Pengiriman Baru Senjata AS Tiba di Tel Aviv
Saluran TV 12 rezim Zionis melaporkan pada Kamis malam bahwa pengiriman baru senjata Amerika telah memasuki Wilayah Pendudukan Palestina.
Menurut laporan IRNA, pengiriman senjata ini mencakup puluhan jet tempur F-35, F-15 dan helikopter Apache.
Laporan ini dipublikasikan bersamaan dengan pernyataan Osama Hamdan, salah satu anggota senior Hamas, pada Jumat malam, Amerika telah mengirim setidaknya 230 pesawat dan 20 kapal kargo yang membawa senjata ke militer Israel.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengumumkan pada Kamis malam bahwa jumlah syuhada di Gaza sejak awal perang telah mencapai 25.900 orang dan jumlah korban luka mencapai 64.110 orang.
Sumber-sumber berita juga melaporkan kematian sedikitnya 27 warga Palestina dan melukai 176 lainnya dalam kejahatan yang dilakukan tentara Israel di Jalur Gaza pada Kamis sore.
Warga Palestina sedang menunggu untuk menerima bantuan kemanusiaan di Bundaran Kuwait di kota Gaza ketika mereka dibom oleh tentara Israel.
Dalam serangan ini, 20 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka. Sejumlah korban syahid dan luka dibawa ke Rumah Sakit Al-Shifa.
Sumber berita juga melaporkan serangan tentara Zionis di kawasan Sekolah Hayat di kota Khan Yunis di selatan Jalur Gaza, yang mengakibatkan tujuh warga Palestina syahid dan 26 lainnya terluka.
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), pada tanggal 7 Oktober, sebagai tanggapan atas lebih dari tujuh dekade pendudukan Palestina dan hampir dua dekade pengepungan Gaza serta pemenjaraan dan penyiksaan ribuan warga Palestina, memulai operasi yang dikenal seperti Badai Al-Aqsa.
Operasi ini adalah salah satu serangan paling mematikan terhadap rezim ini. Pejuang Hamas memasuki wilayah pendudukan melalui pagar perbatasan di beberapa titik, menyerang desa-desa dan selain membunuh sejumlah besar warga Israel, juga menangkap sejumlah dari mereka.
Menanggapi operasi ini, rezim Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Gaza dan mengepung wilayah tersebut sepenuhnya.
Israel telah menyatakan tujuan perangnya dalam operasi ini untuk menghancurkan gerakan Hams. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa banyak analis dan pakar, bahkan di wilayah Palestina yang diduduki, menganggap tujuan ini tidak realistis dan tidak mungkin tercapai.(sl)