May 22, 2024 19:49 Asia/Jakarta
  • Presiden Iran Syahid Ebrahim Raisi bersama para pekerja
    Presiden Iran Syahid Ebrahim Raisi bersama para pekerja

Bank Dunia, dalam laporan terbarunya mengulas kinerja perekonomian Iran, dan menunjukkan keberhasilan pemerintahan Presiden Syahid Ebrahim Raisi.

Dalam laporan Bank Dunia, disebutkan bahwa perekonomian Iran, selama empat tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang stabil meski berada di bawah himpitan sanksi, dan memburuknya situasi geopolitik yang tidak pasti.
 
Menurut laporan Bank Dunia, sektor minyak membantu pertumbuhan ekonomi Iran, yang stabil ini, sementara sektor non-minyak terutama jasa dan industri, dianggap sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi Iran.
 
Sektor produksi didorong untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam negeri, dan hal ini telah menetralisir dampak sanksi hingga tingkat tertentu di bidang jaminan sosial, dan distribusi bantuan tunai untuk masyarakat, sedikit banyak telah menurunkan dampak guncangan ekonomi global atas kehidupan lapisan masyarakat rentan, dan membantu pertumbuhan ekonomi yang stabil.
 
 
Pertumbuhan Ekonomi 5,1 Persen, dan Tingkat Pengangguran 7,6 Persen
 
Bank Dunia, menyinggung detail capaian pemerintah Presiden Syahid Ebrahim Raisi, di bidang ekonomi, dan menulis, "Pertumbuhan ekonomi Iran, pada medio tahun 2023-2024 yang sebagian besar dihasilkan oleh sektor minyak dan jasa, mencapai 5,1 persen. Nilai tambah sektor minyak mengalami peningkatan sebesar 17,1 persen yang disebabkan berkurangnya penawaran di pasar global, dan keberhasilan pemerintahan Presiden Syahid Raisi, memasarkan minyaknya melalui ekspor."
 
Sektor non-minyak juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,8 persen sehingga menyebabkan lapangan pekerjaan kembali pulih seperti masa sebelum COVID-19. Lapangan kerja mengalami pertumbuhan sebesar 2,9 persen, dan tingkat pengangguran mencatat rekor dengan turun hingga 7,6 persen.
 
 
Pemerintahan Raisi Menurunkan Angka Kemiskinan
 
Dalam rentang waktu antara tahun 2020-2021 dan 2023-2024, seiring dengan menggeliatnya kembali perekonomian, angka kemiskinan di Iran, juga mengalami penurunan.
 
Dalam waktu dua tahun angka kemiskinan menurun 7,4 persen, dan lapisan penduduk Iran, yang berada di bawah garis kemiskinan menurun sebesar 2,2 persen.
 
 
Kesenjangan di Iran, Berkurang, dan Koefisien Gini Turun 34,8 Persen
 
Di antara tahun 2020-2021 dan 2022-2023, empat desil rendah mengalami pertumbuhan konsumsi yang lebih besar dibandingkan dengan enam desil di atasnya, artinya terjadi penurunan ketidakadilan di Iran. Koefisien Gini, menurun dari 35,8 persen menjadi 34,8 persen.
 
 
Tingkat Inflasi Terus Turun
 
Laporan Bank Dunia, memprediksi pertumbuhan ekonomi Iran dan menulis, pertumbuhan ekonomi Iran, diharapkan akan mencapai 2,8 persen antara tahun 2024-2025 dan 2025-2026.
 
Pertumbuhan produksi signifikan, dan ekspor minyak yang kita saksikan pada tahun 2023-2024, di masa ini mencapai keseimbangan, dan hal ini juga mempengaruhi sektor non-minyak. Tingkat inflasi akan terus mengalami penurunan.
 
Neraca transksi berjalan berada pada kondisi surplus, dan sepertinya surplus transaksi berjalan ini akan menurun secara bertahap dipengaruhi oleh penurunan harga barang di tingkat internasional, dan persaingan di pasar global. Diprediksikan kemiskinan di Iran, akan terus mengalami penurunan. (HS)