Jul 02, 2024 17:19 Asia/Jakarta
  • Catatan Siamak Namazi
    Catatan Siamak Namazi

Baru-baru ini sebuah catatan Siamak Namazi dirilis oleh laman The Guardian yang berusaha mencitrakan langkah Iran dalam melawan aksi spionase dan penangkapan mata-mata Barat sebagai tindakan tidak manusiawi .

Siamak Namazi dalam catatannya di laman The Guardian dengan tajuk "Saya mengalami Evin, penjara paling terkenal di Iran. Bagaimana bisa Swedia membiarkan warganya meninggal di sana?", fokus tulisannya adalah untuk mengungkapkan keprihatinan tentang situasi "Ahmad Reza Jalali", seorang warga berkewarganegaraan ganda Swedia-Iran, yang dipenjara di Iran, dan untuk mempromosikan Iranofobia yang diinginkan Amerika dan Israel seperti tradisi media-media Barat.

 

Dalam laporan Pars Today kali ini, kita melihat beberapa fakta yang disembunyikan oleh Siamak Namazi dan sejumlah klaimnya.

 

Siamak Namazi, warga berkewarganegaraan ganda AS-Iran ditangkap di Iran tahun 1394 Hs (2015) dengan kejahatan bekerja sama dengan pemerintah yang bermusuhan dengan Tehran.

 

Ia adalah satu dari lima mata-mata Amerika yang tahun lalu berdasarkan kesepakatan Republik Islam Iran dan Amerika ditukar dengan lima arga Iran yang ditahan di Amerika.

 

Dalam catatan ini, Siamak Namazi mencoba mencitrakan putusan pengadilan independen Iran terhadap mata-mata barat tidak manusiawi dengan dalih pembebasan dua mata-mata Swedia dengan imbalan pembebasan Hamid Nouri, warga Iran yang ditangkap di Swedia karena klaim palsu dan kontradiktif kelompok teroris MKO.

 

Siamak Namazi dalam catatannya seraya memprovokasi emosi pembaca, ingin membersihkan kejahatan mata-mata ini dan kelompok MKO.

 

Seperti bagian catatannya ia menulis, "Saya adalah mantan sandera. Saya menghabiskan delapan tahun di penjara Evin Iran, menanggung penawanan dan kekejaman."

 

Lebih lanjut ia menggunakan istilah "Kelompok Oposisi" bagi kelompok teroris MKO yang membantai sedikitnya 17 ribu tahanan, tanpa menyebutkan kejahatan kelompok teroris ini.

 

Anak Iran korban kejahatan MKO

 

Dalam catatannya, Namazi juga mencoba menyampaikan kepada pembaca perasaan bahwa Iran menangkap warga asing dan turis yang tidak bersalah dan melepaskan penjahat sebagai imbalannya. Ini jelas merupakan kebohongan karena setiap tahun puluhan ribu warga negara barat dengan mudah melakukan perjalanan ke Iran dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan alam yang indah di negara ini.

 

Selain itu, menurut laporan Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), Iran dalam 11 bulan pertama tahun lalu (2023) menerima kunjungan 5.238.564 wisatawan.

 

Selain itu dan dalam konteks ini, tidak ada salahnya untuk menyebutkan traveler  Polandia Kamila Napora, yang mengatakan dalam blognya tentang pengalaman pariwisata di Iran: "Orang Iran hangat, ramah dan ingin tahu, dan saya tidak merasakan mereka kesal terhadap wisawatan yang berkunjung ke negara mereka, tapi sebaliknya mereka senang dengan kunjungan wisatawan asing. Saya mempunyai pengalaman serupa di negara-negara lain, seperti Selandia Baru atau Georgia, namun Iran adalah salah satu tempat teratas di mana saya pernah bertemu dengan orang-orang yang paling ramah. Saya diundang ke rumah-rumah penduduk untuk makan malam, saya diundang untuk bergabung dengan mereka. Restoran dan penduduk setempat membeli makanan Iran untuk saya coba. Itu adalah salah satu pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan."

 

Namazi dalam catatannya seraya memprotes kinerja pemerintah Swedia dalam proses pertukaran tahanan dengan Iran yang berujung pada pembebasan dua mata-mata Swedia bernama Johan Floderus dan Saeed Azizi, menyebut keputusan Stockholm untuk membiarkan Ahmad Reza Jalali sendirian sebagai tindakan yang “tidak berperasaan”.

 

Patut dicatat bahwa Jalali adalah agen terpenting Dinas Rahasia Israel (Mossad) yang diidentifikasi dan ditangkap aparat keamanan Republik Islam Iran. Berdasarkan pengakuan Jalali, salah satu permintaan Mossad kepadanya adalah mengumpulkan informasi ilmuwan industri nuklir Iran.

 

Tentu saja, sebelum ditangkap di Iran, selama berada di Amerika, Siamak Namazi bekerja sama dengan National Defense University of America (NDU), yang dianggap sebagai badan ilmiah dan intelijen Pentagon (Departemen Pertahanan AS), dan berpartisipasi dalam pertemuan rahasia lembaga ini. Namazi juga aktif melawan Iran di Institut Studi Keamanan Nasional Israel (INSS) yang berbasis di Tel Aviv. Misalnya, ia berpartisipasi dalam pertemuan yang diadakan di lembaga ini pada tanggal 22 Farvardin 1392 Hs (11 April 2013), hanya dua bulan sebelum pemilihan presiden Iran, dan menganalisis kondisi kemungkinan untuk menciptakan krisis di Iran. (MF)

 

Tags