Jan 13, 2024 17:30 Asia/Jakarta
  • New York Times
    New York Times

Perkembangan di Amerika selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, seperti; New York Times: Iran Kalahkan Amerika dalam Percaturan Regional.

Selain itu, masih ada isu-isu lainnya seperti;

  • Washington Post Ungkap Konflik Kabinet Netanyahu dan Biden
  • Polisi AS Temukan Terowongan Rahasia Ilegal Yahudi Ekstrem di New York
  • Rakyat AS Pesimis Krisis Keuangan dan Politik Bisa Diatasi
  • Selama Jadi Presiden AS, Trump Memeras Dana dari Rakyat Afghanistan
  • AS Akui Serangan Yaman ke Kapalnya Gunakan Drone Canggih

New York Times: Iran Kalahkan Amerika dalam Percaturan Regional​

The New York Times menilai Iran berhasil menang melawan Amerika Serikat dalam percaturan regional. ​

David E. Sanger dan Steven Erlanger dalam artikelnya yang dimuat New York Times hari Selasa (9/1/2024) mengungkapkan bahwa Biden dan asisten keamanan nasionalnya beberapa bulan lalu yakin bahwa kemungkinan konflik dengan Iran dan kekuatan perlawanan telah terkendali dengan baik, namun konflik antara Hamas dan Israel, mengubah imajinasi dan beberapa persamaan yang ada di benak para pejabat Amerika.​

Image Caption

Artikel ini menyinggung itikad buruk Amerika terhadap JCPOA, dengan mengatakan bahwa para pejabat intelijen Amerika dan Eropa meyakini Iran tidak ingin berkonflik langsung dengan Amerika Serikat atau Israel, namun tampaknya Iran sangat ingin menunjukkan kemampuannya.

Selain itu, New York Times menyoroti kerja sama Iran, Rusia, dan Cina, dan menilai ketiga negara ini tidak hanya sebagai sekutu, namun juga sebagai klien yang dapat membatalkan sanksi.​

Dalam artikel ini,pejabat intelijen Amerika mengatakan bahwa Iran tidak memprovokasi Hamas, kekuatan perlawanan di kawasan Asia Barat, setelah konflik antara Hamas dan Israel, melakukan serangan terhadap pangkalan Amerika dan menyebabkan Maersk, salah satu pelayaran terbesar di dunia menangguhkan semua transit melalui Laut Merah.

The New York Times juga mengutip Sanam Vakil, Direktur Program Asia Barat dan Afrika Utara di Chatham House, yang mengatakan,"Saya melihat Iran berada dalam posisi yang baik, karena telah menggagalkan Amerika dan kepentingannya di Timur Tengah. Iran aktif di semua perbatasan, menolak perubahan apa pun, dan pada saat yang sama memperkaya uranium pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan.”

Washington Post Ungkap Konflik Kabinet Netanyahu dan Biden

Surat kabar Washington Post mengungkapkan konflik antara kabinet Benjamin Netanyahu dan Joe Biden dengan menulis bahwa ekstremisme koalisi sayap kanan kabinet Israel menciptakan hambatan dan melemahkan rencana pemerintahan Joe Biden di Asia Barat. ​

Joe Biden-Netanyahu

The Washington Post dalam sebuah artikel yang dipublikasikan hari Rabu (10/1/2024) melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken selama perjalanannya ke Timur Tengah baru-baru ini menyampaikan pesan para pemimpin Arab kepada otoritas rezim Zionis mengenai pengurangan kekerasan di Gaza dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

Sambil mengulangi dukungan Amerika terhadap rezim Zionis, Blinken juga mengabaikan inisiatif Afrika Selatan di Mahkamah Internasional yang menyebut Israel melakukan genosida.

Menurut artikel Washington Post, isu yang mengkhawatirkan adalah kemungkinan meluasnya cakupan perang Gaza ke kawasan.

Jumlah syuhada Palestina meningkat, serta ketegangan di perbatasan utara dengan Lebanon meningkat dan pasukan Zionis setiap hari berkonflik dengan Hizbullah.​

Dalam kelanjutan artikel ini disebutkan bahwa rencana pemerintah Amerika Serikat pasca perang meliputi interaksi dan investasi negara-negara Arab di kawasan, pengembalian kedaulatan Gaza kepada Otoritas Palestina dan rekonstruksi Gaza, serta solusi politik pembentukan dua negara.

The Washington Post menyatakan bahwa pemerintahan Biden menghadapi hambatan dan rintangan dalam perjalanannya dari koalisi sayap kanan di kabinet Netanyahu, sehingga sulit untuk menyajikan rencana regional untuk menyelesaikan krisis tersebut.

Perdana Menteri sayap kanan rezim Zionis dan sekutunya termasuk Itamar Ben Gvir, Menteri Keamanan Nasional dan Bazalel Smotrich selaku Menteri Keuangan rezim Zionis telah memfokuskan aktivitas politik mereka untuk menentang solusi dua negara.

Mereka juga mendukung perluasan pemukiman di Tepi Barat, bahkan Gaza yang dilanda perang. Selain itu, kelompok garis keras Israel menyerukan pemindahan besar-besaran warga sipil Palestina dari Gaza.​

Di akhir artikel Washington Post ditegaskan bahwa skenario seperti itu jauh dari kebijakan yang diinginkan pemerintahan Biden di kawasan Asia Barat.

Polisi AS Temukan Terowongan Rahasia Ilegal Yahudi Ekstrem di New York

Yahudi ekstremis yang mendukung Israel secara ilegal dan diam-diam menggali terowongan di bawah Sinagog di New York, Amerika Serikat, selama enam bulan terakhir.

Polisi New York menyatakan setidaknya 10 ekstremis Yahudi ditangkap sehubungan masalah terowongan rahasia yang aneh di bawah gedung Sinagoga di Crown Heights, New York.​

Anggota gerakan Zionis Chabad berencana memperluas ruang bawah tanah markas mereka secara diam-diam, tetapi langkah mereka diketahui polisi dan mereka ditangkap.

Gerakan Zionis ini memperluas aktivitasnya berkedok kegiatan di bidang amal dan sosial dengan dilantiknya mantan Presiden AS Donald Trump dan dukungan Jared Kushner, menantunya yang Yahudi selaku penasihat Trump.

Rakyat AS Pesimis Krisis Keuangan dan Politik Bisa Diatasi

Tingkat pesimisme masyarakat Amerika Serikat terhadap kondisi demokrasi dan permasalahan perbankan yang menimpa negara mereka.

Ekonom Amerika Serikat, Desmond Lachman memperingatkan tentang krisis ekonomi di negaranya dalam sebuah artikel yang diterbitkan di National Interest mengenai peningkatan kekhawatiran terhadap masa depan perekonomian Amerika Serikat.

Ekonom Amerika ini percaya bahwa kenaikan suku bunga pada laju tercepat dalam beberapa dekade terakhir telah membuka jalan bagi krisis perbankan regional Amerika lainnya.

Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional AS menyoroti keseriusan masalah yang dihadapi oleh bank-bank regional AS, dan memperingatkan kegagalan perbankan negara ini.

Di sisi lain, menurut hasil survei Gallup Institute, tingkat pesimisme masyarakat AS terhadap demokrasi di negaranya mencapai titik terendah dalam 40 tahun terakhir.

Hanya 28 persen orang dewasa di Amerika yang puas dengan demokrasi di negara mereka yang menunjukkan penurunan signifikan sebesar 35 persen dibandingkan sebelumnya.

Meski demikian, dukungan Barat, khususnya Amerika Serikat, terhadap kejahatan rezim Zionis atas Palestina yang terjadi baru-baru ini menyebabkan 61 persen warga Amerika tidak menyetujui kebijakan Presiden AS Joe Biden terkait perang Gaza.

Selama Jadi Presiden AS, Trump Memeras Dana dari Rakyat Afghanistan

Kongres AS dalam sebuah laporan mengungkapkan bahwa Donald Trump dan keluarganya menerima 7,8 juta dolar dari 20 negara asing, termasuk Afghanistan, selama masa kepresidenannya.

Donald Trump

Afghanistan, yang membayar $154.750, adalah negara ketujuh dalam daftar pembayaran kepada Trump dan keluarganya.

Menurut anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, uang yang dibayarkan kepada Trump dan keluarganya disetorkan antara tahun 2017 dan 2021.

Cina, Arab Saudi, Turki, Republik Demokratik Kongo, dan Malaysia adalah negara lain yang telah menyetorkan dananya kepada Donald Trump.

Laporan tersebut menyatakan bahwa uang tersebut sering dihabiskan untuk menginap di hotel dan apartemen milik Trump.

Investigasi terhadap penerimaan uang oleh bisnis milik Donald Trump telah dilakukan oleh Komite Pengawasan DPR AS dari Partai Demokrat.

Selain itu, sebelas bulan sebelum pemilu presiden Amerika Serikat, tiga diplomat veteran Inggris telah meminta pemerintahan Rishi Sunak untuk merencanakan kemungkinan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.

Para diplomat ini telah memperingatkan bahwa jika Trump memenangkan pemilihan presiden 2024, maka Inggris akan menghadapi masalah keamanan yang besar.

pemilu presiden AS akan diadakan pada bulan November 2024, dan menurut jajak pendapat terbaru, Donald Trump mengungguli saingannya dari Partai Republik di hampir semua jajak pendapat.

AS Akui Serangan Yaman ke Kapalnya Gunakan Drone Canggih

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, mengatakan serangan besar terhadap kapal-kapal AS, di Laut Merah, dilakukan menggunakan drone berteknologi canggih.

Antony Blinken, Rabu (10/1/2024) malam mengatakan, "Sehari lalu kami menghadapi serangan besar di wilayah Laut Merah, yang dilakukan dengan drone-drone berteknologi tinggi."

Menlu AS mengklaim bahwa drone-drone tersebut diterbangkan oleh pasukan Ansarullah Yaman, dengan bantuan fasilitas-fasilitas Iran, yang diberikan kepada mereka.

Ia menambahkan, "Tidak ada cara lain selain membalas ancaman-ancaman Houthi, atas pelayaran di Laut Merah, dan ada pesan-pesan keras atas ancaman Houthi."

Sebelumnya Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Yaman, dalam operasi bersama menyerang sebuah kapal AS di Laut Merah.

Brigjen Yahya Saree, menegaskan bahwa kapal tersebut mendukung kejahatan Rezim Zionis, dan mengatakan bahwa serangan ini adalah balasan pertama atas serangan AS, ke pasukan AL Yaman, sebelumnya.

Ia menegaskan, "Selama blokade Gaza tidak dihentikan, kami akan terus mencegah pergerakan kapal-kapal Israel, atau kapal-kapal berlayar menuju pelabuhan Israel."

 

Tags