Inggris Harus Mengakhiri Pendudukan atas Kepulauan Malvinas, Argentina
(last modified Thu, 11 Apr 2024 09:31:29 GMT )
Apr 11, 2024 16:31 Asia/Jakarta
  • Penjajah Inggris
    Penjajah Inggris

Dunia tidak akan bisa tenang sampai penderitaan akibat kolonialisme hilang. Sekaitan dengan hal ini, perhatian terhadap kedaulatan Argentina atas Kepulauan Malvinas, Georgia Selatan, dan Kepulauan Sandwich Selatan serta wilayah laut di sekitarnya sebagai bagian integral dari wilayah nasional negara tersebut patut ditekankan oleh negara-negara dunia.

Dengan merdekanya Argentina dari Spanyol, maka pulau-pulau di negara ini yang merupakan bagian dari wilayah Argentina pun ikut terbebas. Hanya setelah beberapa tahun menjalani proses ini, sekitar tahun 1830, kerajaan Inggris saat itu menyerang sejumlah pulau di Argentina, memecat para pejabat Argentina dan mengirim penduduknya ke pengasingan, dan kemudian berganti nama menjadi Falklands.

Sejak itu, masyarakat Argentina menuntut pengembalian wilayah tersebut, tapi Inggris bahkan belum setuju untuk memulai negosiasi mengenai pulau-pulau tersebut.

Sayangnya, seperti praktik kolonial pada umumnya, militer Inggris hadir di pulau tersebut, kehadiran militer yang tidak dapat dibenarkan dan tidak konvensional. Inggris kemudian melakukan manuver dan latihan demi menciptakan ketegangan besar di wilayah itu. Tindakan tersebut merupakan semacam kesengajaan untuk memisahkan diri dari permintaan berbagai resolusi PBB dan organisasi internasional lainnya.

Sebenarnya, dalam proyek militerisasi Inggris yang sangat berbahaya di Samudra Atlantik Selatan, negara ini telah mengirimkan pasukan keamanan ketiga ke kepulauan Argentina sejak tahun lalu.

Kehadiran militer Inggris bertentangan dengan Resolusi Majelis Umum PBB 41/11 (Area Perdamaian dan Kerja Sama Atlantik Selatan), yang antara lain mengharuskan negara-negara lain, terutama negara-negara yang penting secara militer, untuk bertindak hati-hati dan menghormati perjanjian tersebut. Kawasan Atlantik Selatan sebagai kawasan perdamaian dan kerja sama, terutama melalui kemungkinan pengurangan dan penghapusan kehadiran militer di kawasan tersebut.

Terlepas dari penolakan Inggris untuk melaksanakan komitmen melanjutkan perundingan masalah kedaulatan Argentina, negara kolonial ini juga mengambil tindakan sepihak. Langkah-langkah tersebut meliputi eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam terbarukan dan tidak terbarukan bangsa Argentina di kawasan tersebut.

Namun, Argentina menolak penggunaan kekuatan dengan menahan diri dan terus menyatakan keinginannya untuk melakukan negosiasi bilateral sebagai sarana untuk mencapai solusi damai terhadap konflik ini.

Lebih dari 40 tahun telah berlalu sejak perang antara Argentina dan Inggris terkait Kepulauan Malvinas. Untungnya, negara Amerika Selatan ini tidak menghentikan perjuangan terus menerus untuk mendapatkan kembali “kedaulatan penuh” atas seluruh wilayah negara Argentina.

Perselisihan antara Inggris dan Argentina mengenai Kepulauan Malvinas (dengan nama kolonial Falkland) memiliki sejarah hampir dua abad. Lebih tepatnya, perselisihan ini dimulai pada tahun 1820. Meskipun jaraknya lebih dari 12.000 kilometer dari London ke pulau-pulau yang disengketakan, Inggris mengklaim bahwa seorang pelaut Inggris pertama kali menemukannya pada tahun 1592 dan hampir satu abad kemudian pada tahun 1690, orang Inggris pertama yang menginjakkan kaki di pulau-pulau tersebut.

Kepulauan Malvinas

Menariknya, Inggris menggunakan ekspresi penemuan kolonial. Seolah-olah orang-orang asli hilang di sana dan orang-orang Eropa membawa mereka kembali ke dunia dan umat manusia dengan menemukan mereka.

Para ahli meyakini bahwa tujuan utama pendudukan Inggris di Kepulauan Malvinas adalah untuk menguasai selat yang dianggap sebagai salah satu dari lima selat strategis di dunia ini.

Berdasarkan kedaulatannya atas pulau-pulau tersebut, Inggris mengklaim memiliki sebagian besar wilayah Antartika dan perikanan di wilayah ini. Keberadaan sumber daya minyak dan gas di sebagian perairan pesisirnya menambah strategisnya posisi pulau-pulau tersebut, dan akses terhadap kekayaan sumber daya energi di kawasan ini membuat Inggris melanjutkan dominasi sisa era kolonial lama.

Kepulauan Falkland dalam bahasa Inggris (Falkland Islands) dan dalam bahasa Spanyol Malvinas (Islas Malvinas) adalah sebuah kepulauan di Amerika Selatan yang terletak di Samudera Atlantik Selatan, dan pusatnya adalah kota Stanley. Kawasan ini mencakup dua pulau besar dan penting, Falkland Timur dan Falkland Barat, serta hampir 776 pulau kecil yang memiliki luas total 12.173 kilometer persegi dan terletak 483 kilometer dari pantai timur Argentina. Jarak antara kolonialisme Inggris dan pulau-pulau ini lebih dari 12 ribu kilometer.

Tentu saja dan untungnya, dengan tumbuhnya kesadaran dunia dan tekanan terhadap penjajah lama, maka kolonialisme Inggris di Kepulauan Malvinas akan berakhir dan pulau-pulau tersebut akan sampai ke pemilik aslinya. Hal ini memerlukan kerja sama negara-negara yang mencintai kebebasan di dunia. Salah satu alasan dukungan serius Iran terhadap kebebasan Kepulauan Malvinas adalah untuk mengurangi dominasi kolonial dan menggerakkan dunia menuju stabilitas dan perdamaian yang lebih baik.(sl)