Ekonomi Asia | Paket Dukungan Pemerintah Jepang untuk Memperbaiki Kondisi Ekonomi

Pars Today – Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi memperkenalkan paket stimulus besar senilai 21,3 triliun Yen.

Paket ini mencakup subsidi energi, pembayaran tunai untuk setiap anak, serta investasi di sektor-sektor kunci seperti semikonduktor dan kecerdasan buatan. Menurut laporan Pars Today, tujuan utama pemerintah Jepang adalah mengurangi tekanan biaya hidup dan memperkuat konsumsi rumah tangga—hal yang penting untuk mengeluarkan ekonomi dari kondisi semi-resesi.

Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Jepang memasuki fase inflasi, dengan tingkat inflasi melampaui target 2 persen Bank Sentral. Kenaikan upah, harga energi yang tinggi, serta lemahnya yen membuat inflasi semakin bertahan. Bank Sentral Jepang mempertahankan suku bunga pada level 0,5 persen dan mengikuti jalur pengetatan secara bertahap. Paket stimulus ini, selain mendukung rumah tangga dan investasi, juga ditujukan untuk menstabilkan yen—yang pengelolaannya sangat vital bagi perekonomian Jepang.

Penurunan Laba Perusahaan Industri di Tiongkok

Badan Statistik Nasional Tiongkok dalam laporannya menyatakan bahwa laba perusahaan industri di negara tersebut mengalami penurunan. Laba total perusahaan industri dengan pendapatan tahunan lebih dari 20 juta yuan (sekitar 2,82 juta dolar AS) pada Oktober 2025 turun 5,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Data badan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata laba empat bulan pertama tahun ini justru meningkat 1,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.

Industri Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir menghadapi serangkaian tantangan dan fluktuasi ekonomi. Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi yang cepat dan investasi besar di sektor-sektor kunci membuat perusahaan industri mampu meraih keuntungan yang cukup baik. Namun di sisi lain, faktor domestik seperti meningkatnya biaya produksi, fluktuasi pasar dalam negeri, serta perubahan regulasi memberikan tekanan signifikan terhadap kinerja perusahaan. (MF)