Kerja Sama dengan Israel, 120 Universitas Amerika Boikot Google
(last modified Fri, 21 Jun 2024 11:09:10 GMT )
Jun 21, 2024 18:09 Asia/Jakarta
  • Kerja Sama dengan Israel, 120 Universitas Amerika Boikot Google

Mahasiswa di lebih dari 120 universitas telah menandatangani perjanjian untuk tidak menerima pekerjaan atau pelatihan internal di Google dan Amazon sampai kedua perusahaan raksasa ini membatalkan kemitraan mereka dengan penjajah Zionis dalam bentuk proyek "Nimbus".

Proyek Nimbus adalah kontrak yang ditandatangani pada tahun 2021 senilai 1,2 miliar dolar dengan tujuan menyediakan layanan cloud elektronik kepada tentara dan pemerintah Israel. Menurut Pars Today, teknologi ini memungkinkan Israel untuk secara ilegal memantau dan mengumpulkan lebih banyak informasi warga Palestina dan juga memfasilitasi pengembangan pemukiman ilegal Zionis di tanah Palestina.

 

Menurut berita situs Al-Arabi Al-Jadeed, lebih dari seribu ratus mahasiswa sains dan teknologi, teknik dan matematika, serta karyawan muda dari lebih dari 120 universitas, menandatangani surat komitmen, yang isinya adalah tidak menerima pekerjaan atau pelatihan internal di dua perusahaan, Google dan Amazon, hingga kedua perusahaan ini membatalkan kemitraan mereka dengan pendudukan Zionis dalam bentuk rencana Nimbus.

 

Mahasiswa pascasarjana dari Universitas Stanford, Universitas California di Berkeley, dan Universitas San Francisco termasuk di antara para penandatangan ikrar ini, dan banyak dari mereka baru-baru ini berpartisipasi dalam demonstrasi menentang proyek "Nimbus" di depan kantor pusat Google di San Francisco, bersama karyawan sektor teknologi dan aktivis pro-Palestina.

 

Boikot Google dan Amazon oleh universitas-universitas Amerika terjadi ketika kedua perusahaan raksasa ini tercatat sebagai salah satu perusahaan terbaik untuk merekrut lulusan sains dan teknologi, teknik dan matematika, karena lebih dari 485 lulusan Universitas California di Berkeley dan 216 lulusan Universitas Stanford bekerja di Google.

 

Sanksi ini sejalan dengan proyek "Teknologi tidak untuk melayani apartheid", yang telah diorganisir oleh beberapa gerakan untuk mendukung Palestina sejak awal serangan agresor Zionis di Gaza, dan juga mendukung sejumlah karyawan yang mendukung Palestina telah dipecat dari perusahaan teknologi, termasuk Google, karena menentang kerja sama dengan penjajah Israel.

 

Dalam surat komitmen yang ditandatangani oleh para mahasiswa, disebutkan: Palestina sangat dirugikan oleh pengawasan dan kekerasan yang dilakukan Israel dan proses ini diciptakan melalui peningkatan kemampuan komputasi cloud dan penyediaan terknologi terbaru bagi Israel dan tentaranya; Dalam konteks ini, Amazon dan Google telah membantu rasisme Israel untuk menimbulkan lebih banyak kekerasan terhadap warga Palestina. (MF)