Google, Mesin Pelacak Bagi Israel untuk Membunuh
(last modified Fri, 15 Mar 2024 11:32:52 GMT )
Mar 15, 2024 18:32 Asia/Jakarta
  • Google
    Google

Melihat sejarah Google menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki sejarah panjang kerja sama dengan rezim Israel yang membunuh anak-anak.

Beberapa hari lalu, konferensi teknologi bertajuk “Mind the Teach” diadakan di New York City dengan dihadiri Barak Regev, pimpinan Google Israel. Dalam konferensi ini dan selama pidato Rajaf tentang proyek baru tersebut, salah satu insinyur platform Cloud Google, dengan mengutuk kejahatan Israel, menyatakan rasa jijiknya terhadap Israel dan kerja sama serta hubungan yang akan dimiliki Google dengan rezim Zionis.

Suatu tindakan yang menyebabkan pemecatan karyawan Google ini.

Protes ini disebabkan oleh fakta bahwa, pada saat yang sama dengan meningkatnya jumlah syuhada di Gaza dan pengepungan serta kelaparan parah yang menimpa penduduk Palestina, Google bersama negara adidaya lainnya sedang melaksanakan program kontrak miliaran dolar yang disebut “Nimbus”, yang melalui proyek ini, tentara dan aparat keamanan rezim Zionis akan dibekali dengan teknologi kecerdasan buatan yang canggih, dan setelah itu Israel akan memperoleh kekuatan dan infiltrasi yang signifikan.

Poin penting lainnya dalam proyek Nimbus adalah akses rezim ini dan agen-agennya di Google terhadap sejumlah besar data dan informasi masyarakat di seluruh belahan dunia. Dengan kata lain, melalui hubungan dekat yang ditemukan rezim Israel dengan perusahaan-perusahaan seperti Google, rezim Israel secara praktis dapat memperoleh data besar dari perusahaan-perusahaan tersebut dan menggunakannya sejalan dengan tindakan represif dan spionase, terutama terhadap bangsa Palestina.

Karyawan yang dipecat Google

Karyawan Google yang dipecat tersebut memprotes kontrak itu pada konferensi teknologi tersebut, sambil berteriak, “Saya menolak membangun teknologi yang mendukung genosida” dan dengan lantang menyuarakan dukungannya terhadap Palestina saat ia dikawal keluar dari ruang konferensi oleh petugas.

Berita pemecatan karyawan Google ini telah beredar di media selama beberapa hari, dan meskipun juru bicara Google telah memberikan alasan yang salah atas pemecatan karyawan tersebut, kelompok hak asasi manusia percaya bahwa orang tersebut dipecat karena memprotes pembunuhan masyarakat Gaza oleh Israel.

Kampanye “No Tech For Apartheid” juga menyatakan dalam pernyataannya bahwa niat Google jelas, bahwa perusahaan tersebut berusaha membungkam karyawannya untuk menyembunyikan kegagalan moral Google. Google Mewujudkan Genosida Berbasis Kecerdasan Buatan Pertama Melalui Project Nimbus. Melalui perjanjian ini, Google dan Amazon membantu pemerintah apartheid Israel dan kampanye genosida Gaza terhadap warga Palestina.

Pada saat yang sama, lebih dari 600 karyawan Google, melalui surat kepada manajemen pemasaran perusahaan, meminta Google untuk menarik dukungan keuangannya dari forum “Mind the Teach, yang dibicarakan oleh Regev, kepala Google Israel.

Sejak lama, Google telah menjadi tempat protes para karyawan atas hubungannya dengan genosida yang dilakukan Amerika dan Israel, yang seringkali berujung pada pemecatan atau pengunduran diri secara paksa.(Mehr)