eropa di bidang persenjataan.
Pistorius secara implisit menyerukan independensi dari Amerika dan agar Eropa fokus pada penciptaan sistem senjata yang kompatibel.
Pernyataan pejabat senior Eropa ini mengenai pemilu presiden AS dan peringatannya mengenai kemenangan kembali Trump dilontarkan dalam situasi di mana Eropa dan AS mengalami hubungan yang dingin dan terkadang tegang selama masa kepresidenannya.
AS Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Iran
Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa Kantor Pengendalian Aset Kementerian ini menjatuhkan sanksi terhadap lebih dari 20 individu dan institusi Iran, karena partisipasi mereka dalam jaringan keuangan yang terkait dengan Kementerian Pertahanan Iran dan Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC).
Menyusul kegagalan rezim Zionis dalam menghadapi para pejuang gerakan Hamas dalam perang Gaza dan tersingkapnya wajah buruk Israel di mata dunia, maka Amerika Serikat sebagai pendukung terpenting Israel, sedang mencoba untuk menyembuhkan luka rezim Zionis dengan memperketat sanksi terhadap para pendukung Palestina
Departemen Keuangan AS dalam pernyataannya pada Rabu (29/11/2023) waktu setempat bahwa Iran memberikan dukungan finansial kepada kelompok perlawanan seperti Hamas dan Hizbullah.
Brian Nelson, Wakil Menteri Keuangan AS Urusan Terorisme dan Intelijen Keuangan, menuduh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan Kementerian Pertahanan Iran berpartisipasi dalam skema keuangan ilegal.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen dalam pernyataan terbaru mengatakan, "Amerika Serikat akan terus bekerja dengan mitranya, termasuk Inggris, untuk menjegal kemampuan Hamas menerima bantuan keuangan dan menggunakan dana untuk melakukan aksinya,".
Republik Islam Iran telah berulang kali memperingatkan tentang konsekuensi dari perilaku intervensionis Barat dan menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja.